2: Bagian baru

72 11 13
                                    

Perihal istirahat setelah tuntaskan perjalanan panjang memang harus [Name] musnahkan dari dalam benaknya. Dia tidak bisa langsung istirahat lantaran dipaksa bergabung untuk ikut rayakan hari jadi Eternal Memories yang [Name] sendiri tidak tahu itu apa.

"[Name], sebelum istirahat ayo makan bersama kami."

Anri adalah biang keladi dari hadirnya [Name] dalam perayaan kecil malam ini. Dia ingin menolak, tetapi terlalu tak enak hati menolak tawaran di depan orang ramai. Mungkin saja jika di sini hanya ada Ego dan Anri saja, [Name] akan menolak mentah-mentah tawaran tersebut.

"Apakah dia adalah anak Ego-san, Anri-san?" Pemuda berambut merah sebahu bertanya seraya meletakkan beberapa piring ke meja. Manik merah muda pemuda itu bertemu dengan manik kelabu [Name] dan untuk beberapa saat mereka saling tatap. "Dia tidak mirip dengan Ego-san."

Wah, pemuda ini benar sekali!

Anri tertawa canggung ketika melirik Ego yang duduk di kursi dengan wajah datarnya. "Sebaiknya kau memperkenalkan mereka, Ego-san," bisik Anri pada suaminya.

Ego menoleh, menatap istrinya sesaat lalu memijat pelipis penat. Remaja zaman sekarang memang hobi sekali membuat orang dewasa penat bukan main.

Setelah pemuda berambut merah selesai membagi piring, seorang pemuda berambut cepak yang tonjolkan jambul paripurna datang dari dapur. Wajahnya terlihat sangar, bahkan auranya terlihat seperti preman. Pemuda itu duduk di kursi yang memang tersedia untuknya lalu melirik semua orang yang ada di meja makan persegi panjang ini.

"Ego-san, mari kita rayakan hari jadi Eternal Memories bersama," katanya sopan.

Tutur kata pemuda cepak ini jauh lebih sopan dibandingkan tutur kata pemuda merah tadi. Padahal dari segi penampilan, pemuda merah tadi akan membuat orang-orang menilai dia adalah anak yang sopan. Kalimat yang menyarankan untuk tidak menilai seseorang dari penampilannya memang harus diterapkan di mana pun kalian berada.

Ego berdehem lalu berdiri. "Anak-anak." Pria itu mengintrupsi, "Sebelum kita merayakan ulang tahun Eternal Memories, perkenalkan ini Jinpachi [Name], anakku."

Empat pemuda yang duduk di hadapan [Name] kompak menatapnya.

"[Name], mereka adalah pekerja paruh waktu di perusahaan kecilku."

Lantas [Name] menatap balik mereka berempat dengan tatapan sinis. Laki-laki kota, [Name] harus mewaspadai laki-laki kota. Karena jika tidak, mereka pasti akan menganggap [Name] sebagai wanita gampangan, yang jika dirayu dengan gombalan maut bisa langsung jatuh cinta.

"Perkenalkan namaku Barou Shouei. Aku yang paling tua diantara mereka dan yang paling lama bekerja di sini. Senang berkenalan denganmu."

Pantas saja pemuda cepak ini berbicara sopan kepada Ego. Ternyata dia sudah lama bekerja di sini. Namun, bukankah jika sudah lama bekerja, tingkat kesopanan seseorang akan berkurang, ya?

"Perkenalkan namaku Chigiri Hyoma, senang berkenalan denganmu." Lalu giliran pemuda merah tadi memperkenalkan diri.

Kini tersisa dua pemuda lagi yang sedari tadi belum mengeluarkan suara mereka sejak tadi. [Name] menatap pemuda berambut hitam yang mempunyai manik biru kelasi tersebut. "Namamu?"

Pemuda itu mengangkat tangannya lalu berbicara pada [Name] melalui bahasa isyarat yang kontan membuat [Name] terdiam di tempatnya. Setelah gerakan tangan selesai, pemuda di hadapan [Name] tersenyum sangat ramah padanya.

"Dia penyandang tunawicara. Namanya Isagi Yoichi," jelas Chigiri.

Tatapan sinis melunak, kontan [Name] menjadi tak enak hati karena sudah menatap pemuda ini dengan sinis tadinya.

𝐄𝐓𝐄𝐑𝐍𝐀𝐋 𝐌𝐄𝐌𝐎𝐑𝐈𝐄𝐒 || Blue Lock x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang