Chapter 30

7 1 0
                                    

Matahari akan segera menghilang di balik bukit, ditandai dengan cahaya berwarna jingga yang semakin pekat. Perlahan awan berwarna abu-abu menutupnya, menyembunyikan hangat sinarnya.

Sementara itu, Sohyun dan kelima belas temannya masih memanggang ikan dan juga jagung yang baru saja dibagikan oleh guru mereka setelah acara makan siang. Jagung yang sebelumnya telah diolesi oleh mentega dipanggang di atas api unggun buatan Hyunsuk, mereka duduk mengelilingi api unggun.

"Itu dibalik, kalau posisinya begitu terus ntar gosong!" Yoshi menunjuk jagung bakar yang sedang dipanggang oleh Junkyu.

"Iya, iya." Junkyu langsung membalikkan jagungnya.

"Ini udah mateng belum?" tanya Sohyun yang sedang membantu Minji membakar ikan.

"Udah deh kayaknya, pindahin ke sini." Minji memberikan daun pisang yang telah dibersihkan sebelumnya, kemudian diisi oleh ikan bakar yang dipindahkan oleh Sohyun.

Ikan yang dibakar hanya ditambahkan bumbu seadanya, bumbunya pun hasil meminta dari panitia bagian konsumsi. Hanya dengan menggunakan kecap, cabai, garam dan bawang sudah cukup untuk dijadikan saus kecap oleh Minji. Meskipun hanya menggunakan bumbu dapur seadanya, hasilnya tetap enak, kalau kata Jeongwoo rasanya tidak kalah dengan ikan bakar yang dijual di tempat langganannya.

"Habis makan malam nanti, bakal ada acara apa?" tanya Junghwan, Haerin di sampingnya mengedikkan bahu.

"Katanya bakal ada acara api unggun." Jaehyuk menunjuk tumpukan kayu yang berada di tengah-tengah area perkemahan. Tumpukan kayu itu sudah ada sebelum mereka tiba di sana, sengaja disiapkan oleh pihak sekolah sehari sebelumnya untuk acara api unggun pada malam hari nanti.

Yedam mengernyit setelah melihat tumpukan kayu bakar itu. "Api unggun doang? Nggak ada acara tambahan lainnya gitu?"

"Ada, sama game terus nyanyi bareng. Tapi nggak tahu game apaan." jawab Yoshi.

"Lihat jadwal acaranya di mana sih?" Kali ini Wonyoung yang bertanya.

"Di poster yang ditempel di mading  waktu itu kan ada, ada jadwalnya juga di situ."

"Kenapa nggak ada yang ngejelasin lagi?"

"Iya ya? Gue kira bakal ada panitia yang ngasih tahu setiap jadwalnya. Terus besok kita mau ngapain aja, Yos?"

Yang lain sama herannya seperti Wonyoung dan Haerin, awalnya mereka pikir akan ada panitia dari OSIS yang akan menjelaskan kembali semua kegiatan yang akan mereka lakukan selama mengikuti acara perkemahan, tapi ternyata tidak. Mungkin karena semua jadwal kegiatan sudah tercantum dalam poster yang ditempel di mading, tetapi tidak banyak peserta perkemahan yang mengingat seluruh isi jadwalnya.

"Nih waktu itu gue sempat fotoin posternya, gue kirimin ke grup kelas." ujar Yoshi seraya mengaktifkan ponselnya untuk mengirim foto yang ia maksud. Untungnya di sana tidak susah sinyal sehingga dalam waktu singkat mereka semua sudah mendapat notifikasi pesan dari grup chat kelas.

"Eh, kayaknya bakal turun hujan deh."

Perkataan Haruto membuat mereka spontan melihat ke arah langit, di atas sana awan mendung sudah mendominasi. Hangatnya cahaya matahari yang akan terbenam tidak lagi terasa, justru berganti dengan hawa dingin.

"Semoga aja mendungnya cuma lewat."

Mereka mengamini perkataan Jihoon dalam diam, sama-sama masih ingin menghabiskan waktu dengan memakan jagung dan ikan bakar di sana, serta menghangatkan diri di depan api unggun ketika udara sudah semakin terasa dingin.

Hujan yang diduga akan segera turun belum juga terjadi, membuat mereka semua mengira bahwa mungkin awan mendung di atas sana tidak akan menjatuhkan air hujan. Tapi setelah semua ikan dan jagung bakar mereka habis, sebuah kilatan petir yang muncul dari awan mendung membuat perbincangan ringan mereka berhenti karena terkejut, beberapa detik setelahnya terdengar suara petir yang begitu menggelegar bagaikan siap membelah langit. Disusul oleh suara gemuruh air hujan dari kejauhan, yang lantas membuat mereka lari menuju tenda masing-masing sebelum air hujan sempat membasahi tubuh mereka.

The Mystery Of a Girl's Dream || TREASUREWhere stories live. Discover now