⊙ PROLOG

38 4 1
                                    

Seorang gadis kecil dengan balutan gaun biru muda itu begitu cantik, ia berlarian di koridor rumahnya. Gadis itu tidak henti henti tertawa bahagia sembari sesekali melirik ke belakang memastikan bundanya Masi mengejarnya.

"Aya... bunaa capee!", Keluhnya memelaskan wajahnya, mencoba mengambil hati gadisnya itu agar berhenti berlari.

Gadis kecil yang berusia 10 tahun itu membalikkan badannya, ia melihat bunda nya dengan tatapan khawatir. "Bunaa!!, Bunaa gapapa?!", Pekik nya sembari berhamburan ke dalam pelukan bundanya.

Wanita dewasa itu menampilkan senyuman kemenangan nya, lihat lah gadisnya ini begitu polos dan tulus.

"Bunaa gapapa... Tapii kalo Aya lari lari lagi bunaa nangis lho", ucapnya sembari merapihkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik anaknya.

Gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya, "Aya gamau Bunaa sedih, Gamauu!!", Sarkasnya sembari menampilkan tatapan menyeramkan?.

Wanita dewasa itu terkekeh, "Aya Aya, kamu ini mau gimanaa juga tetep imut", pujinya.

"Bunaa, Aya diledekin karena pake baju biru terus. Katanya Aya gapunya baju lagi gara gara Aya bujunya biru semua", adu gadis kecil itu tiba tiba.

Wanita dewasa itu tersenyum, "Terus Aya malu?", Tanyanya mengetes anaknya ini.

Gadis kecil itu memilin jarinya, "Enggak... Emm kan kata bunaa Biru itu eee... Apasi bunaa?!, Aya lupa!", Kesalnya setelah berpikir lama tak kunjung ingat.

Wanita dewasa itu tersenyum tulus, "Biru itu indah, biru itu membuat bunaa merasa bebas dan percaya diri... Biru juga bermakna Kepercayaan dan kesetiaan. Aya... Gasuka ya?, Kalo bunaa pakein warna warna biru gitu?", Tanyanya tulus.

Gadis kecil itu menggeleng cepat, "Ayaa suka, cuman kesel aja sama temen Aya yang satu itu", gerutunya sembari mengerucutkan bibirnya.

"Ayaa, janji ya sama bunaa?", Tanyanya lembut, sementara gadis kecil itu menatap nya fokus, menunggu kalimat selanjutnya yang akan bunaa nya lontarkan.

"Kalo udah gede, ayaa harus warna biru!, Yang membawa kedamaian, percaya diri, setia, dan bijaksana... Ayaa juga harus jadi laut biru sama langit biru", ujarnya tulus, walaupun tau gadis di hadapannya ini tidak akan mengerti dengan maksud perkataan nya.

Gadis kecil itu menautkan kedua alisnya pertanda ia tidak mengerti, "kenapa haru jadi laut sama langit bunaa?", Tanyanya bingung.

Lagi lagi, senyuman tulus itu terbit begitu saja dari bibir yang pucat. "Ayaa harus kaya langit biru, yang bebas mengekspresikan diri nya sendiri... Dan ayaa harus jadi laut yang tenang dengan semua yang ada didalamnya", ucapnya semakin melembut.

Gadis kecil itu mengangguk riang kemudian kembali memeluk tubuh kurus wanita dewasa itu.

Atensi ayaa teralihkan pada kucing di jalan sana, saat ini mereka berada di gerbang keluar.

Ayaa berlarii sekencang kencangnya, ia harus menjadi super Hiro!, Ia harus menolong semua makhluk hidup yang ada di dunia ini!, Begitulah kira kira bunaa nya mendidik nya.

Alih alih fokus menyelamatkan kucing dijalan itu, Aya tidak menyadari bahwa ada mobil yang melesat cepat ke arahnya.

"AYAAA!!", Pekik wanita itu berlarii.

CITT

BRAKK

"BUNAA!!!"

"LARASS!!"

"Bunaa!!, Kenapa Buna keluar darah Buna!", Tangis ayaa pecah sembari memegang kepala bundanya.

"A--aya...", Ia tersenyum tulus, sangat teramat tulus.

"Bunaa!!, Ayaa tak--", ucapannya terpotong saat tangan kekar menariknya, kemudian ia terhempas jauh, gadis kecil itu menatap bunanya yang di gendong ayahnya dengan darah di sekujur tubuhnya.

"AYAHH!!, BUNAA!! SEKARANG KAN HARI ULANG TAHUN AYAA!!".

"Kamu apain bunda Aya?!!", Tanya anak lelaki yang lebih tua darinya sembari mengeluarkan buliran bening.

Aya menggeleng, "Ay--"

"Kamu selalu buat bunda celaka teruss Aya!!, Aku bencii kamu!", Kali ini anak laki laki yang seperti nya tidak jauh berbeda dengan umurnya.

"Ta--"

"DASAR PEMBUNUH, KAMU SELALU BERUSAHA BUNUH BUNDA!!", Teriaknyaa sembari mendorong tubuh gadis kecil itu.

***

Mata yang semula terpejam lelap, kini terbuka lebar. Buliran bening dengan cepat turun tanpa permisi, tubuh yang sangat teramat sakit itu ia paksakan untuk bangun.

Untuk keberapa kali ia harus di hantui rasa bersalah ini?, Dan... Bunaa, ia sangat teramat merindukan nya.


CaeruleaphileWhere stories live. Discover now