Chapter 23

4 1 0
                                    

Jihoon POV.

"Sama tapi beda, hoodie yang dipake sama si pengendara di mimpi gue nggak ada sablonan tulisan kayak di hoodie punya Junkyu itu. Yang dipake sama si pengendara itu polos," penjelasan Sohyun membuat kami memperhatikan hoodie yang dipakai oleh Junkyu.

"Gue masih penasaran sama siapa yang dimaksud sebagai Kim Doyoung sama hantu itu, gue berharap ada lanjutan dari mimpi itu, tapi sampai tadi malam nggak ada," lanjut Sohyun, nada bicaranya terdengar seperti dia sedang kecewa, atau memang itu yang dia rasakan.

Lagi-lagi kami sampai di jalan buntu  setelah membahas kembali tentang hantu gadis SMA itu, diskusi yang kami lakukan tidak mendapatkan jawaban apapun. Hanya berakhir dengan pertanyaan baru dan dugaan lain, masalahnya petunjuk yang diberikan oleh hantu itu terlalu sedikit dan rancu, membuat kami ragu untuk menarik kesimpulan.

"Apa kita harus cari tahu tentang kasus hilangnya seorang siswi? Kan hantu itu dulunya satu sekolah sama kita, mungkin kita bisa dapetin informasi dari pihak sekolah. Kayak yang pernah dilakuin sama temannya Asahi." usulan Yedam membuatku teringat tentang Asahi yang pernah meminta bantuan temannya untuk mencari informasi ke ruang TU, tentang kasus siswa atau siswi yang mungkin pernah ada yang dilaporkan hilang.

"Bukannya udah ya?" tanya Doyoung.

"Udah, tapi Heesung cuma cari informasi tentang seluruh angkatan yang baru. Dari kelas sepuluh sampai angkatan kita sekarang, dan hasilnya nggak ada yang hilang. Mungkin aja si hantu itu dari angkatan yang sebelum-sebelumnya, alias kasus menghilangnya mungkin aja terjadi beberapa tahun yang lalu sebelum kita sekolah di sana." Asahi yang menjawab.

Aku mengangguk setuju. "Bener, jadi gimana? Kita mau cari tahu informasi itu?"

"Mending minta bantuan ke Heesung lagi aja, jiwa intelnya nggak usah diraguin lagi." Jaehyuk memberikan usulan, Asahi di sebelahnya mengangguk.

"Biar gue yang bilang ke Heesung," jawab Asahi.

Selesai dengan diskusi tentang hantu, kami membereskan alat makan yang sudah selesai digunakan. Lalu mengantri untuk mencuci piring di wastafel sebelum melakukan kegiatan lain.

"Hari ini kalian mau pulang?"

Pertanyaan Junkyu membuatku teringat jika sekarang adalah hari Minggu, seperti pada hari Minggu kemarin, kami akan pulang ke rumah masing-masing lalu kembali lagi ke kosan pada sore atau malam harinya. Tidak semua dari kami yang pulang, karena Junkyu memilih untuk tetap tinggal di kosan karena memang dia tidak ingin pulang. Alasannya tinggal di kosan ini bukan hanya karena dia anak dari pemilik kosan, tapi juga karena dia benci terus berada di rumahnya.

"Nggak, mau di sini aja." Hyunsuk yang pertama kali menjawab.

"Gue mau pulang, kangen donat bikinan mama." Junghwan menunjukkan isi chat dengan ibunya yang memintanya untuk pulang, di sana ada foto beberapa donat yang baru saja dikirim ibunya.

"Hari ini adek gue ulang tahun, jadi gue mau pulang buat ngasih dia hadiah. Terus nanti mau diajakin jalan-jalan juga sama keluarga gue." Haruto menunjukkan kotak kado sebesar telapak tangannya, isinya jam tangan, kemarin aku melihatnya sedang membungkus kado itu di ruang tengah.

"Kalau gue sih kangen sama keponakan, jadi mau pergi ke rumah kakak buat gendong keponakan gue yang super lucu." Yoshi yang baru saja menjadi paman tampak antusias, matanya berbinar ketika mengatakan betapa lucu keponakannya yang masih bayi.

Aku sendiri juga sudah merencanakan untuk pergi ke toko kue ibuku, kemarin dia memintaku untuk mampir ke sana, hanya saja sepulang sekolah aku terlalu lelah dan memilih untuk langsung pulang saja ke kosan. "Gue juga mau pulang," kataku, meskipun kenyataannya mungkin nanti tidak akan benar-benar pulang ke rumah.

The Mystery Of a Girl's Dream || TREASUREWhere stories live. Discover now