s e m b i l a n

6.3K 594 22
                                    

Haii lagii

Vote duluuuu

Selamat membaca, yaa
Moga-moga suka.

1k vote, bisa?

—•—
Happy reading!!
—••—

Adara termenung setelah kepergian Aezar tadi. Apakah ucapannya membuat Aezar kesal? Toh, Ia hanya meminta putus.

Aezar tidak pernah bisa ditebak.

Sayang sekali, Adara tidak mendapatkan ingatan apa-apa sebelum Ia hilang ingatan. Padahal, masa lalu bisa Ia jadikan pelajaran supaya bisa berhati-hati melangkah untuk masa depannya.

Aezar terlalu mencurigakan dengan segala sikapnya yang tidak pernah dijelaskan di dalam novel.

"Ma, Aezar sebenarnya bukan orang baik, kan?" Tanya Adara ketika hanya ada Serin dan dirinya saat Ia sampai di ruang makan ini.

Orion yang mulai memusuhinya itu sekarang sedang sibuk di kantor. Bagus lah, jadi Ia tidak perlu berebut ingin bicara pada Serin.

Orion selalu memonopoli Serin untuk dirinya sendiri, padahal Adara juga perlu.

Serin terdiam mendengar pertanyaan Adara. Ingatannya terputar saat insiden sebelum Adara dinyatakan hilang ingatan.

Saat itu Serin mendapati kenyataan, Adara tidak kembali ke rumah selama dua minggu lamanya. Hal itu terjadi setelah Aezar izin ingin membawanya pergi bermain.

Serin tidak pernah tahu, main ke mana dan apa yang dilakukan Aezar sampai tidak membawa Adara pulang selama dua minggu.

Sekembalinya Adara ke rumah, tiba-tiba saja Adara ditemukan terjatuh di kamar mandi dengan kepala yang mengucurkan darah.

Awalnya, Serin dan Orion tidak tahu kalau Adara tidak pulang ke rumah selama dua minggu lamanya, karena mereka sedang dalam perjalanan bisnis.

Bibi di rumah ternyata sudah di suap Aezar untuk melaporkan kalau Adara selalu di rumah selama dua minggu itu.

Aezar menjelaskan kalau Adara hanya dibawa menginap di rumahnya agar gadis itu tidak sendirian saat Serin dan Orion sedang dalam perjalanan bisnis.

"Aezar selalu baik di depan Mama dan Papa. Tapi, kamu jangan terlalu percaya sama dia, ya, Nak?"

Jawaban dari Serin membuat Adara berpikir keras.

Pasti ada hal yang disembunyikan, bahkan dari jawaban Serin, sepertinya wanita itu tidak tahu menahu.

Kuncinya adalah di Aezar, tapi laki-laki itu berbahaya.

"Ma, Dara mau ke minimarket depan dulu, deh."

Serin mengangguk, "hati-hati, ya. Jangan lupa pakai jaket, pakai topi. Jalannya pelan-pelan, bawa handphone, kalau ada apa-apa langsung hubungi mama, oke?"

Wejangan panjang lebar itu hanya diangguki Adara. Lantas setelahnya Ia langsung pergi setelah melakukan seluruh wejangan itu.

Sandal jepit berwarna biru muda itu Adara gunakan untuk menendang-nendang kerikil yang ditemuinya saat berjalan ke minimarket.

Mulutnya bergumam-gumam. "Aezar mencurigakan. Tapi gimana caranya aku bisa menjauhkan diri dari dia?"

Tangan Adara menggaruk lehernya pelan. "Vania bisa aku jadiin alat buat menjauhkan aku dari Aezar nggak, sih?"

Become An Antagonist? [ON GOING]Where stories live. Discover now