"Murasaki? Apa kau mungkin.. tak lagi menganggapku sebagai teman? Hhehe" Tanya Hotaru dengan ragu raguAku tak menjawab pertanyaannya, aku.. kebingungan. Aku memberi batas teman pada Hotaru bukan hanya karena aku merasa tak pantas. Tapi juga karena sebentar lagi aku pergi menjalankan misi yang tak memiliki batas waktu yang pasti
Yang pasti, misi itu akan memakan waktu yang cukup lama
Tapi.. setelah mendengar perkataan Nyonya Mu tadi, apa aku akan terus menerima misi ini?
Aku terus diam sambil menatap kosong pada Hotaru, mataku mungkin terkunci padanya, namun isi kepalaku tak berpusat padanya
Sampai Hotaru tiba tiba mendekatkan jarak yang ada diantara kami secara perlahan. Saat itu mata biru nya yang dalam dan tenang berkilau penuh dengan pengharapan, seolah menginginkanku untuk tak menjauh sedikitpun
Kedua lengannya kemudian menangkup lembut pipiku. Ia kemudian mencium bibirku dengan perlahan.
Walaupun aku telah menduganya, tubuhku ssepertinya masih tetap terkejut, kedua lenganku sedikit terangkat ke udara dengan canggung sampai akhirnya aku mengistirahatkan kedua lenganku pada pundak Hotaru
Kami terus seperti itu untuk beberapa saat, Rasanya hangat, lembut, dan manis. Apa memang harusnya senyaman ini?
Hotaru kemudian melepaskan tautan diantara bibir kami dan kembali menatapku dengan penuh arti
Saat itu kelopak wisteria gugur yang kulihat dengan ujung mataku terasa begitu lambat sampai menyentuh tanah, apa biasanya selambat itu? Atau waktu hanya melambat bagiku?
Dibelakang kepala Hotaru, cahaya matahari yang masuk melalui sela sela batang dan bunga wisteria membias dengan begitu indah. Apa biasanya seindah ini? Aku tak ingat
"Hotaru.."
"Ya?"
"Apa.. aku boleh seegois ini?" Tanyaku
Hotaru tersenyum dengan manis, senyumannya setara dengan wangi bunga wisteria yang saat ini bermekaran diatasku "Boleh.." jawabnya
Aku lalu memeluk kembali Hotaru dengan erat dan membenamkan wajahku pada dekapannya yang hangat
Hotaru kemudian membalas pelukanku sambil bergumam "Aku tak mengerti apa yang kau maksud dengan egois.. Tapi apapun itu, kuharap kau bisa melakukan semua hal yang kau inginkan"
Mendengar jawabannya, aku semakin mengeratkan pelukanku "Hotaru, aku sepertinya sangat sangat sangat menyukaimu". Hotarupun tertawa setelah mendengar pengakuanku
"Murasaki, ayo jadikan tempat ini sebagai tempat kita bertemu. Ayo kita masuk dan keluar lewat jalur yang berbeda. Jadi tak satupun dari kita yang perlu mendengar omelan ibuku ataupun gunjingan orang lain.." ucap Hotaru, aku pun mengangguk menyetujui rencana itu
Sejak saat itu dalam ingatanku, wangi manis bunga wisteria yang kucium saat angin lembut menerpa wajahku, dan kelopak kelopak bunga yang gugur dengan kecepatan lambat memiliki kaitan yang erat dengan Hotaru, Hotaru-ku.
Aku kembali ke kediaman peracik obat dengan hati yang berbunga bunga. Pejalanan pulang membelah hutan bahkan tak terasa melelahkan
Aku bahkan menambahkan lompatan lompatan kecil dalam langkahku, yaampun. Ternyata ini yang namanya kasmaran
Saat aku sampai di kediaman peracik obat, aku melihat sedang ada kehebohan yang terjadi disana. Kehebohan yang seperti nya membawa kabar baik
"Murasaki! Hana akan menikah dengan Kira!" ucap Tsubaki-nee berteriak girang, dan aku ikut tersenyum lebar sambil berjingkrak riang bersama Tsubaki-nee
![](https://img.wattpad.com/cover/364692632-288-k783219.jpg)
YOU ARE READING
The Fallen Petals || Ryomen Sukuna
FantasyNamaku Murasaki. Ada alasan mengapa namaku masih ramai dibicarakan para penyihir jujutsu bahkan setelah seribu tahun kepergianku. Ada alasan mengapa puluhan tahun hidupku berakhir dengan begitu hampa. Ada alasan mengapa aku pergi meninggalkan cintak...