⊙ Askara Akalanka Dirandra

13 4 0
                                    

"Terkadang kita berhak untuk egois, sekalipun itu menyakiti hati orang lain."

- Askara

*

*

*

*

"Gue Anka, Askara Akalanka Dirandra", ucapnya santai membuat kala mematung di tempatnya. Memori memori dulu bagaikan kaset rusak itu perlahan berputar.

Tatapan yang semulanya sendu kini Ter gantikan oleh tatapan penuh kebencian, kala gadis itu mengepalkan tangannya guna menahan emosi yang rasa nya ingin meluap luap. Butuh beberapa waktu untuk ia bisa meredakan emosi yang bergejolak.

Sementara Askara, lelaki itu terdiam dengan tatapan dingin. Tidak ada raut wajah kasian. Yang ia perlihatkan hanya muka datar dengan tatapan yang terlihat lebih teduh dari sebelumnya.

"Apa?!", Bentak kala sembari menghapus sisa jejak air mata di pipi mulusnya.

Lelaki itu Masi terdiam sembari terus menatap mata bulat itu.

"APA?!, APA YANG LO MAU?!", Bentaknya sembari mendorong tubuh atletis itu.

"Ga cukup dulu lo lukain hati gue?!", Kali ini gadis itu sedikit menurunkan nada bicaranya.

"Apa?!, Lo mau nyalahin gue lagi?!, HAH?! NGOMONGGG SAMAA GUE!! Lo mau fitnah gue lagi?!", Kala terlihat begitu berantakan kali ini.

Askara terdiam, entah apa yang ada di pikirannya. Sementara kala gadis itu terus terisak merasakan sesak yang begitu sakit.

"Dulu... Itu bukan kemauan gue", ucapnya sedikit melirih.

Kala menatap iris mata lelaki jangkung itu, "Dulu gue gatau apa apa... Dan lo terus nyalahin gue...", Ucapnya lagi.

Gadis itu tersenyum miris, "See?, Bahkan tanpa lo aja gue bakal tetap menderita. Ini karma jadi Lo gausah repot repot buang tenaga Lo buat sakitin lagi hati gue", ujarnya sebelum melenggang pergi.

Askara menatap punggung gadis itu yang kian menjauh, mata nya mengisyaratkan bahwa ia begitu kecewa.




F

lashback on


Askara Akalanka Dirandra, putra pertama dari keluarga Dirandra itu menangis menatap ayah nya yang sudah kejang kejang di jok pengemudi itu. Ia terus berteriak memanggil ayahnya namun ayah nya tak kunjung sadar, sementara di diluar mobil sudah banyak orang yang sedang menangisi wanita yang tadi tertabrak oleh ayah nya.

"Ayah! Bangun ayah anka takut ayah hikss", askara terus menangis.

Sekitar 30 menit askara menangis, entah apa yang harus ia lakukan hingga datanglah segerombolan polisi menghampiri mobil ayahnya kemudian membobol pintu mobil. Sementara ayah nya sudah pucat Pasih dengan mata melotot.

Askara di gendong oleh polisi itu, ia di dudukan di aspal dengan tangan dan kaki yang terus bergetar. Ia mengepalkan tangannya ketika melihat seorang gadis kecil yang ia duga orang yang membuat semua ini terjadi.

Ia berlari ke gadis kecil yang sedang berjongkok itu, gadis itu terlihat sama dengan nya berantakan dan bingung.

Askara mendorong tubuh gadis kecil itu dengan keras, di saat semua polisi tengah sibuk dengan tugas nya sementara kedua bocah ini ber adu argumen sembari terus menangis.

CaeruleaphileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang