Pak Amat

38 19 2
                                    

HALLO ALL😵‍💫💗
Tinggalkan saran dan kritikan kalian terhadap chapter ini di kolom komentar ya!
Please tekan vote untuk support karya aku😋

HAPPY READING

"Oh! Ibu ingin berbicara dengannya?" seru Reyhan dengan nada yang dibuat-buatnya sambil menghadap sepenuhnya ke arah Aletha yang terdiam karena terkejut setelah mendengar seruan Reyhan.

Aletha memberi kode kepada Reyhan menggunakan mulutnya tanpa mengeluarkan sepatah suara. 'Katakan kalau gue sudah pulang!'

Kira-kira begitulah kata-kata yang Aletha eja tanpa mengeluarkan suaranya dengan harapan Reyhan dapat memahaminya.

"Boleh, Bu, boleh. Nih anaknya, Bu katanya dia nggak terima sama keputusan Ibu."

Sialan, batin Aletha menggerutu.

Reyhan menampilkan deretan gigi-gigi putihnya kepada Aletha yang telah mengabsen hampir seluruh isi kebun binatang di dalam benaknya.

Meskipun ia dikenal dengan julukan 'Si Gadis Langganan Ruangan Bimbingan Konseling' atau 'Si Gadis Pemalas Bin Nakal'. Namun, Aletha mati-matian menjaga image-nya yang telah buruk agar tak membuatnya menjadi semakin buruk lagi di depan wali kelasnya sendiri.

"Nih, cepet ambil. Tangan saya pegal tau nggak sih?" perintah yang diberikan oleh Reyhan sukses menarik Aletha dari dalam lamunannya.

"Dasar tiang listrik gila!" teriak Aletha sambil merebut handphone yang memiliki gambar apel yang telah digigit milik Reyhan dengan kasar.

Setelah sebelumnya, ia memberikan tatapan membunuh kepada Reyhan. Andaikan, tatapan itu bisa membunuh, mungkin Reyhan hanya tinggal nama sekarang.

Aletha mengatur napasnya, kemudian ia menampilkan senyuman yang terpaksa sebelum mengucapkan. "Hallo, Bu. Selamat-" akan tetapi ucapan Aletha segera dipotong oleh ceramah singkat dari Aniar.

•••

"Sumpah! Telinga gue mau pecah sangking singkatnya ceramah dari Bu Aniar tersayang," keluh Aletha yang baru saja dapat melarikan dirinya dari wali kelasnya saat matahari hampir terbenam.

"Semua ini gara-gara Lo! Dasar Rehan si paling osis, si paling ketua ekskul, si tiang listrik gila yang menyebalkan!" teriak Aletha ketika mendengar kekehan kecil yang berasal dari mulut Reyhan yang berada tepat di belakangnya.

"Nama saya Reyhan, Aletha. Ada huruf Y di tengah nama saya," ucap Reyhan kesepuluh kalinya sejak dua jam yang lalu.

"Bodoamat! Pokoknya lo yang salah!" Gara-gara lo, gue diceramahi Bu Aniar!"

Aletha melebarkan langkah kakinya tanpa berniat untuk menyahuti protes yang dilemparkan oleh Reyhan karena ditinggal olehnya.

"Lho? Masih ada penghuni rupanya," celetuk satpam yang telah bekerja di SMA Aplura sejak dua tahun yang lalu, Pak Amat. Aletha berhenti sebentar untuk memberikan sapaannya kepada satpam sekolahnya.

"Baiklah, Pak Amat. Aletha pulang dulu, ya? Nanti Abah cariin," pamit Aletha.

"Oh, silakan. Hati-hati ya, Nak," pesan Amat kepada Aletha yang telah ia anggap seperti anaknya sendiri. Tak hanya itu, Amat juga cukup akrab dengan Darma yang merupakan teman seperjuangan dengan dirinya semasa SMP dahulu.

"Tolong katakan ke tiang listrik itu kalau aku tak akan hadir ke rumahnya akhir pekan ini, karena aku tak Sudi mengorbankan waktu berhargaku untuknya," sambung Aletha, lalu melanjutkan perjalanannya ketika ia mendengar langkah kaki seseorang yang tergesa-gesa yang Juneera yakini adalah milik Reyhan. Aletha meninggalkan Amat yang dilanda kebingungan bercampur penasaran seorang diri di pos satpam.

Tiang listrik mana yang punya rumah? batin Amat kebingungan.

"Pak Amat!"

"Astaghfirullah, Rehan! Kamu mau saya mati muda, ya!?" pelaku yang membuat Amat terkejut hanya memperlihatkan cengiran khas miliknya.

Eh? Mati muda? batin Rehan keheranan.

"Kenapa Rehan?"

"Pak, emangnya umur empat puluh empat tahun masih tergolong muda?" tanya Rehan kepada Amat yang sedetik kemudian ikut tenggelam dalam pikirannya untuk mencari jawaban dari pertanyaan ambigu Rehan.

Hingga saat azan magrib berkumandang, barulah Rehan diusir oleh Amat untuk segera pulang ke rumahnya agar tak melewatkan melewatkan solat magribnya.

Sungguh! Ciri-ciri seorang ayah yang sangat perhatian kepada anak-anaknya sangat melekat di dalam diri Amat yang selalu menganggap seluruh siswa SMA Aplura adalah anak kandungnya sendiri sejak awal-awak ia bekerja menjadi seorang satpam untuk sekolah yang unggul tersebut.

To Be Continued


THANK YOU FOR READING MY FIRST STORY

Tolong berikan saran dan kritikannya di kolom komentar.
Dan jangan lupa VOTE karya akuu
Thankss😵‍💫💗
Published: Ahad, 7 April 2024

Viraa

Tulisan atau Abah? [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang