Selamanya

328 43 80
                                    

Selamat malam..
Kayaknya udah lama nih ga nyapa kalian. Biasanya langsung ke inti pas Update 😂
Maaf yaa..
Kali ini aku mau warning, nih.. Bab ini ada aktivitas seksual, jadi buat yg gasuka baca bagian itu bisa skip bab ini
Sebenernya mau aku up di Karya Karsa kayak biasa, tapi ada beberapa yg DM aku dan di grup juga ada yg minta up di WP aja..

Okeh. Selamat membaca, yaa..

🔞

🍒🍒🍒
.
.
.
.
.

Ara memejamkan matanya begitu rapat ketika merasakan rahimnya menghangat oleh semburan panas yang diberikan oleh kekasihnya. Lututnya terasa lemas membuatnya tak sanggup lagi menopang tubuhnya sendiri. Dia hampir jatuh kalau saja Jungkook tak menahannya.

Ara bersandar pada daun pintu dengan napas terengah karena baru saja selesai bergulat hebat dengan berbagai macam gaya yang mereka coba. Benar-benar panas. Perlahan, kelopak matanya terbuka di kala ia merasakan sesapan lembut pada lehernya.

Kita sudah terlalu jauh, Jungkook. Kalau kita nanti tidak sampai menikah, itu sangat keterlaluan, sih. ucap batin Ara. Dia terengah seperti sehabis berlari beberapa kilometer.

"Aku lapar," ucap Ara. Suaranya parau karena terus berteriak sebab tubuhnya terus dijelajahi oleh Jungkook.

Gadis itu berpegang erat pada kedua bahu Jungkook ketika tubuhnya di angkat lalu dibawa ke kamar mandi. Setelah mencapai orgasme, aliran darahnya meningkat dan tubuhnya melepaskan hormon endorfin yang membuatnya merasa senang dan nyaman.

Hal itu juga yang Jungkook rasakan. Otak kotornya itu seperti mendoktrin dirinya sendiri apabila suatu saat dia dan Ara bertengkar, hubungan ranjang adalah solusinya.

"Kau ingin makan apa, Sayang?" tanya Jungkook.

Keduanya tengah membasuh tubuh di bawah shower menggunakan sabun lalu membilasnya. Pandangan Ara tertuju pada milik Jungkook yang tidak sedang ereksi membuat Jungkook tersipu.

"Araa...."

"Sudah berapa banyak gadis yang merasakannya?"

Diluar prediksi, sontak pertanyaan Ara membuat Jungkook merasa kebingungan. Jika dia menjawab yang sejujurnya, gadis itu pasti akan merajuk lagi. Tapi, jika dia berbohong, rasanya dia tak sanggup. Jungkook memilih tidak menjawab untuk menghindari pertengkaran baru. Dia mencium ujung hidung Ara lalu mematikan shower.

"Kau bilang tadi kau lapar. Ayo ke dapur," ajak Jungkook sembari memasangkan handuk pada tubuh Ara, pada tubuhnya juga menggunakan handuk lain.

"Jawab dulu pertanyaanku," ucap Ara bersikeras ingin tahu.

"Apa pentingnya membahas masa lalu, Sayang? Kalau kau kecewa, aku juga tak bisa berbuat apa-apa. Jangan membicarakan sesuatu yang membuatmu tersakiti sementara aku tak bisa berbuat apa-apa untuk kembali ke masa lalu dan mengubahnya," ujar Jungkook berusaha memberi pengertian pada Ara.

"Itu artinya mereka ada banyak?" tebak Ara.

Keduanya sempat terdiam beberapa waktu. Wajah mereka masih pucat karena habis bercinta. Tanda merah pada tulang selangka Ara pun masih terukir jelas disana. Mereka baru saja bersenang-senang tetapi kembali membahas sesuatu yang berat seperti ini.

Blinded By LoveWhere stories live. Discover now