4.

90 14 2
                                    

Hari demi hari berlalu, tanpa terasa sudah satu minggu pasien sleeping beauty itu tak lagi membukakan manik indahnya. Sean juga terus bekerja tanpa kenal lelah, dia melakukan itu untuk menghindari sahabatnya yang terus membujuknya untuk menerima usulannya.

Sean bukannya tidak peduli ataupun acuh, meskipun pemuda itu tidak berada dalam tanggung jawabnya. Dia tetap lah seorang pasien yang tidak mengetahui apa-apa, dan sean sebagai seorang dokter tentu harus membantunya menuju jalan kesembuhan.

Bahkan tanpa di ketahui oleh siapapun, dia juga sering mengunjungi pemuda itu diam-diam. Melihat seorang ibu yang putus asa, menanti kesadaran anaknya yang entah sampai kapan akan tiba. Membuat sean tak tega melihatnya, jadi ia pun berusaha untuk membantunya sebisanya.

Katanya, jika orang koma sering diajak bicara maka mereka akan segera bangun. Meskipun dalam kasus yibo berbeda, tapi sean tetap mencobanya.

Seperti saat ini.

Setelah menyelesaikan tugasnya. ia pun pergi diam-diam mengunjungi kamar lan yibo.

Kenapa harus diam-diam? Karna Sean tidak mau menciptakan sebuah rumor antara dia dengan pasien nya. Dia tak ingin bertindak gegabah, sean yakin jika yibo memiliki ketertarikan pada dirinya hanya sebatas saudara. Tidak lebih. Jadi dia juga akan menganggap yibo sebagai saudaranya juga, atau mungkin adiknya. Karna usia sean terpaut 6 tahun lebih tua dari pasien nya itu.

"Hai aibo" Sapa sean setelah memastikan jika infus yang terpasang di tangan mungil itu berfungsi dengan baik.

Saat ini yibo hanya bisa menerima asupan dari infusan saja, dan untuk buang air kecil. Mereka memasang kan kantong khusus untuk menampung nya.

"Aibo apa kau tidak lelah tidur terus? Kau bilang ingin berteman dengan gege kan?! Jadi bangunlah gege menunggu mu" Ucap sean lirih. Sudah seminggu ini dia selalu mengajaknya bicara, tapi yibo sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

"Sayang... Apa kau sangat membenci ku? Apa aku sangat memuakkan!" Gumamnya sean dengan lelehan air mata.

Yang dikatakan oleh Mei xi memang benar, melihat yibo berhasil mengingatkannya pada mendiang istrinya. Itulah mengapa dia menolak usulan dari gadis yang sudah bersamanya sejak usia 5 tahun itu.

"Sayang tidak bisakah kau membuka matamu sebentar saja? Kau boleh membenciku sebanyak yang kau mau... Maki aku, caci aku, tapi kumohon buka matamu xiao mei" Sean menangis dengan kepala bertumpu di tangan yibo. Dia tak bisa mencegahnya, air asin itu keluar begitu saja ketika ia mengingat mendiang istri tercintanya.

"Gege kenapa menangis?" Tanya seseorang yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya, tapi Sean masih belum menyadarinya. Ia tenggelam dalam pusaran rasa bersalahnya di masa lalu.

"Gege jangan menangis terus nanti tampan nya ilang loh"

Deg..

Sean merasa jantung nya berhenti berdetak, kalimat itu. Sean sungguh sangat merindukannya. Sean kemudian mendongkakan kepalanya dengan cepat. Tapi ia harus menelan pil kecewa, karna ucapan itu bukan berasal dari orang terkasih nya.

Yibo yang melihat perubahan halus dari manik sekelam jelaga itu, menjadi murung. Ia hendak menutup matanya kembali sebelum suara pria itu menginterupsi nya.

"Aibo... Kau baru saja bangun dan sudah akan tidur lagi heummm..."

"A i b o?" Tanya yibo mengerutkan keningnya, binar polos penuh tanda tanya terpancar dari manik phoenixnya. Membuat sean terkekeh gemas, ia mengusap air matanya kasar . Kemudian membuka maskernya yang sudah basah. Menampilkan senyum yang mampu memikat siapapun yang melihatnya termasuk yibo.

Perfect Doctor with Naughty PatientTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang