Bab. 29

1.5K 129 7
                                    

     Pagi telah tiba. Zhou Shiyu mengerjabkan matanya membiasakan cahaya mentari memasuki retinanya. Ia juga meregangkan sedikit badannya demi mengusir rasa kantuk yang masih enggan untuk pergi.

     Um? Sejak kapan jendela kamarku menghadap langsung ke arah matahari terbit? Batin Zhou Shiyu dengan bergerak menyandarkan tubuhnya ke bahu ranjang sembari memakaikan kacamata bulat besar miliknya. Ia pun sambil mengingat-ingat dengan apa yang telah terjadi dengannya tadi malam. Tak lupa dengan sambil memperhatikan ke sekitar dimana luas kamar itu sedikit lebih sempit dari biasanya. Terlebih, dapur dan meja makan tidak langsung terlihat seperti sebelumnya.

     Kamar VVIP 336!!

     Zhou Shiyu langsung melompat dari kasur sesaat setelah ingatannya kembali. Ia sontak berdiri sembari mengamati barang-barang yang ada.

     Hmmm.... Aneh. Mengapa semuanya terlihat rapi sekali. Ini tidak seperti Wang Yi yang aku kenal. Sungutnya dengan berjalan memeriksa laci dan lemari yang sudah tersusun rapi oleh semua pakaian serta peralatan rias wajah miliknya.

     "Bao bei, kau sudah bangun?" Zhou Shiyu spontan menoleh ke arah pintu yang terbuka mendapati Wang Yi yang sudah berdiri dengan spatula dan wajan di kedua tangannya, sudah mengenakan seragam sekolah dengan kancing yang masih terbuka.

     "Sarapan sudah aku siapkan. Kau, mau mandi terlebih dahulu atau sarapan sekarang?" tanya Wang Yi dengan semringah. Ia tampak kelihatan segar sekaligus ceria sekali hari ini.

     Zhou Shiyu memberikan tatapan seperti menunjuk ke sekitar sambil berjalan mengampiri Wang Yi.

     "Bagaimana? Keren sekali bukan kekasih tampanmu ini?" Cetus Wang Yi dengan sombongnya seraya memainkan dagu dengan membuat tanda centang menggunakan jempol dan telunjuk tangannya.

     "Ini sungguh jenis perkembangan yang tidak dapat diprediksi. Ibu bangga sekali padamu, Nak." Sahut Zhou Shiyu dengan menepuk pelan kepala Wang Yi. "Tapi bisakah kau jelaskan dengan bagaimana caranya piring berisi irisan buah pir itu ada di nakas?" tanya Zhou Shiyu sambil menunjuk menggunakan gedikan dagunya. Tak lupa disertai dengan senyuman miringnya.

     "Ha? Piring?" Ulang Wang Yi dengan menunjukkan wajah polos kebingungan.

     Tak!
     Zhou Shiyu menjentik dahi Wang Yi.

     "Uwh!" Wang Yi mundur selangkah sembari memindahkan spatula ke tangan kirinya yang masih mengenggam wajan. Ia tadinya hendak berniat membangunkan Zhou Shiyu dengan cara memukulkan wajan menggunakan spatula. Sebab, dari informasi yang pernah ia dengar dari anak-anak yang gemar bergosip tapi menggunakan suara toak, Zhou Shiyu adalah orang yang cukup sulit untuk dibangunkan. Entah mereka dapat info itu darimana, yang pasti Wang Yi sudah memiliki pernyataan validasi langsung dari salah seorang sahabat terbaiknya, Su Shanshan. Ia bilang, Zhou Shiyu memang orang yang sulit untuk dibangunkan ketika sedang tidak memiliki agenda apapun. Kecuali seperti berangkat sekolah ataupun aktivitas wajib seperti waktu ia pernah terpilih menjadi ketua komdis dulu. Tapi... mengingat kekasihnya itu pingsan tadi malam gara-gara dirinya, Wang Yi pun khawatir kalau Zhou Shiyu tiba-tiba lupa saat bangun. Sebab ia pingsannya berlanjut dengan tidur. Makanya Wang Yi iseng ingin membangunkannya dengan cara yang berisik. Tapi ia tidak berpikir bahwa bisa saja aksinya itu akan membuat Zhou Shiyu pingsan dua kali. Untungnya hal itu tidak terjadi.

     "Mengapa kau menjentik dahiku?" Dengus Wang Yi dengan mengusap dahinya pelan. Matanya pun memicing tajam menandakan bahwa ia sedang kesal.

     "Ckck, aku sudah lama tinggal di asrama, Yiyi. Aku bahkan sudah hapal jadwal bibi-bibi asrama yang akan datang di jam pagi untuk memeriksa sekaligus merapikan kamar serta meninggalkan sepiring buah pir di atas nakas." sahut Zhou Shiyu dengan melipat tangan di dada dan memutar bola mata.

Dream Catcher (SQHY 4331) (Sedang Diperbarui) Where stories live. Discover now