POSESIF

2 0 0
                                    

Saat ini Tasya dan Bunda sedang makan malam bersama di rumah. Tidak ada percakapan diantara Ibu dan anak tersebut, hanya ada suara piring dan sendok yang bertubrukan.

Setelah pertemuan yang tidak sengaja dengan Jean, membuat Tasya tidak bisa berhenti memikirkan wajah pria itu.

Bunda yang melihat wajah berseri dari sang anak membuatnya tidak bisa menahan untuk tidak bertanya.

"Sya? Lagi mikirin apa? Senyam senyum sendiri?" tanya Bunda.

Tasya mengerjap, padahal Bunda tidak mengejutkannya. "Hah apa Bun?"

"Kamu kenapa? Dari tadi Bunda perhatiin senyam senyum sendiri," Bunda mengulang pertanyaan tadi.

"Ahh gapapa kok Bun," jawab Tasya cengengesan.

"Beneran? Ah Bunda ga percaya," ujar Bunda kemudian menaruh sendok di atas piring, ia ingin fokus bertanya kepada putrinya.

"Tasya gapapa kok Bunda, asli deh."

"Ada yang kamu sembunyiin dari Bunda ya?" Bunda berusaha mencoba agar Tasya mengatakan hal yang sebenarnya.

"Sebenernya Tasya baru ketemu sama cowok, Bun." ungkap Tasya dengan suara pelan.

"Cowok? Siapa?"

"Nggak tau, tadi kita ketemu di toko buku,"

"Terus? Cuman ketemu doang kan?"

"Nggak Bun. Tasya sama dia lanjut berteman hehe,"

"Kok bisa?"

"Jadi gini..." Tasya menceritakan semua yang terjadi pada saat di toko buku, dari mulai dia bertemu dengan Jean sampai akhirnya berteman dan saling bertukar nomor telepon.

Bunda melongo kala mendengar bahwa Tasya dan laki-laki itu saling bertukar nomor telepon.

"Apa apaan main tuker nomor telepon?!" pekik Bunda.

"Lah? Emangnya kenapa Bun?" Tasya dibuat kaget karena Bunda nya terlihat begitu sangat marah.

"Kamu tau ga? Dia itu orang baru, nggak kenal sama kamu." Bunda mulai mengomel.

"Kalau dia jahat sama kamu gimana? Kalau dia macem macem sama kamu gimana? Inget Sya, sekarang lagi musim kasus apa!" omel Bunda tanpa jeda.

"Bun tapi Tasya cuman pengen temenan, ga lebih kok." ucap Tasya seraya menunduk.

"Tapi tetep aja, dia itu orang asing. Ga pantes kalian tukeran nomor telepon, Tasya."

"Tapi dia kelihatannya baik kok Bun,"

"Bisa aja kan baik dari luarnya doang?"

Tasya terdiam.

"Udah. Pokoknya sekarang kamu hapus atau blokir nomor laki-laki itu, Bunda ga mau kamu kenapa-napa," ujar Bunda.

Mendengar hal itu, seketika nafsu makan Tasya hilang.

Tasya mengambil gelas tinggi yang sudah disiapkan, lalu ia meminum air mineral itu hingga sisa setengah.

Ckit!

Suara deretan kursi mengintrupsi pendengaran keduanya. Bunda langsung mendongak menatap Tasya yang hendak pergi.

"Mau kemana kamu?" tanya Bunda.

"Mau ke kamar, ga nafsu makan." jawab Tasya ketus.

"Abisin makanannya dulu, Tasya. Kamu bisa di cap ga sopan karena ninggalin makanan yang masih banyak," kata Bunda ketika melihat isi piring Tasya ternyata masih banyak.

"Ga nafsu. Tasya ke kamar dulu," ucap Tasya kemudian melengos pergi dari hadapan Bunda nya.

"Sya! Abisin dulu makanannya!" teriak Bunda tapi tidak digubris oleh Tasya.

3 MONTH AND 3 SYMBOLWhere stories live. Discover now