9. Tiga Lelaki

22 9 0
                                    

***

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

***

Bau obat obatan khas rumah sakit begitu jelas tercium di hidung mancung Aluna, gadis itu tengah menatap nanar Sagita, ia tidak tega jika mamah nya menderita seperti ini.

"Ayah jahat banget" Monolog nya sambil menatap ubin lantai rumah sakit dan meneteskan air mata, ia menangis.

Sudah 3 hari 3 malam malam Sagita berbaring di ranjang rumah sakit bersama sang putri yang selalu bersedia berada di sisinya, Aluna rela tidak pergi ke sekolah demi menemani Sagita.

Saat tengah melamun meratapi nasib keluarga nya, tiba tiba ia di kejutkan dengan suara ketukan ke ruangan VVIP yang ia tempati, ternyata itu kedua sahabat nya, Raifa dan Arlen.

"Unaaa gua kangen banget sama lu" Teriak Raifa sembari memeluk gadis itu dan dapat pelototan dari Arlen karena suara nya yang begitu lantang, Raifa hanya menanggapi nya dengan cengengesan wajah tanpa dosa nya, lalu mereka mendekati ranjang yang di tempati Sagita, setelah lama berbincang di ruangan tersebut, mereka di kejutkan lagi oleh suara ketukan pintu, ternyata itu adalah Sergio dan bunda nya.

Amira, bunda Sergio sekaligus sahabat dari  Sagita, mereka berdua benar benar effort untuk menjenguk Sagita.

"Na dia siapa?" Tanya Raifa berbisik sambil melirik pada Sergio, ia menanyakan siapakah Sergio?

"Iya na lu hutang penjelasan ke kita" Sambung Arlen sambil berbisik juga.

"Kenapa nih kalian bisik bisik" Ujar Amara pada ketiga remaja tersebut.

"E-eh ini tante urusan anak muda" Jawab Aluna sambil menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Luna kamu belum makan kan? Makan dulu sana sekalian ajak teman teman kamu, pasti kalian juga belum makan kan?" Ucap Sagita yang sekarang tengah duduk di ranjang rumah sakit sambil tersenyum penuh tulus.

"Iya tuh itu temen Aluna masih pake baju sekolah, pasti belum makan" Sambung Amara.

"Keluar dulu gih cari makan, sekalian ajak Gio, mamah sama tante Amara mau ngobrol berdua" Timpal Sagita.

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pergi ke cafe di sebrang rumah sakit, sambil Aluna menceritakan tentang Sergio pada kedua sahabatnya yang kepo itu.

Sejujurnya Aluna masih canggung terhadap Sergio karena lelaki itu telah mengungkapkan perasaan nya, tapi mau bagaimana lagi? Toh mereka akan terus bersama sama tanpa melibatkan perasaan, Aluna juga telah menyuruh Sergio untuk menghilangkan rasa cintanya pelan pelan, meskipun itu susah, tapi Sergio harus bisa.

Saat mereka tengah berbincang asik tiba tiba handphone Aluna berdering tanda ada yang menelepon.

"Gua mau ngangkat dulu telponnya" Ijin sang empu pada ketiga nya dan di balas dengan anggukan kepala tanda setuju.

"Hallo cantik" Ucap lelaki di sebrang sana begitu tulus. Arziel, pacar nya.

"Iya hallo, kenapa kak?" Jawab sang gadis.

ALUNA: si gadis pengganti Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt