09. Selir Tuan Naoya

238 34 1
                                    


Sudah dua belas minggu sejak aku pertama kali belajar menjadi penari dan pemain musik di rumah bordilnya Nyonya Chiyo. Nyonya Chiyo dan Nyonya Mu kini sudah bosan menjahiliku dengan buku buku terkutuk yang mereka koleksi

Kalau dilihat sekilas, rumah bordil ini memang terlihat biasa saja seperti rumah bordil pada umumnya. Namun, kalau dilihat dari 'dalam', tempat ini bukan sekedar tempat penghiburan bagi lelaki hidung belang

Tempat ini lebih dari bayanganku, disini adalah tempat pertukaran informasi rahasia, para wanita disini ternyata adalah penyihir jujutsu yang dilatih untuk menjadi 'mata - mata'. Karena seringkali informasi yang keluar dari mulut para bangsawan mabuk terkadang sangat berguna

Hal itu akhirnya menjadikan Nyonya Chiyo sebagai 'informan' dengan koleksi informasi tingkat tinggi yang bernilai sangat mahal

Tak jarang, para wanita disini juga mendapat perintah untuk 'eksekusi' tak langsung bagi para pejabat korup atau lawan politik pihak kekaisaran

Tenang. Kerahasiaan tempat ini dijaga dengan baik, kurasa karena semua orang yang bekerja disini beserta dengan semua klien yang pernah meminta pertolongan khusus di tempat ini memiliki sumpah pengikat dengan Nyonya Chiyo. Pokoknya, aku tak menyangka aku jadi bagian dari ini semua

Tunggu, terlalu berlebihan kalau dikatakan aku jadi bagian dari ini semua. Aku hanya 'anak magang' yang belajar cara 'menghibur' disini. Aku belajar di siang sampai sore hari, membantu merias para wanita, membantu menuangkan minuman pada gelas para pria hidung belang, lalu pulang setelahnya

Hubunganku dan Hotaru? Masih canggung, sejak perpisahan kami di depan kediaman peracik obat, kami jadi tak seperti biasanya

Lagipula selama dua belas minggu ini juga kami jarang sekali bertemu, Hotaru sibuk dengan tugas dan kewajibannya, begitupun dengan aku

Sampai tiba tiba, suatu hari Hotaru mencari cara untuk bertemu denganku dengan cara yang tidak terasa terlalu canggung. Ya, dengan cara memberi perintah. Memamerkan otoritas nya padaku yang tak memiliki pilihan untuk menolak perintah tuannya

"Murasaki, tuan muda memintamu memetik beberapa bunga hutan untuk menghias kediamannya" ucap Tsubaki-nee

"Kenapa harus aku?" ucapku malas

Tsubaki-nee terlihat menahan tawa geli nya "Karena sepertinya tuan muda ingin bertemu denganmu.. hihihi" ucapnya

Aku segera meminta Tsubaki-nee untuk diam "shuut.. nanti terdengar Nenek Miyo". Kalau Nenek Miyo dengar, nanti bisa bisa aku diceramahi soal 'pantas tidaknya hubunganku dan Hotaru'

Saat aku sampai di kediamannya, beberapa pelayan sedang membantu Hotaru memakai bajunya untuk hari ini. Hotaru tersenyum saat matanya bertemu denganku, aku membalas senyum nya dengan canggung sampai ia meminta pelayan lainnya untuk pergi

"Sepertinya bajumu belum selesai terpasang dengan rapi" ucapku sambil meletakkan bunga yang kupetik pada vas bunga yang ada di ruangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sepertinya bajumu belum selesai terpasang dengan rapi" ucapku sambil meletakkan bunga yang kupetik pada vas bunga yang ada di ruangannya

Hotaru mendekat kearahku, bahkan mungkin terlalu dekat, sampai aku merasa kedua pipiku sedikit terasa hangat "Sisanya tolong kau yang selesaikan" ucapnya sambil merentangkan kedua lengannya

The Fallen Petals || Ryomen SukunaWhere stories live. Discover now