BANG NOVAL

994 52 0
                                    

Di sebuah ruangan gelap dan pengap, bau anyir tercium kuat dari darah yang berceceran di lantai. Suara rintihan kesakitan terdengar nyaring di dalam jeruji besi ruangan itu.

Ctar

Ctar

Ctar

Bunyi cambuk yang bersentuhan dengan kulit menggema begitu saja dengan kerasnya.

Tuan Devil tanpa ampun terus saja mencambuk seseorang pria yang tergeletak tidak berdaya dengan kondisi mengenaskan. Kulit yang tidak lagi utuh, pakaian yang tak lagi berbentuk, kepala yang mengeluarkan banyak darah, banyaknya luka cambukan di seluruh tubuh.

“seratus sembilan delapan”

Ctar

“seratus sembilan sembilan”

Ctar

“dua ratus”

Pada hitungan ke dua ratus, cambukan itu di hentikan. Pria berpakaian hitam dengan dua kancing atas yang di biarkan terbuka, tidak lupa lengan yang di gulung sampai siku itu menendang tubuh yang sudah tak berdaya, menampilkan wajah yang di penuhi oleh darah.

“kau ingin bermain-main bukan? Mari bermain sebuah permainan”

“mari kita dengar, seberapa keras suaramu saat menjerit” ujarnya dengan tatapan yang menusuk.

Tuan Devil mencekram kedua pipi pria itu hingga mulut nya sedikit terbuka. Pada tangan yang lain memegang sebuah tang, dan mengarahkan tang itu ke dalam mulut.

“satu”

Eungh!

“dua”

Eungh!

Dan seterusnya hinggah mulut itu tidak lagi menyisakan satupun gigi, karena semua gigi telah di cabut dengan paksa.

“ini belum sebanding dengan apa yang sudah kau lakukan.” bisik tuan Devil di telingah orang yang sudah tak berdaya.

“cukup untuk hari ini” sambungnya, lalu membiarkan tubuh itu tersungkur begitu saja.

Tuan Devil pergi keluar dari ruangan itu, setelah ia keluar seorang berjas putih masuk ke dalam ruangan menyuntikan sebuah cairan biru bening ke dalam tubuh pria yang sudah tak sadarkan diri. (cairan itu bertujuan untuk membuat jantung tetap berdetak, walaupun orang yang di berikan sudah tidak memiliki kemungkinan untuk bertahan hidup).
....

Sakya berjalan menuju ruagan yang bertulisan VVIP. Sepuluh bodyguard yang ia tugaskan untuk menjaga di luar ruangan menunduk, memberi hormat kepada tuannya.

Sakya melewati mereka begitu saja, saat ia akan menekan sandi untuk membuka ruangan itu, tiba-tiba seorang dari mereka berbicara. “keluarga tuan mudah Niko datang, tuan. Dan sedang berada di dalam.”
Sakya tidak terkejut, karena ia sudah tau. Jika ibu Niko akan datang kemari, karena ia sudah memberitahukan kondisi Niko saat ini.

Sakya menekan sandi pintu di depannya, pintu itu di buka dengan lebar. Betapa terkejutnya ia melihat ada seorang lelaki yang mencekram tangan Niko yang terbalut oleh perban.

“Shhh.. S-sakit Bang” rintih Niko, mencoba melepaskan cengkraman lelaki itu.

Sakya yang melihat itu berjalan dengan kaki lebarnya.

Bugg!

Memukul wajah lelaki itu, hingga cengkraman tangan nya terlepas.

“apa yang kau lakukan?” bentak Sakya di hadapan lelaki itu. Yang sialnya adalah Abang kandung Niko.

Noval yang merasakan ngilu di pipi kirinya berdecit pelan. “ughh sial... siapa Lo!?” Sakya mengabaikannya, dan beralih ke Niko yang sedang menatap mereka dengan tatapan kosong.

“kamu tidak papa?” tanya Sakya.

Tidak ada jawaban

“Niko..” ucap Sakya menepuk bahu Niko dengan pelan. Niko tersadar dan menatap ke arah Sakya dengan tatapan bertanya.

“siapa lo?” atensi Sakya teralihkan oleh suara dari arah belakang.

Ia berbalik. “dia adikmu tidak seharusnya kau, memperlakukannya dengan kasar” tegas Sakya.

Noval tertawa renyah, “tidak usah ikut campur, lo bukan siapa-siapa”

“Noval Adrian. Abang kandung Niko. Orang yang membenci adiknya sendiri, kau bahkan hampir membuatnya tiada.” Alis Noval sedikit mengkerut.

“kau tau, seberapa adikmu menyayangimu?”

Noval terdiam

“lima tahun lalu. Tepatnya saat kau dalam keadaan sekarat karena gagal ginjal. Adikmu yang saat itu masih berusia sepuluh tahun, memaksa kedua orang tua kalian agar ia bisa mendonorkan salah satu ginjalnya untuk menyelamatkan saudarahnya yang hampir mati, karena tidak mendapatkan ginjal yang cocok.”

seolah di sambar petir, mata Noval melebar dengan alis terangkat. Tubuhnya bergetar setelah mendengarkan perkataan orang yang berada di hadapannya. Apa benar adiknya adalah orang yang telah menyelamatkan nya?

“a-pa m-aksud lo?” Tanya Noval dengan terbata-bata.

“Dan bodohnya kau tidak mengetahui hal itu” sambung Sakya dengan sedikit terkekeh.









....

SAKYA (B×B) END✓Where stories live. Discover now