Ketua Ekskul

134 57 11
                                    

HALLO ALL😵‍💫💗
Tinggalkan saran dan kritikan kalian terhadap chapter ini di kolom komentar ya!
Please tekan vote untuk support karya aku😋

Aku minta tolong dong! Lebih mending dialognya pakai bahasa baku atau non-baku? Tulis pendapatmu di kolom komentar ya😵‍💫💗

HAPPY READING


"Tidak Bu, bakat Aletha bukan di sana, Bu" kelit Aletha.

"Kamu tidak bisa membohongi Ibu, Aletha," ucap Aniar.

"Ibu saja yakin dengan bakatmu Aletha, masa kamu nggak?" tanya Aniar.

"Pergilah, Nak," titah Aniar.

Aletha beranjak dari tempat ia berdiri sembari membawa kertas yang diberikan oleh Aniar dengan segera.

Aniar menggeleng-gelengkan kepalanya pelan saat melihat punggung Aletha yang menghilang di balik pintu.

Ibu tau kamu pasti bisa, Nak, batin Aniar.

•••

Pada keesokan harinya, setelah berpikir hampir satu malam untuk tawaran yang diberikan kepadanya, kini Aletha berada tepat di depan pintu ruangan ekskul kepenulisan dengan membawa selembar kertas yang berisi segala tentang data dirinya.

Aletha bisa saja membuang kertas yang diberikan oleh Aniar kepadanya dan kembali ke kelasnya, mengingat bahwa pelajaran akan dilaksanakan sebentar lagi.

Tapi, entah mengapa dia merasa tidak tega untuk melewatkan kesempatan emas ini.

Tok... Tok

"Masuk saja," jawab seseorang yang berada di dalam ruangan tersebut.

Setelah mendapatkan izin, Aletha masuk ke dalam ruangan tersebut sambil menatap segala sudut ruangan tersebut dengan tatapan kagum.

Tak pernah terbayangkan olehnya jika hari ini dia akan berada di dalam ruangan yang telah membuatnya penasaran dalam waktu hampir dua tahun.

"Bagus bukan? Ruangan kepenulisan?" tanya seseorang yang sedang menatap Aletha dari sebuah meja.

Aletha mengangguk secara spontan. "Iya, bagus banget," jawabnya sambil tersenyum.

Namun senyuman Aletha segera menghilang ketika dia menyadari seseorang ang yang sedari tadi memperhatikannya.
Rehan.

"Kok kau ada di sini?" tanya Aletha curiga.

"Hm... Kenapa ya saya ada di sini?"

Bukannya menjawab Rehan malah bertanya kepada Aletha yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh kecurigaan seakan-akan dirinya adalah seorang maling yang sedang menyamar.

"Eh by the way, kertas apa yang kamu bawa, Juneera?" tanya Rehan untuk mengalihkan topik.

"Oh, ini hanya data diri milikku," jawab Aletha.

"Dan apa tujuan kamu datang ke sini? Bukannya kamu harus kembali ke kelas?" tanya Rehan.

"Kepo banget sih kau," balas Aletha ketus.

Rehan tersenyum ketika melihat Aletha yang sedang mencari seseorang.m

"Dimana ketua ekskul kepenulisan?" tanya Aletha.

"Dia ada di sini," jawab Rehan.

Kening Aletha berkerut. "Dimana?" tanyanya.

"Dia sedang berbicara denganmu," jawab Rehan.

"Siapa sih? Kan yang lagi ngomong sama aku cuman kau doang-" ucapan Aletha terhenti ketika dia menyadari sesuatu.

Rehan tertawa lepas ketika melihat wajah Aletha yang memerah karena malu. "Nggak usah malu gitu, Aletha," ucap Rehan.

Sungguh! Apakah Rehan tak menyadari jika ucapannya malah membuat kedua pipi Aletha semakin memerah?

"Ya sudah mana suratnya?" pertanyaan dari Rehan berhasil mengeluarkan Aletha dari lamunannya.

Aletha memberikan surat tersebut tanpa memandang ke arah Rehan, karena dia tau kalau warna wajahnya sudah mirip seperti kepiting rebus.

Rehan menggelengkan kepalanya. Dia segera meneliti segala tentang Aletha yang tertulis di kertas tersebut.

Namun, tak lama sesudah membacanya kening Rehan berkerut. "Hey, nomor WhatsApp kamu belum ada, Aletha," ucap Rehan ketika menyadari ada yang kurang dari data diri milik Aletha.

Aletha mengangkat tangan kanannya. "Balikin kertas itu," titahnya.

Rehan mengangkat alisnya. "Untuk apa?" tanya Rehan keheranan.

"Nomor WhatsApp aku belum ada di situ kan? Ya sudah mana sini biar aku isi dulu" jawab Aletha.

"Ya sudah kalau kamu mau, minta dengan baik dan benar dulu, Aletha," bisik Rehan.

Aletha mengangkat kepalanya dan menatap lurus kepada Rehan. "Mana kertasnya?"

Sedetik kemudian, Rehan tertawa terbahak-bahak ketika melihat wajah Aletha yang sangat merah.

"Kepiting rebus, Neng?" seloroh Rehan disela-sela tawanya.

"Sok tau kau, dasar orang gila," balas Aletha sebelum menghempaskan pintu ruangan tersebut dengan sangat keras.

To Be Continued

THANK YOU FOR READING MY FIRST STORY
Tolong berikan saran dan kritikannya di kolom komentar
Dan jangan lupa VOTE karya akuu
Thankss😵‍💫💗
Published: Selasa, 26 Maret 2024

🔥ATTENTION🔥
Aku minta tolong dong! Lebih mending dialognya pakai bahasa baku atau non-baku? Tulis pendapatmu di kolom komentar ya😵‍💫💗

Viraa

Tulisan atau Abah? [TERBIT]Where stories live. Discover now