22

881 93 9
                                    

.
.
.
.
.

Tak terasa waktu terus berlalu, bahkan tahun sudah berganti begitu cepat.
Sekarang Jennie sudah memasuki kelas X SMA, Jisoo dan Irene sudah kuliah di kampus yang sama,
Jisoo berada di semester 4 dan Irene di semester akhir.

Hari ini kedua orangtua mereka harus ke Jepang, karena ada masalah serius di salah satu perusahaan mereka yang ada disana.

Bagaimana hubungan Jisoo dan Jennie ?

Ya masih sama seperti dulu, Jisoo yang memang sangat cemburu pada adiknya dan gengsi menunjukan kasih sayangnya pada adik kecilnya itu tetap mempertahankan sikap tak suka nya pada Jennie, ia memang sudah tak ernah menjahili lagi, jarang marah-marah atau membentak Jennie lagi, itu semua berhenti sejak kejadian dimana waktu itu Jennie berusia 13 tahun Jennie sempat masuk rumah sakit karena ketakutan berlebihan saat dibentak Jisoo, bahkan harus dirawat selama seminggu, setiap melihat Jisoo pasti dia akan ketakutan dan seperti susah mengatur nafasnya.

Jennie tak pernah marah pada Jisoo, karena memang dia sangat menyayangi kakaknya itu, dia hanya takut jika akan dimarahi atau dibentak lagi, walau begitu Jennie masih saja mencoba mendekati Jisoo sama seperti dulu saat Jennie masih balita.

Ngomong - ngomong masalah Uyu mommy, syukurnya Jennie sudah terlepas dari ketergantungan itu, hanya saja saat demam atau merasa gelisa, Sang Mommy lah yang akan memberikan Uyu nya, walaupun sudah tak ada airnya yang keluar.
Begitu juga baby Pacifier Jennie hanya membutuhkan disaat saat tertentu saja, makanya ia selalu membawa 1 atau 2 baby Pacifier di dalam tas nya, untuk jaga-jaga saja mana tau ia akan membutuhkan, ia akan menghisap benda itu tanpa rasa malu saat berada rumah atau di sekeliling keluarganya, tapi jika diluar itu ia akan menghisap dengan mulut dan hidung yang tertutup masker.
.
.
.

Pukul 14.30 di sekolah
"Nini, kau belum dijemput?"

"Belum Rosie, Paman ataupun Rene Unnie belum kelihatan"

"yasudah kita bareng saja"

"em, terimakasih Rosie tapi Nini akan dijemput kok sebentar lagi, Rosie duluan saja, Nini juga akan ke kantor Haraboji"

"Oh gitu, yasudah tak apa kan Rosie duluan"

"Tak apa Rosie mungkin sebentar lagi paman sampai, sudah sana, bye Rosie"

"Kenapa paman tak bisa di telpon" gumamnya pelan sambil terus menghubungi

"Ah Unnie sampai lupa" mencoba menghubungi Irene

"Unnie angkat, please" ucapnya mulai gelisa saat Irene tak mengangkat telponnya

"Haraboji dan Halmoni juga tak mengangkat, baby sudah lelah menunggu" gumamnya mulai merasa kesal

"ish mommy Daddy juga tak mengangkat, baby takut jika harus menaiki taksi atau bus, mommy hiks"

"Nona Kim, Tumben hari gini masih di sekolah, apa belum ada yang menjemput?" Tanya security

Jennie yang mulai kelelahan karena terus berdiri menunggu jemputan hanya menggelengkan kepalanya saja untuk menjawab pertanyaan security

Jam sudah menunjukkan pukul 15.30
Sudah satu jam lamanya Jennie menunggu jemputan, sudah mencoba menghubungi semua, tapi tak ada satu pun yang mengangkat, Paman Park malah tak bisa dihubungi

"Nona Kim, Mau kemana?" Panggil security berteriak karena Jennie sudah berjalan kaki kearah jalan pulang ke rumah mereka

"Apa dia akan mencari taksi? Ah Pasti akan mencari taksi di dekat minimarket, Nona Kim kan sangat suka nongkrong di minimarket itu" gumam security saat panggilannya tak disauti Jennie

Jennie hanya terus berjalan hingga sekarang ia berhenti karena berada daerah yang mulai sepi.

"Mommy, Daddy baby harus bagaimana hiks" ujarnya merasa kelelahan sambil sedikit menunduk memegang kedua lututnya

SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang