01. prolog

700 18 1
                                    

Kini di sebuah bandara Indonesia sudah mulai ramai dengan orang-orang yang ingin pergi ke tempat tujuan mereka dan ada juga yang baru saja turun dari pesawat. Sama halnya dengan seorang gadis yang baru saja pulang dari Amerika.

Amora Faesya Queen Denandra.

Gadis yang memiliki paras yang cantik, mata berwarna coklat yang setajam elang, berkepribadian datar dan dingin, memiliki tinggi badan sekitar 185 cm. Amora, gadis yang berusia 17 tahun itu berhasil membangun perusahaannya sendiri di usia yang terbilang cukup muda.

Kini Amora turun dari pesawat pribadinya, dan berjalan menuju mobil yang sudah di siapkan untuknya dengan wajah datar dan dingin memperlihatkan aura seorang pemimpin.

"Welcome Queen." Ucap beberapa orang yang berpakaian serbah hitam dengan bertubuh besar dan kekal yang di tugaskan untuk menyambut kedatangan pemimpin mereka.

"Kalian boleh pulang, saya mau ke makam dulu." Ucap Amora datar

"Tapi Qu-" ucap pria tersebut terhenti karena mendapatkan tatapan tajam dari Amora.

"Maaf Queen saya lancang, tolong maafkan saya, saya tidak bermaksud untuk menantang perintah Queen." Ucap pria tersebut langsung bersujud di hadapan Amora.

"Berdiri!." Pintah Amora datar.

Bodyguard tersebut pun langsung berdiri mengikuti perintah Amora.

"Saya tau kamu menghawatirkan saya, tapi biarkan saya pergi sendiri, saya bisa menjaga diri saya sendiri." Ucap Amora sambil menepuk pundak pria tersebut lalu naik ke motor sportnya, sebenarnya Amora juga sudah di siapkan mobil, tapi dia lagi malas membawa mobil karena jam segini jalan sudah mulai ramai dan jika ia menggunakan mobil ia pasti akan terkena macet.

Sedangkan bodyguard tersebut bernapas lega karena Amora mengampuni kesalahannya.

Amora pun membawa motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, membelah ramainya jalan raya, tidak peduli dengan umpatan dari pengendara lain yang di lontarkan untuk dirinya. Yang terpenting sekarang ia harus ke makam seseorang.

Amora pun sudah sampai di sebuah tempat pemakaman umum, gadis yang berpakaian serbah hitam layaknya bad girl itu pun membuka helmnya lalu memperbaiki rambutnya yang berantakan.

Amora pun berjalan di sebuah makam yang dimana berisi orang yang sangat ia rindukan.

"Hai opa." Ucap Amora sambil menaruh bunga di depan batu nisan makam tersebut.

"Opa gimana kabarnya? Luka di punggung opa udah sembuh ya? Opa, Amora kangan, Amora kangan di marahin sama opa kalau Amora buat kesalahan, Amora kangan saat di peluk sama opa, Amora kangan semua yang opa berikan kepada Amora, walaupun kita berdua cuma bersama selama 6 tahun, tapi sampai kapan pun opa akan tetap menjadi keluarga Amora." Ucap Amora dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Amora gak tau, kalau tidak ada opa dulu, Apa kah Amora masih hidup? Makasih opa udah mau angkat Amora jadi cucu opa. Maafin Amora, karena Amora belum bisa jadi yang apa opa mau." Ucap Amora lalu menghapus air matanya dengan kasar, dan membuang napasnya gusar.

"Opa Amora pulang dulu ya, nanti Amora datang jalan-jalan lagi ke sini. Doain Amora dari atas ya! Semoga Amora bisa membalas dendam Amora kepada orang yang sudah memisahkan Amora dengan keluarga Amora. " Ucap Amora mengelus batu nisan, kemudian ia berdiri dan berjalan menuju motornya.

Wiliam Denandra. Seorang pria yang sudah mulai menjadi opa Amora selama 6 tahun, Pria yang sangat berarti di hidup Amora, pria yang memberikan Amora kasih sayang yang tidak terbatas. Pria yang mengejar Amora untuk selalu bangkit saat Amora terjatuh, pria yang selalu berada di belakang Amora saat Amora menjalankan misinya di dunia bawah saat Amora masih berusia 7 tahun, pria yang menghabiskan hidupnya bersama Amora saat Amora berusia 5 tahun sampai 11 tahun, tapi Wiliam juga, pria yang meningkatkan Amora dengan trauma yang Amora pendam selama 6 tahun lamanya.

Amira Or AmoraWhere stories live. Discover now