5. Keegoisan Biru

12 5 18
                                    

5

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

5. Keegoisan Biru

Karena kamu aku bisa mencintai dan membenci hujan dalam waktu yang sama sekaligus.

-Aruna Rifa Aulia-

•••

Kata banyak orang, hujan itu selalu indah. Hujan itu selalu memberikan ketenangan, memberikan sebuah lengkungan yang tercipta indah pada bibir setiap netra yang melihatnya. Tapi, nyatanya tidak semua orang mencintai hujan.

Hal yang paling di takuti ketika mencintai hujan hanya satu. Yaitu kehilangan. Tidak perlu terlalu mencintai hujan, karena hujan bisa saja pergi dan meninggalkan kenangan indah yang susah untuk di lupakan.

Kepergiannya sudah pasti, kembalinya di nanti.

Hujan tidak selalu berjanji untuk kembali setelah pergi, guntur juga tidak berjanji jika ia berbunyi maka hujan akan kembali, dan pelangi juga tidak berjanji setelah datangnya hujan maka dia akan hadir untuk menciptakan warna-warni.

Laki-laki tampan yang sedang duduk di balkon kamar miliknya menatap senduh ke arah langit yang sedari tadi hanya menampilkan awan hitam. Sepertinya langit akan menumpahkan semua kesedihan yang selama ini terlalu lama ia bendung sendiri.

"Rasanya sudah muak dengan semua ini, lelah berpura-pura buta dan tuli jika harus merasakan semua rasa perih. Seolah mati rasa dengan semua rasa sakit yang di dapat. Tidak ada yang menginginkan hidup seperti ini, lagipula siapa yang mau?"

Laki-laki itu berucap dengan terus menatap ke arah langit. Selain menatap keindahannya, ia juga sedang menahan suatu cairan yang akan jatuh dari manik hazel yang ia miliki.

"Kembalikan lagi pandangan dan pendengaran ku, aku akan melewati semuanya dengan hati yang akan ku paksakan menjadi ikhlas, dengan bibir yang ku paksakan melengkung membentuk sebuah senyuman."

"Akan ku lihat dan akan ku dengar semua itu. Aku tidak ingin jika harus menjadi buta dan tuli terlalu lama, menyembunyikan diri dari rasa sakit yang di rasakan."

"Mengapa harus hujan? Gadis yang ku cintai begitu membenci hujan." Perlahan suara laki-laki itu tersamarkan akibat rintikan hujan yang kini beralih menjatuhkan diri dengan sangat deras.

"Kamu takut hujan, Na?"

"Aku benci."

"Benci hujan?"

"Benci kalau harus di tinggalkan."

Cinta Adalah Luka Paling NyataWhere stories live. Discover now