04

28 14 2
                                    

Hari yang paling indah bagi Rena adalah sore di hari Jumat, karena dimana dihari itu adalah hari menyapa weekend, menyambut hari-hari kebebasannya dari bangun pagi alias waktunya bermalas-malasan. Seperti sekarang ini, lebih tepatnya dimalam sabtu ini. Dia sedang asik menonton drama diatas kasur dengan berbagai macam snack-snack favoritnya.

"Oi bocah!"

Aduh penganggu satu itu kalau ngga biarin dia tenang sehari aja kayanya kapalan deh. "Masuk kamar orang itu ketok pintu dulu, dong!"

"Lah? Emang elu orang?" Katanya sambil mencomot snack Rena.

Kan, kan, kan. Lagi-lagi tingkah Kakaknya itu melatih kesabarannya, "APASIH?! KELUAR SANA!" Murka Rena sambil melemparkan bantalnya kearah Reyhan yang sialnya reflek Kakaknya itu patut diacungi jempol, iya jempol.

Jempol kaki maksudnya.

"Ngga ah, gua mau ngungsi disini."

"DIH GAMAU! SANA KELUAR!! BUNDAAAAAAA!!!"

Reyhan menutup kedua telinga capangnya, "Duh bocah! Itu mulut apa petasan sih?! Kenceng banget bikin sakit telinga!"

"Masa bodo, pokoknya Abang cepetan keluar!"

"Kamar gua AC nya mati, Na. Bunda belum panggil tukang servisnya. Gua disini dulu, gerah anjir." Keluhnya yang sayangnya Rena tidak mau peduli itu.

"Gamau! Abang kenapa ganggu banget, sih?! Udah sana keluar!"

"Orang pelit kuburannya gapake AC loh, Na."

"BODOAMAT!"

Rena beranjak dari kasurnya dan segera mendorong tubuh jangkung Kakaknya itu supaya cepat keluar dari kamarnya.

"Pelit banget lu bocah, dasar kutukupret!" Serunya saat sudah diluar kamar yang sama sekali tidak Rena indahkan, dengan cepat dia kunci pintunya dan kembali tengkurap di atas kasurnya.

Saat sedang kembali asik menonton notifikasi ponselnya berbunyi, memunculkan nomor tak dikenali yang mengirimkan pesan ke nomor WhatsApp-nya. Dengan cepat Rena membuka aplikasi hijau itu.

+62889XXXXXXXXXX

:halo, re.

[Send a Picture]

Rena berdecak sebal, orang aneh apa coba yang kirim pesan ke nomor orang yang tidak dikenali nya tapi langsung kirim foto selfie. Narsis sekaligus bener-bener annoying banget. Saat Rena mulai mengunduh foto tersebut, betapa terkejutnya dia melihat penampakan wajah seorang lelaki yang akhir-akhir ini terus mengganggunya.

Rena pikir setelah dia memberikan payung milik lelaki itu semuanya akan seperti biasa, tapi lihat? Belum genap seminggu saja laki-laki ajaib itu sudah menghantui hari-harinya. Harusnya dari awal Rena menolak saja saat dia meminjamkan payungnya hari itu.

Rena mendesah kesal, dia keluar dari room chat nya dengan Adit, tidak ada tanda-tanda bahwa Rena akan segera membalas pesan lelaki itu. Masa bodo, lebih baik Rena kembali menonton dari pada harus meladeni Kakak kelasnya yang ajaib itu. Tapi baru saja dia akan keluar dari aplikasi WhatsApp-nya. Adit lebih dulu mengirimkan sebuah pesan lagi untuknya.

+62889XXXXXXXXXX

:halo ada orang?

:knock! knock!

Lagi-lagi Rena mendecak sebal, mau tidak mau dia harus membalas pesan Kakak kelasnya ini.

ada apa ya, kak?:

Rumah SakitWhere stories live. Discover now