We Cant Be Friends

945 59 6
                                    

~We can't be friends
But I'd like to just pretend
You cling to your papers and pens
Wait until you like me again

Wait for your love
Love, I'll wait for your love
I'll wait for your love
Love, I'll wait for your love~
Ariana Grande

Malam ini Rony membawa Salma ke rumah orang tuanya. Mereka kompak memakai pakaian serba hitam. Rony dengan kemeja hitam dan celana jins, sedangkan Salma memakai dress berwarna hitam dengan kerudung pasmina cokelat. Saat ini mereka berdua sedang makan malam bersama keluarga Rony.

"Salma, kamu udah yakin akan menikah sama Rony tahun ini?" Tanya Papa Rony. Beliau menatap Salma intens.

Salma mengangguk, "Iya Om. Salma udah nggak kuat banyak yang deketin Rony." Ujarnya membuat seluruh keluarga Rony tertawa.

"Lagian Sal, Rony udah lamar kamu berkali-kali tapi kamu baru siap sekarang. Pasti karena Tessa deketin Rony ya."

Ucapan Mama Rony membuat Salma menghentikan makannya. Dia yang tadi fokus ke piringnya sekarang melihat ke arah Mama Rony. Ya salah satu alasan Salma menerima lamaran Rony karena dia takut Rony meninggalkannya karena perempuan lain.

"Mama jangan bawa-bawa orang lain." Rony yang menjawab pertanyaan Mamanya.

"Maaf Salma. Mama becanda sayang. Mama seneng banget akhirnya kalian akan nikah. Mama harap secepatnya nimang cucu dari kalian."

Cucu??? Anak maksudnya??? Kepala Salma penuh tanda tanya perihal anak. Kenapa dia baru sadar kalau menikah itu salah satu tujuannya untuk mempunyai keturunan. Apa dia akan langsung hamil? Dia baru saja siap menikah apa harus siap hamil juga?

Salma hanya tersenyum canggung. Di sampingnya, Rony melirik sejenak ke arahnya. Entah chemistry atau apalah namanya Rony tau kalau Salma sedang tidak nyaman.

"Ma Pa kemungkinan Rony ke rumah Mama Salma dulu setelah itu baru kita atur waktu yang pas untuk ketemu keluarga Salma."

"Iya sayang. Mama ngikut kalian aja. Yang penting beneran tahun ini loh ya." Ucap Papanya.

Setelah selesai makan malam, mereka semua duduk di ruang tamu. Sekedar berbicara soal karir dan pekerjaan. Salma merasa cukup lelah karena harus tetap perhatian dan menjaga sikapnya. Dia memberi kode kedipan mata pada Rony untuk mengantarnya pulang.

"Pa Ma aku anter Salma pulang dulu ya. Besok dia ada acara soalnya."

Yes, padahal gue besok free, emang cowok gue super peka, batin Salma. Dia tersenyum dan sedikit mengangguk menandakan dia memang ingin pulang.

"Ya udah Ron anter Salma. Ingat kalian jangan ngapa-ngapain sebelum halal ya." Ujar Papa Rony sambil tersenyum.

Muka Salma seketika merah. Dia melirik Rony yang mengedipkan satu mata padanya. Salma dan Rony memang selalu berpacaran secara positif. Paling mentok memang cuma ciuman.

"Iya lah Pa. Rony masih pengen deg-degan pas malam pertama."

Ucapan Rony yang tanpa difilter membuatnya mendapat pukulan sedikit keras di punggungnya. Salma merasa malu. Bisa-bisanya bahas malam pertama ke orang tua.

"Salma pulang dulu ya Pa Ma. Makasih banyak udah mau nerima Salma." Ujarnya sambil mencium tangan kedua orang tua Rony.

"Iya sayang. Asal Rony bahagia semua kita turutin ya Pa. Kamu juga anak yang baik dan tulus."

Saat mereka keluar dari ruang tamu, semua terkejut melihat perempuan cantik yang datang sambil membawa bucket bunga dan kue.

"Eca??" Ujar Rony dengan wajah terkejut.

FOREVER WITH YOUМесто, где живут истории. Откройте их для себя