chapter 3

695 48 12
                                    

"assalamualaikum"seseorang membuka pintu

Gempa langsung menoleh ke arah pintu, gempa membuka matanya lebar dan berlari ke arah seseorang tersebut dan memeluknya

Seseorang tersebut terkekeh

"Jawablah salam ayah"

"Waalaikumsalam"masih memeluk seseorang yang di sebut ayahnya

"Ayah kenapa ga kasih kabar? Kan gempa bisa bikin teh atau apa"tanya gempa yang masih di posisi sama

"Hehe, kan atok kamu udah kasih tau"

Gempa berpikir sejenak

"Iya juga"gempa makin erat memeluk ayahnya

"Hehe, gempa rindu sangat sama ayah?"tanya sang ayah

"Bangett"

"Dah lah tuh, tak penat ke Korang berdiri dari tadi"

"Eh, mechabot pun disini?"gempa melepaskan pelukannya

"Hmmm"jawab singkat mechabot sambil meminum teh dengan anggun🗿🗿

"Oh ya gempa"amato mulai mengelus kepala anaknya

"Kenapa ayah?"tanya gempa

'duh, imut banget sih anak ku yang satu ini'batin amato

"Ayah?"

Amato tersadar dari lamunannya

"Kan kamu libur 1 bulan, mau tak tinggal sama ayah?"amato memegang bahu anaknya

Gempa menoleh ke arah tok aba dengan khawatir

"Pergi aja gempa, atok bisa jaga diri, lagi pun ada ochobot"tok aba tersenyum

Gempa berlari ke arah tok aba dan memeluknya

"Terima kasih tok aba"jawab gempa sambil tersenyum lebar

"Ya ya"

"Kalo gitu, jom kita berangkat!"amato semangat

"Jom!!"gempa mengambil ponselnya dan mengikuti amato serta ikuti mechabot

"Assalamualaikum tok, jaga diri ya"gempa melambaikan tangannya

"Waalaikumsalam, Iya hati hati"tok aba membalas lambaian tangan gempa

Gempa dan amato pun naik mobil dan di ikuti mechabot

Mereka pun pergi

"OII!!!"teriak tok aba, tetapi tidak ada yang menyadarinya

"Cucuku belum ambil baju-"teriak tok aba di depan rumah tetapi mereka udah pergi

"Nya..."

"Hm"tok aba kembali memasuki rumah karena akan sia sia jika ia berteriak terus





























Diperjalanan

Amato sedang menyetir, Gempa memandang jendela mobil, dan mechabot sedang tidur di kursi belakang

Tiba" gempa teringat jika ia melupakan sesuatunya

"Ayah!!"

"Ya kenapa?"

"Gempa lupa ambil baju!!"panik gempa

Amato ikut terdiam, dia merasa bersalah karena ia yang mengajak gempa tanpa apa apa yang perlu gempa siapkan

Beruntung gempa membawa ponselnya

"Hehe, maaf ya ayah terlalu semangat tadi"

"Ya tak apa"kembali menatap luar jendela mobil

See You Later [Boboiboy Gempa]Where stories live. Discover now