02. Tuan Muda di Kediaman Gojo

285 39 12
                                    


Tahun ini usiaku menginjak sepuluh tahun. Dari lima orang shaman yang menyelamatkanku empat tahun yang lalu, hanya tersisa satu orang yang hidup, namanya Kira, Kira-oniisan.

Kira-nii usianya sepuluh tahun lebih tua dariku. Setiap pulang dari misi di tempat yang jauh, ia masih selalu membawakanku oleh oleh berupa apapun yang bisa ia temui diperjalanannya, kali ini ia membawakanku sebatang panjang bunga magnolia

"Terimakasih, akan kusimpan di dekat jendela kamarku" ucapku

"Kau sedikit berubah ya, Murasaki.. Apa karena kau semakin dewasa?" tanya Kira-nii sambil menggosokan telapak tangannya di atas kepalaku

"Tck" aku mendecak kesal "Berubah apa nya?" ucapku

"Kau jadi sedikit pemurung dan tertutup. Dulu saat baru tiba disini, kau anak yang ceria dan sangat mudah dekat dengan orang lain"

'karena aku tak mau hatiku terus terluka' jawabku dalam hati

"Murasaki!" Hana-nee memanggilku dari kejauhan, ia salah satu dari para kaka peracik obat, usianya juga sepuluh  tahun lebih tua dariku. Dan aku cukup peka dengan situasi diantara Kira-nii dan Hana-nee, sepertinya mereka berdua saling menyukai satu sama lain. Hehe

"Ya! Aku kesana!" ucapku berteriak kembali pada Hana-nee "Tcih. Yang dipanggil aku kenapa pipi Kira-nii yang merona?" Ya. Aku selalu menyempatkan waktu untuk meledek Kira-nii sebelum pergi. Dan ia selalu menyentil keningku setelahnya

"Ada apa, Hana-nee?"

"Mau ikut aku ke kediaman utama? Kau belum pernah kesana kan?" Tanya Hana-nee

Aku mengangguk penuh semangat, kira kira kediaman utama seluas apa ya? Seperti apa orang orang yang tinggal didalamnya? Apa semua orang baju baju nya bagus dan mewah seperti Tuan besar Gojo?

"Baiklah, kau bantu aku bawakan ini ya" ucap Hana-nee, ia menyerahkan baki berisi semangkuk ramuan herbal

Hana-nee kemudian melanjutkan kalimatnya "Nanti, saat didalam kediaman, tundukkan pandanganmu ya, Melirik kesana kemari akan dinilai tidak sopan. Mengerti?"

"Siap!" ucapku penuh semangat

Kami berdua kemudian berjalan berdampingan menuju kediaman utama
"Ini ramuan apa, Hana-nee?" tanya-ku, aku penasaran dan tak bisa menahan mulutku untuk tak bertanya

"Ramuan herbal untuk imunitas.. Nyonya besar sedang tak enak badan dan meminta kita membuatkannya ramuan ini" jawab Hana-nee, aku mengangguk mengerti

Tak lama, kami tiba di sebuah ruangan yang pintu nya tertutup dengan dua orang penjaga di depan pintunya, keren.

Sebelum pintu dibuka, Hana-nee berlutut, aku mengikuti di belakangnya. Saat pintu dibuka, Hana-nee memasuki ruangan sambil tetap berlutut dan berjalan sedikit demi sedikit sambil berjinjit. Aku mengikutinya dengan baik di belakangnya

"Ini anak yang waktu itu ya? Wah.. kau sudah tumbuh lebih tinggi ya?" Ucap Nyonya besar

Aku melirik pada Hana-nee. Bingung dengan bagaimana dan apa yang harus kukatakan. Hana-nee mengangguk seakan memintaku untuk 'jawab saja'

Aku kemudian menjawab sambil tetap menundukan pandanganku "Terimakasih, Nyonya.."

"Manisnyaa.. Ini, aku punya permen madu. Bawa lah.." ucapnya sambil menyerahkan tiga buah permen madu untukku. Aku tersenyum sambil mengangguk berterimakasih. Ternyata orang orang di kediaman utama juga orang orang yang baik

Setelah selesai dengan tugas kami, aku dan Hana-nee kembali ke kediaman peracik obat. Di lorong yang panjang, kami berpapasan dengan dua orang

Salah satu diantaranya adalah anak laki laki yang usianya sepertinya hanya beberapa tahun di atasku, surai nya berwarna sama seperti tuan besar, tapi matanya sangat indah. Aku baru pertama kali melihat mata seindah itu seumur hidupku. Matanya biru dan berkilau seperti langit cerah di musim panas

The Fallen Petals || Ryomen SukunaWhere stories live. Discover now