-Part 25-

861 126 18
                                    

Semua makanan yang terhidang sudah dihabiskan dan sekarang mereka hanya mengobrol santai.

"Kakak harus kerumah sakit. Ada operasi secara tiba tiba" ujar Jisoora membaca pesan diponselnya.

"Sekarang?" Tanya Rosie sedikit sedih.

Jisoora menatap sang adik dengan tatapan bersalah "Kakak harus pergi sekarang. Maafin Kakak"

"Ya sudah lah" sahut Rosie.

"Jen, kamu tolong hantar Kakak kerumah sakit. Nanti kamu tolong hantarkan Rosie pulang juga ya" ujar Jisoora.

"Baiklah Kak" sahut Jennifer beralih menatap Lalice dan Rosie secara bergantian "Kalian berdua disini saja. Nanti Kakak kembali kesini"

"Tidak. Aku ikut sama kalian" sambar Rosie dengan cepat.

Dahi Jenniefer mengernyit "Kakak hanya ingin kamu menghabiskan waktu berdua bersama Lalice loh. Kalian itu seumuran dan kalian cocok menjadi teman"

Rosie menghela nafasnya dengan kasar "Terserah Kakak saja. Aku pulang duluan" tanpa aba aba, dia melangkahkan kakinya pergi dari sana.

"Rosie!" Panggil Jisoora namun Rosie tetap melanjutkan langkahnya.

Jisoora menghela nafasnya dengan kasar "Kamu keterlaluan Jen!" Kesalnya.

"Salah aku apa coba?" Bingung Jennifer.

Jisoora menggeram kesal. Kenapa adik pertamanya itu tidak sadar kalau adik bungsu mereka itu tidak menyukai keberadaan Lalice?

"Terserah kamu saja deh! Kakak benar benar kecewa sama kamu! Kamu bukan saja menggagalkan rencana Kakak tapi kamu juga sudah menghancurkan hati Rosie!" Seru Jisoora dengan marah.

Dia menyambar tas serta perbelanjaannya dan kakinya lantas berganjak pergi dari sana.

"Apa apaan ini?" Bingung Jenniefer. Hey! Dia tidak melakukan apa apa yang salah. Kenapa juga kedua saudaranya malah kesal dengannya?

"Lice, mereka kenapa si?" Tanya Jenniefer.

"Kak Jisoora marah sama Kak Jen gara gara Rosie" balas Lalice.

"Maksud kamu?"

"Kak Jisoora sudah berpihak kepada Rosie. Apa pun yang Rosie lakukan, Kak Jisoora pasti akan membela Rosie. Sepertinya posisi Kakak sebagai adik Kak Jisoora sudah digantikan oleh Rosie" ujar Lalice dengan santai namun hal itu sontak membuat Jennifer bungkam.

Apa kata kata Lalice itu ada benarnya?

*
*

Bukannya kembali kemansion, Rosie malah memutuskan untuk meminta supir taksi menghantarnya ke perusahan. Lagian kalau dia kembali kemansion juga, pasti dia akan merasa kesepian.

"Selamat siang Ms" sapa Airin ketika menyadari kedatangan Rosie.

"Selamat siang juga" sahut Rosie "Apa Abang aku ada didalam?"

"Mr Jung ada diruangan anda Ms"

"Baiklah" Rosie melangkahkan kakinya untuk memasuki ruangannya.

Ceklekk

"Abang" panggilnya.

Haeiz sontak menatapnya "Rosie? Kenapa kamu kesini? Kamu tidak percaya Abang bisa membantu kamu menyelesaikan pekerjaan kamu?"

Rosie terkekeh kecil "Tidak mungkin lah. Aku percaya banget sama Abang"

"Terus kenapa kesini? Bukannya Abang sudah bilang sama kamu kalau kamu bisa menghabiskan waktu kamu bersama saudara kamu?"

Rosie menghela nafasnya dengan kasar lantas dia berganjak duduk diatas sofa dengan kesal.

Melihat wajah kesal sang adik, Haeiz langsung saja ikut berganjak duduk disofa.

"Ada sesuatu yang terjadi?"

"Rencana Kak Ji gagal gara gara Kak Jenniefer membawa Lalice. Awalnya Kak Ji sudah menyiapkan banyak rencana untuk aku, dia dan Kak Jen lakukan tapi kehadiran Lalice menghancurkan semuanya" keluh Rosie.

"Terus bagaimana kelanjutannya?" Tanya Haeiz penasaran.

"Kita hanya berbelanja di mall terus makan siang di restaurant. Tapi tadi Kak Ji harus kerumah sakit gara gara ada operasi"

Haeiz mengangguk faham "Ya sudah lah. Mungkin akan ada saatnya kalian bertiga menghabiskan waktu bersama"

"Aku bahkan tidak tahu kapan ianya akan terjadi" balas Rosie mengusap wajahnya dengan kasar.

"Jangan sedih lagi. Mendingan sekarang kamu kemansion orang tua kamu. Mereka pasti sudah rindu sama kamu"

Rosie mencebik "Abang mengusir aku?"

"Hey, ini perusahan kamu. Tidak mungkin Abang mengusir pemilik perusahan ini"

"Perusahan ini milik Daddy ya"

"Dan Daddy akan memberikannya kepada kamu"

"Terserah deh"

Haeiz bangkit dan kembali duduk dibangku kerjanya "Abang akan lanjut bekerja. Kamu pasti bosan jadi mendingan kamu kemansion keluarga kamu saja"

"Baiklah baiklah. Aku akan menghubungi Ash" sahut Rosie.

*

*

Singkat ceritanya, Rosie sudah tiba dimansion keluarganya atas bantuan Ash yang membawanya kesana.

"Apa kamu bisa tunggu disini sebentar? Aku juga tidak akan lama" ujar Rosie.

"Saya akan menunggu Ms disini" sahut Ash.

Rosie mengangguk dan berjalan kearah pintu mansion. Namun langkahnya terhenti didepan pintu itu. Apa yang harus dia lakukan? Itu adalah mansionnya juga bukan? Jadi dia bisa langsung masuk saja. Tapi rasanya tetap tidak sopan kalau dia langsung masuk.

Tidak ada pilihan lagi, Rosie memutuskan untuk menekan bell yang ada.

Ceklekk

"Omo! Akhirnya kamu kesini Nak!" Jinhyun langsung memeluk Rosie dengan erat.

"Mama sehat?" Tanya Rosie membalas pelukan sang Mama.

"Mama sehat Nak. Ayo masuk" ajak Jinhyun menggandeng Rosie memasuki mansion.

"Kenapa sudah lama tidak mengabari Mama? Mama khawatir tahu" ujar Jinhyun.

Rosie tersenyum tipis "Maaf Ma. Aku terlalu sibuk sama pekerjaan aku sehingga aku tidak terlalu memantau ponsel aku"

"Ya sudah lah. Mama mengerti" ujar Jinhyun mengelus kepala Rosie "Ngomong ngomong, apa Jisoora menginap dimansion kamu tadi malam?"

"Iya Ma. Kak Jisoora menginap dimansion aku"

"Terus sekarang dia dimana?"

"Dia sudah kerumah sakit. Ada operasi yang harus dia jalankan"

Jinhyun mengangguk faham. Dia berganjak duduk disofa dengan tangannya yang sudah menarik Rosie agar duduk disampingnya.

"Dimana Papa?" Tanya Rosie.

"Tadi Papa lagi ditaman belakang sama Grandma Grandpa"

"Mereka ada disini!?" Kaget Rosie.

"Mereka bahkan menginap disini tadi malam"

Rosie menghela nafasnya dengan kasar. Andai saja dia tahu kalau Grandma dan Grandpa nya itu ada disana, dapat dipastikan dia tidak akan kesana.






Tekan
   👇

I'm Your Sister ✅(TERBIT)Where stories live. Discover now