[END]

63 15 0
                                    

39

Jadilah Pembaca bijak yang tau cara menghargai karya orang lain setelah membacanya.

Happy Readinggg!

***

Di keheningan Rumah Sakit, Abinaf terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an Di Sebelah Sang Istri. Tiada henti-hentinya Abinaf untuk selalu berdoa dan berpasrah diri kepada Allah untuk kesembuhan istrinya.

Namun siapa sangka, hari yang harusnya menjadi hari yang penuh kebahagiaan berubah menjadi hari kesedihan. Nara dinyatakan kritis setelah melahirkan bayi kembar mereka. Dan sampai sekarang Nara masih belum melewati masa kritisnya.

Tiba-tiba tubuh Nara kejang-kejang. Abinaf yang sedang mengaji langsung menutup mushaf Al-Qur'an nya dan menekan tombol yang ada di samping brangkar sang istri.

"Sayang, sayang, kamu kenapa? Ya Allah selamat kan lah istri hamba" ucap Abinaf yang sudah tidak tau harus berbuat apa, semuanya ia pasrahkan kepada Allah sang pemilik kuasa.

Terlihat pintu ruangan yang terbuka, para dokter segera memeriksa keadaan Nara.

"Dokter tekanan jantung pasien melemah" ucap seorang suster yang tengah memantau layar monitor yang semakin lama semakin menurun.

"Cepat siapkan pacemaker segera"

Setelah berkali-kali alat pacemaker digunakan untuk menstimulasi otot jantung untuk berkontraksi guna menghasilkan detak jantung. Bunyi monitor menunjukkan garis lurus, menyatakan bahwa pasien sudah tiada.

"Maaf pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun yang maha kuasa lebih sayang kepada pasien" ucap sang dokter sambil memegang pundak Abinaf.

Abinaf berjalan mendekati brankar dan meraih tangan sang istri dan juga mengelus kepala istri yang sudah dinyatakan tiada.

"Sayang, Kamu ingat impian kita kan? Aku disini sayang, aku di samping kamu sekarang. Aku nggak tau seberapa sakitnya jadi kamu, tapi jika memang bisa menggantikan posisi kamu, aku siap Nara. Aku siap lahir batin, tapi aku mohon jangan tinggalin aku dan anak kita, kami masih butuh kamu sayang, aku mohon, kembali sayang," ungkap Abinaf lembut. Tak terasa air matanya jatuh, melihat dan mengingat perjuangan istrinya untuk melahirkan buah hati mereka.

***

Ditempat lain seorang wanita sedang kebingungan, dia melihat sekelilingnya di hiasi dengan taman-taman bunga, tempat yang sangat asing baginya. Tiada siapapun yang dikenalinya. Dari jarak jauh dia melihat ada seorang wanita yang sedang duduk di bangku menghadap kesebuah danau yang sangat luas, kupu-kupu bertebaran, dan burung-burung berkicau merdu.

"Maaf, apakah aku boleh bertanya? Ini dimana? Dan siapa kau?" Tanya sang wanita itu kepada wanita yang duduk di bangku tersebut. Wanita yang bertanya itu adalah Nara

"Pulang lah Nara, ini bukan tempatmu, suamimu dan anak-anak mu sedang bersedih karna kau meninggalkan mereka"

"R-rani, ran itu kamu? Aku kangen banget sama kamu" ucap Nara kepada kembarannya.

"Aku juga kangen sama kamu, cuman ini bukan tempat kamu, kembalilah Nara, apakah kau tega meninggalkan mereka?"

Percayalah, rindu yang paling sakit adalah rindu dengan seorang yang telah tiada.

NARA DAN ABINAF (Tahap Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora