RESMI BERTEMAN

1 0 0
                                    

Tasya berjalan menyusuri koridor kelas. Di sepanjang langkahnya ia memikirkan cerita Putri mengenai pembunuhan sadis itu.

Tasya sangat penasaran ingin melihat kelas kosong yang dijadikan tempat korban oleh pembunuh itu. Namun rasa takutnya melebihi keberaniannya.

Sejurus kemudian, Tasya sudah sampai di perpustakaan. Ia langsung masuk ke dalam ruangan luas bernuasa coklat itu.

"Permisi Pak, saya mau ambil buku paket Bahasa Indonesia kelas 11, di mana ya Pak?" tanya Tasya kepada penjaga perpustakaan.

"Ohh ada di rak ke 5 neng, cari aja."

"Ohh gitu. Baik Pak, terimakasih."

Tasya berjalan menuju rak yang dimaksud penjaga perpustakaan tersebut.

Pada saat melewati meja panjang dan kursi yang berjejer rapi di sana, Tasya melihat seorang Pria memakai pakaian sama seperti dirinya.

Tasya tahu dia pasti adalah salah satu siswa di sini, namun dari kejauhan ia melihat wajahnya sangat familiar.

"Siapa ya?" gumam Tasya.

"Hei!" Akhirnya Tasya memanggil siswa itu.

Siswa itu menaikkan kepalanya, dan betapa terkejutnya ketika ia melihat wajah Pria yang baru baru ini terus mengisi pikirannya.

Jean.

"Jean?" gumam Tasya.

"Hai," sapa Jean seraya tersenyum.

"Lo ngapain di sini?" Tasya berjalan mendekat ke arah Jean.

"Seperti yang kamu liat, saya sekolah di sini,"

"Woahh! Ternyata kita satu sekolah," ujar Tasya senang.

"Saya juga ga tau kalau kamu sekolah di sini," kata Jean.

"Iya gue sekolah di sini hehe."

"Kamu kelas berapa? Kok kita kaya ga seangkatan ya?" tanya Jean.

"Ohh gue kelas 11, emang lo kelas berapa?"

"Kelas 12,"

Tasya langsung membungkam mulutnya yang terkesan tidak sopan karena sudah memanggil Kakak angkatannya dengan sebutan Lo-gue.

"Kenapa?" tanya Jean.

"Gu- eh saya udah ga sopan sama Kakak."

Jean terkekeh. "Gapapa, lagian kamu juga kan baru tau kalau ternyata saya Kakak kelas kamu," ujar Jean yang langsung membuat Tasya menghela napas lega.

"Makasi ya," ucap Tasya.

"Sama-sama. Eh iya, mau ngapain ke sini? Mau baca buku juga?"

Tasya langsung teringat alasan mengapa dia berdiri di sini sekarang. Mengambil buku paket Bahasa Indonesia.

"Ehh! Permisi dulu ya, Kak!" ucap Tasya lalu berlari menuju rak di mana buku paket yang dicarinya itu berada.

Jean tertawa kecil, ia melihat tingkah Tasya seperti itu sangat lucu.

"Lucu juga."

****

Sepulang sekolah Tasya langsung masuk ke dalam mobil Bunda nya, karena katanya sekarang ia harus diantar jemput oleh Bunda.

"Gimana sekolah hari ini?" tanya Bunda begitu Tasya masuk ke dalam.

Tasya tersenyum malu. "Spesial banget Bun," jawab Tasya.

"Wahh, kenapa nih? Apa yang spesial?" tanya Bunda penasaran.

"Bunda inget cowok yang semalem Tasya ceritain?"

3 MONTH AND 3 SYMBOLDonde viven las historias. Descúbrelo ahora