t i g a

12K 901 9
                                    

Vote duluuuu

Selamat membaca,
Moga-moga suka.

1k vote, bisa?

—•—
Happy reading!!
—••—

Aezar mendadak memeluk Adara, di depan pintu rumah sakit!

Beruntungnya disini sedang sepi karena biasanya di siang hari para pasien beristirahat di dalam ruangannya.

Adara bingung melihat Aezar dengan baju seragamnya yang sudah kusut dan rambut acak-acakan yang sialnya malah menambah ketampanannya itu tiba-tiba memeluknya erat.

"Aezar, kamu kenapa?" Cicit Adara pelan.

Aura yang dikeluarkan Aezar sangat gelap, seperti sedang menahan amarah.

"Diem dulu, gue lagi marah sama kucing kecil gue." Suara Aezar terdengar serak, ditambah hembusan nafasnya yang mengenai leher Adara.

Kucing? Apa kucing juga bisa masuk ke rumah sakit begini? Harusnya di rumah sakit khusus hewan, kan?

Adara membiarkan. Satu menit, dua menit, lima menit, sepuluh menit.

Adara melepas pelan pelukan Aezar, "Pegel, Zar." Ucapnya sebelum Aezar berucap protes.

"Ayo ke ruangan lo dulu. Baru jelasin kenapa bisa ada diluar gini."

Adara meneguk ludah. Seharusnya tidak apa-apa kan? Suka-suka Ia dong, tidak perlu izin kepada siapa-siapa. Sekarang tubuh ini miliknya dan Ia bisa melakukan apapun.

Aezar membawanya ke ruangan dengan genggaman tangannya yang hangat.

"Jadi?" Tanya Aezar begitu Adara baru saja duduk menyentuh ujung ranjang pasien.

"Kan infusan aku udah dilepas, mama lagi keluar, kamu belum kesini. Jadi aku bosan sendirian, aku cuma ke taman di samping rumah sakit, kok." Jelasnya panjang lebar.

"Lo tahu kalau gue khawatir sama lo?"

Adara bingung, haruskah ia mengangguk? Atau menggeleng? Yang ia lakukan hanya berusaha mengalihkan pandangan dari mata Aezar yang menatap tajam ke pupil matanya.

Aezar terdengar menghela nafas. "Dara, sini!" Ucap Aezar sembari menunjuk pahanya. Suaranya terdengar tidak ingin dibantah.

Aezar duduk di sofa yang ada di ruangan milik Adara. Duduk bersandar dengan tatapan mata yang mengharuskan Adara menuruti keinginannya.

Adara menggeleng, "aku duduk disini aja." Tolak Adara halus.

"Sini sayang."

Adara rasanya ingin berteriak. Bagaimana bisa laki-laki ini punya pesona yang susah dikalahkan?

Adara berjalan pelan, menghampiri laki-laki itu. Sedangkan Aezar terlihat geram karena kucing kecilnya berjalan terlalu pelan, lambat.

Aezar menarik pelan tangan Adara sampai gadis itu terduduk di atas pahanya. Lengan Aezar langsung melingkari pinggang Adara. Sedangkan Adara terkejut dengan tindakan tiba-tiba dari Aezar.

Become An Antagonist? [ON GOING]Where stories live. Discover now