Overtingking!!!

65 20 0
                                    

15

Jadilah Pembaca bijak yang tau cara menghargai karya orang lain setelah membacanya.

Happy Readinggg!

****

Mobil Abinaf berhenti di suatu tempat, ia berhenti di depan minimarket.

"Bi, Aku Sendiri aja yaa turunnya kamu di sini aja, kamu pasti capek dari tadi nyetir kan, ia menyalami tangan Abinaf.

Cup

Tiba tiba pipi Abinaf di cium oleh Nara, ia bergegas turun tapi tangan nya di tahan oleh Abinaf,

"Mau tau nggak biar capek aku hilang." Ia sembari menatap Nara

"Apa bi, jangan aneh aneh loh," ia sembari memukul pipi Abinaf cukup keras

"Ashhh Awww, yasalam sakit sekali."ia sembari memegangi pipinya ia meringis kesakitan, lalu Nara yang hendak mau turun tidak jadi, ia kembali melihat suaminya yang kesakitan di sebelah nya.

" Yaallah maaf bi, maaf nggak sengaja sampai merah banget lagi maaf bi, maaf yaaa." ia sembari mengusap pipi Abinaf yang agak memerah itu, dan kembali mencium pipi Abinaf berkali kali, ia juga mencium pipi yang sebelah nya.

" Masih sakit nggak sayang?,"ia masih terus mengusap pipi Abinaf

"Sayang?," alisnya terangkat sembari menatap Nara " emang nya nggak boleh, manggil sayang, udah ah aku mau keluar dulu nggak jalan jalan ini kalo di tahan terus." Ia sesekali melirik Abinaf dengan tatapan sinis. Ia membiarkan Nara keluar karena ia takut kalau istrinya itu bakal marah.

"Apalagi yaaa yang mau di beli. sabun mandi udah, sampo udah, sikat gi....," ia mendongakan wajahnya tiba tiba di depan nya ada seorang pria yang ia kenali.

" Hai, apa kabar. ngapain loh di sini, sama siapa?." Ia mengulurkan tangan nya tapi Nara menyatukan tangan nya .

"Terserah gua lah, bukan urusan Lo," ia menunjuk wajah pria itu.

Pria itu adalah teman sekolah Nara, yang dulu pernah suka sama Nara dan ia tiba tiba muncul di hadapan nya, tiba tiba Abinaf datang tidak tau berapa lama ia berdiri di belakang nya tadi, Abinaf segera menarik tangan Nara, menjauh dari sana.

"Abii," ia kaget tiba tiba tangannya di tarik suaminya.

"Ra, itu siapa ko akrab banget," ia sembari melirik pria yang jauh darinya itu. sesekali ia menatap tajam istrinya.

"It-ituuu, temen bi," ia tidak berani menatap wajah suaminya, yang terlihat marah.

"Temen, akrab gitu temen?." Ia memegang dagu istrinya dan menaikkan supaya ia dan istrinya bisa bertatapan.

Brakkk...

Kesabaran Abinaf setipis tisu di bagi dua, Nara pun kaget, orang sekitarnya juga kaget, ia tidak pernah melihat suaminya semarah ini, Nara pun menangis, ia nggak tau harus bagaimana.

"Bi maaf hiksss. " cuma kata kata itu yang terlontar dari mulutnya, ia pun beranjak pergi dari sana, ia tidak nyaman dilihat orang banyak, semua mata tertuju padanya dan suaminya, ia tidak menaiki mobil tapi justru ia pulang dengan jalan kaki. Ia takutt dengan kemarahan sang suami nya Abinaf mendekati istrinya yang jalan cepat sembari menangis.

NARA DAN ABINAF (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now