Chapter 15: Trap

3K 346 24
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Penulisan EYD yang Kurang Tepat dan Typo Bertebaran ⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

🎀🎀🎀🎀

Tap

Tap

Tap

Lina berlari cepat menuju IGD rumah sakit setelah mendengar kabar bahwa Nida baru saja mengalami kecelakaan. Raut khawatir sangat terlihat jelas sampai dimana ia mendengar tangisan kuat seorang anak kecil yang begitu ia kenal.

"Putriku!" Lina menatap di sudut ruangan, di mana terdapat brankar yang tak jauh dari posisinya. Wanita itu melihat bagaimana Nida menangis ketika ada beberapa pria berjas putih yang mengerumuninya.

"Ni-nida.." ucap Lina ketika ia telah berdiri di samping brankar. Mata wanita itu seketika berair ketika melihat kondisi Nida yang begitu mengenaskan.

Pakaian sekolah yang dikenakan Nida dilumuri oleh bercak darah, begitu banyak kapas berlumuran darah yang digunakan dokter demi memberikan pertolongan pertama bagi anaknya.

"Seperti kita harus siapkan ruang operasi, ada bagian sobek yang cukup panjang di bagian kepala pasien" ucap sang dokter membuat Lina membulatkan matanya.

"Tolong selamatkan putriku.. to-tolong.."

Lina merasa tubuhnya melemah di hadapkan situasi saat ini. Tak lama kemudian Leo juga datang menyusul dan kini berusaha menenangkan ibunyabyang nampak syok.

"Nida akan baik-baik saja bukan Leo?"

"Semoga saja"

🎀🎀🎀🎀

Two Days Later

Rangga tersenyum penuh kemenangan ketika Nada mengalungkan kedua tangan pendeknya pada lehernya. Pria itu menatap Natta dan Azam yang sudah menahan rasa kesalnya.

Ketiga pria itu telah siap dengan pakaian formal mereka dan siap berangkat bekerja setelah menyelesaikan sarapan pagi mereka. Namun pagi ini terjadi sebuah kompetisi dimana ketiga kakak Nada sedang memperebutkan Nada untuk ikut bersama mereka.

"Seluruh karyawanku belum mengetahui adik bungsuku, jadi baby Nada harus bersamaku" ucap Rangga.

"Kalau kau lupa ada beberapa relasi bisnismu hadir di acara yang di adakan oleh ayah semalam. Mereka pasti tahu siapa baby Nada sekarang." Sahut Natta membuat Rangga terdiam dengan menampakkan wajah datarnya seolah tidak terpengaruh sama sekali dengan ucapan sang sulung.

Azam hanya diam karena pria itu memang tidak akan pernah bisa menang pada lawan bicara seperti Natta dan Rangga yang hebat membuat lawan bicara bungkam.

"Apa kau yakin? Itu hanya beberapa Natta. Kalau kau lupa, relasi bisnisku begitu banyak, bahkan lebih banyak darimu" balas Rangga dengan nada yang begitu tajam dan penuh intimidasi. Sedangkan Natta terkekeh pelan mendengar jawaban Rangga. Adapun Azam hanya menghela napasnya dan menggelengkan kepalanya.

Nada & Luka (THE END)Where stories live. Discover now