Buku sampul berwarna pink, Eryn mendapatkan buku itu dari mendiang dokter yang mendonorkan kedua ginjalnya. Dari sana Eryn tau semua tentang dirinya, pada halaman pertama ada sebuah kalimat yang tertulis rapih dari Lina.
Eryn Lyncia Keyravelin, nama yang cantik. Secantik pemiliknya, Putri ku. Dia telah tumbuh dewasa, ternyata selama ini dia ada di sampingku.
Eryn, setetes darah dan air mata yang diberi nyawa. Putri ku adalah anugerah dari Tuhan, izinkan aku memeluknya dan memberinya kasih sayang untuk waktu yang lama.
Dia lukisan dari semesta bersayap kecil, dia hadiah dari Tuhan bukan sebuah kesalahan.
Eryn memperhatikan lamat kalimat indah dari Mama nya, ia membaca setiap kata yang terpatri dan penuh ketulusan dari sang pemilik buku.
Maafkan aku Putri kecil, kamu pasti akan mengetahui semuanya tentang dirimu. Tapi sekalipun faktanya menyakitkan kamu tetap seperti cahaya, semoga hidup kamu selalu diselimuti kebahagiaan, hal-hal manis setiap saat.
Lupakan kenyataan itu, kamu layak mendapatkan kebahagiaan. Jangan mencari tentang masa lalu Mama atau siapa Ayah kamu, tolong Mama tidak ingin kamu terluka. Semua itu hanya akan menambah nanah dalam hati kamu.
Ayo bahagia Eryn, hari ini dan seterusnya tanpa rasa penyesalan.
Mama titip kamu ya? Mama doakan kamu dari langit.
Eryn sudah tidak sanggup jika dia harus membaca sampai halaman terakhir. Air matanya meluluh, hatinya berdarah menemukan fakta bahwa Mama nya mengandung karena korban pelecehan. Eryn menelan pahit air liurnya, ini jauh lebih mengerikan dia tidak bisa membayangkan seseorang yang baru saja mendapatkan gelar dokter spesialis ginjal harus runtuh hidupnya demi melahirkan seorang bayi yang hidup penuh kerapuhan.
Eryn menatap langit kamarnya yang dipenuhi lampu tidur berbentuk bintang, dia berpikir mungkin jika dia tidak jatuh pada asuhan keluarga Alghanata. Mungkin jika saat keluarga angkatnya menyerahkan hak asuk kembali pada Dokter Lina, setelah mengetahui identitas bayi perempuan yang mereka temukan 15 tahun lalu. Mungkin Eryn sudah lama merasakan kasih sayang Mama kandungnya sendiri, yang tidak lain satu profesi dan satu rumah sakit dengan Dokter Nina.
“Kenapa? Tumben jam segini belum tidur? Kamu lagi ada masalah?” Kai sangat peka, menjaga dari saat mereka dipertemukan membuat lelaki itu bisa membaca hati Eryn.
“Apa itu?” Eryn melihat amplop putih motif sayap rusak berwarna merah.
Kai memberikannya pada Eryn, “Ada di depan tadi, mungkin surat buat kamu.”
“Surat?” kening Eryn mengerut, dia sama sekali tidak mendengar ada seseorang datang mengetuk pintu. Lagi pula gerbang depan rumah terkunci otomatis, hanya dia dan Kai yang memiliki kunci akses.
“Jangan banyak pikiran, kamu lagi sakit.” Kai mengusap-usap rambut Eryn. Kai sempat melihat Eryn menangis setelah membaca buku diary Mama nya.
“Iya, cenayang ih!” sesal Eryn, ia merasa disayang penuh lelaki yang menjaganya sejak kecil itu.
“Maaf Kakak jarang ada waktu buat kamu, Kakak harus selidiki pelaku yang udah menganiaya kamu.”
“Aku baik-baik aja kok, luka pukulan nya udah mendingan. Kakak jangan lupa istirahat juga, jangan sampai sakit.” ucap Eryn meyakinkan.
Tangan Kai masih bertahan di puncak kepala Eryn, hingga mata coklat terang Eryn menangkap sesuatu di pergelangan tangan Kai.
“Kakak pakai gelang dari siapa ini?” Eryn langsung menatap Kai penuh selidik, walaupun kepribadian Kakak nya itu tertutup tentang dirinya pada Eryn. Ia cukup tau dengan kebiasaan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvano| Villain Or Bodyguard?
Teen FictionElvan Laska Reyzantara, lelaki dengan dua karakter. Dia ingin hidup bebas dengan ke luar dari jeratan orang yang memperbudak nya. Namun dia tidak bisa melarikan diri, dia hidup untuk menembus dosa telah melenyapkan Elvano, si jenius yang bringas. Ka...