26. Perubahan Sikap

56 11 0
                                    

Sejak bercerai, Theo hampir tidak pernah datang ke rumah Raisya lagi, sebab fokus utamanya adalah mencari keberadaan Anna di samping bekerja untuk tetap bisa membiayai dua anaknya agar Raisya tidak terlalu terbebani apalagi dengan kondisi yang tidak lagi bekerja.

Di saat Theo hendak menghabiskan hari minggunya dengan tidur agar membayar semua lelahnya selama hari kerja sampai Sabtu—ia mendadak berubah pikiran setelah mendengar ucapan Dewi.

"Bella sama Fella kangen banget sama kamu, Theo. Kamu nggak kangen sama mereka?"

Theo sebelumnya sudah memejam di atas kasurnya, segera membuka mata. Ia kehilangan kantuknya, sehingga langsung duduk sembari mengusap wajah secara kasar demi menyegarkan diri sendiri.

"Kamu bukan laki-laki buruk seperti papa atau mantan mertua laki-laki kamu, jadi jangan biarkan Bella sama Fella merasakan apa yang kamu dan Raisya alami semasa kecil, Theo. Apalagi, hubungan kamu sama Raisya masih baik-baik aja walaupun bukan suami-istri lagi. Jadi, Mama harap, kamu bisa luangin beberapa menit aja per Minggu buat ketemu sama anak-anak kamu," ucap Dewi di ambang pintu kamar putranya. "Tiap malem, mereka selalu video call Mama karena kamu bicara sama kamu. Tapi kamunya jarang pulang. Jadi, tolong ya, temui mereka sebentar. Atau, Bella sama Fella aja yang ke sini? Nanti Mama mintain izin sama Raisya—"

"Nggak perlu, Ma," kata Theo sembari menguap lebar. "Biar aku yang ke sana."

"Setelah ketemu mereka, kamu bisa pulang buat langsung tidur. Kamu nggak perlu lama di sana, asalkan Bella sama Fella tahu kalau papa mereka nggak tinggalin mereka."

Theo turun dari tempat tidur dengan gumaman singkat, tidak terlalu memedulikan saran dari ibunya. Ia bahkan keluar begitu saja, tanpa melirik Dewi atau meminta permisi lebih dahulu.

Sangat tidak sopan, jika mengingat bagaimana patuhnya Theo dulu terhadap Dewi. Namun Dewi menyadari bahwa kesalahannya terlalu besar untuk dimaafkan putranya sendiri. Inginnya menyempurnakan pernikahan sang anak, malah menjadi alasan perpisahan mereka.

"Theo ...." Dewi memanggil lirih setelah putranya berjalan beberapa langkah di depannya. "Maafin Mama ... Maaf .... Mama cuman mau ngasih yang paling terbaik buat kamu, Nak."

Jangankan mengindahkan ucapan tersebut, Theo bahkan tidak menghentikan langkahnya sama sekali. Membuat Dewi mendongak putus asa karena kesalahannya sendiri.

Menggunakan motor, Theo meninggalkan pekarangan rumahnya. Ia bahkan belum sempat mandi atau sekadar membersihkan wajah sendiri, sebab niatnya seharian ini adalah bermalas-malasan. Namun, ia ternyata jauh lebih malas jika harus berurusan dengan sang ibu. Maka dari itu, niat Theo datang ke rumah Raisya selain untuk menemui dua putrinya, juga karena ingin kabur dari sang ibu.

Setelah beberapa puluh menit perjalanan, Theo sudah hampir berbelok memasuki pekarangan rumah Raisya ketika menemukan sebuah motor matic keluar dari gerbang. Seketika, ia menghentikan kendaraan, demi menyimak sosok perempuan yang mengemudi dengan membawa dua anak—masing-masing di depan dan di belakang.

Theo tidak mengatakan atau melakukan tindakan apa pun, tetapi Raisya—si pengendara—menghentikan motornya. Kemudian berbalik, menemukan dirinya.

"Papa!" Bella yang paling bersemangat memanggil Theo, dan sangat berantusias menghampiri sang ayah. Membuat Raisya kewalahan menjaga sang putri agar tidak jatuh, sementara Fella juga berontak ingin beradu cepat dengan sang kakak untuk menemui Theo.

Theo turun dari motornya agar anak-anak tidak beringas naik ke kendaraan. Ia berlutut di tanah, dengan tangan terentang lebar serta senyum yang merekah sempurna. Menyambut pelukan dari dua putrinya.

"Papa kenapa baru Dateng? Kemarin kenapa Papa nggak dateng-dateng? Papa beneran udah lupa sama kita? Papa beneran udah nggak jadi keluarga kita?" keluh Bella dengan nada lirih, sementara Fella sibuk memanjat tubuh Theo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANNA : Pelakor AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang