Chapter 4: Give Up

1.8K 182 31
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Penulisan EYD yang Kurang Tepat dan Typo Bertebaran ⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

🎀🎀🎀🎀

17.00 PM

Batas penitipan sudah berakhir sedari tadi, semua anak telah di jemput oleh orang tuanya terkecuali Nada yang kini duduk manis di depan pintu dengan memeluk tas usang miliknya.

Gadis mungil itu terdiam dengan tatapan kosongnya, ia asik dengan dunianya sendiri. Suara ketiga pengasuhnya juga tidak ia hiraukan sampai terdengar suara gerbang sekolah terbuka seketika Nada terfokus ke arah sumber suara.

Nampak sosok pria yang tak lain adalah kakaknya yaitu Leo berjalan kearahnya hingga badan mungil itu sontak berdiri seraya memeluk tasnya.

"Siapa anda?" Tanya Agna ketika Leo kini sudah berdiri di hadapan Nada.

"Saya tetangganya yang di minta ibu Lina untuk menjemput anaknya" ucap Leo yang tak mau mengakui status sang adik, sungguh ia terlalu malu mengakui adiknya yang aneh itu.

Agna sempat tidak percaya namun melihat Nada yang memegang tangan Leo membuat wanita itu tahu bahwa Leo adalah orang yang di kenal oleh Nada.

"Baiklah, tolong sampaikan untuk tidak terlambat menjemput Nada setidaknya lima menit sebelum jam lima karena batas penitipan hanya sampai jam empat sore" ucap Agna dan hanya di balas anggukkan malas dari Leo.

"Terima kasih, nanti akan aku sampaikan pada ibunya" ucap Leo dan hal itu hanya di balas anggukkan oleh Agna. Kemudian wanita itu membungkukkan badannya demi mensejajarkan wajah Nada yang kini tidak mampu membalas kontak mata sang pengasuhnya.

"Sampai bertemu besok Nada, dadah.." ucap Agna seraya mengangkat satu tangan Nada agar bisa melambai ke arahnya setelah itu ia juga mengangkat satu tangannya yang bebas untuk membalas lambaian tersebut.

"Bilang apa Nada? Dadah.." ucap Agna agar Nada mampu mengucapkan kata yang sama seperti apa yang ia ucapkan. Sedangkan Leo merasa kesal karena dirinya melihat Nada hanya diam, ingin sekali rasanya ia menarik rambut Nada namun situasi saat ini tidak memungkinkan.

"Dadah ibu.." ucap Leo seolah mewakili ucapan Nada kemudian terlihat menarik tangan Nada untuk segera pergi dari tempat penitipan itu.

Agna sedikit terkejut namun setelah itu ia menatap sendu bagaimana Nada terlihat sedikit terseret mengikuti langkah kaki Leo.

"Tolong pelan-pelan pak!" Seru Agna dan membuat Leo berbalik badan kemudian tersenyum tipis setelah itu pria tersebut kembali menarik Nada namun kali ini tidak seperti sebelumnya.

"Cih.. dimanapun kau berada kau selalu merepotkan sialan!" Ucap Leo seraya menyentak tangan Nada hingga membuat si kecil terkejut dengan tubuh yang bergetar.

Nada & Luka (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang