Chapter 1/5

211 21 0
                                    

SHATTER ME





Sunoo terbangun, mendapati dirinya tidur di samping tempat pembuangan sampah gedung apartemen. Masih memakai piyama tanpa alas kaki, Sunoo berbangun dan berjalan memasuki bangunan.

Jam masih menunjuk pukul 6 pagi, hanya ada beberapa orang yang berpapasan dengannya membuat Sunoo menghela napas lega karena tidak perlu menanggung malu bertemu banyak orang.

Sesampainya di dalam apartemen, Sunoo membaringkan dirinya di ranjang. Ia mengusap wajahnya. "Padahal pintu sudah di kunci." Gumamnya kemudian memejamkan mata, merasa masih mengantuk.

Besoknya, Sunoo bangun di halte bus tidak jauh dari gedung apartemen ketika seseorang membangunkannya. Segera ia berlari memasuki tempat tinggalnya. Sunoo ingat jelas bahwa kemarin sebelum tidur ia mandi dan berganti pakaian, namun pagi ini ia malah berpakaian seperti akan pergi ke acara resmi.

"Apa aku berhenti kerja saja?" Hari itu saat istirahat makan siang, Sunoo duduk di kantin kantor bersama pacarnya. "Hei, kau sudah lima tahun disini." Mempertimbangkan posisinya yang sudah jadi manager membuat Sunoo berat hati ingin resign. Posisi yang susah payah ia raih sejak kedatangannya ke Seoul.

"Sleep walkingku semakin parah, Hoon-ah." Sunoo tidak sadar entah sejak kapan ia tidur sambil berjalan, namun yang jelas akhir-akhir ini sleepwalking nya bertambah parah. Ia sering kali bangun di tempat-tempat tidak terduga seperti toilet umum, halte bus, kereta bawah tanah, convenient store, bahkan tempat pembuangan sampah.

Sunoo tidak tahu lagi harus bagaimana mengendalikan sleepwalkingnya. "Obatmu sudah habis?" Sunghoon mengusap-usap tangan Sunoo dalam genggamannya. "Aku tidak merasa efek apa-apa dari obat." Sunoo menduga karena dirinya yang kelelahan memicu sleepwalking itu semakin parah, ia membeli obat yang direkomendasikan teman apotekernya namun setiap ia tertidur, tetap saja bangun-bangun ia berada di tempat lain.

Sunoo berpikir mungkin jika ia bekerja malam hari dan tidur siang hari maka sleepwalkingnya akan hilang. Tapi ternyata salah, saat ia tertidur di minggu siang, ia tetap keluar rumah yang untung saja saat itu Sunghoon berhasil mencegahnya.

"Malam ini aku menginap di rumahmu." Raut khawatir di wajah tampan Sunghoon tidak bisa disembunyikan. Ia sadar semenjak sebulan terakhir Sunoo berjuang melawan sleepwalkingnya yang semakin parah. Sunghoon merasa bersalah karena tidak bisa membantu Sunoo, kekasih yang sudah dua tahun bersamanya.

"Tidak, kau harus mengerjakan proyek untuk minggu depan, kan?" Sunoo melepaskan tangan Sunghoon. "Aku bisa mengerjakannya di rumahmu." Sunoo tidak suka merepotkan orang, meski itu pacarnya sendiri. "Akan ku pastikan pintu terkunci." Sunoo tersenyum, mencoba meyakinkan.

"Mana bisa aku bekerja jika banyak pikiran, Sunoo-ya." Suara Sunghoon meninggi. "Minggu depan aku dinas ke luar kota." Intonasi di suara itu melembut, merasa bersalah telah menaikkan suara. "Izinkan aku menginap sampai aku pergi dinas."

Malam itu Sunghoon berada di rumah Sunoo.

Sementara Sunoo tidur di kamar, Sunghoon bekerja di ruang tengah. Dari dalam kamar ia mendengar suara tawa, ia jelas mendengar itu suara Sunoo. Sunghoon memutuskan berdiri dan menempelkan telinganya ke daun pintu. "Iya sayang, malam ini tidak bisa." Samar-samar Sunghoon mendengar kalimat itu, meski tidak yakin karena suaranya pelan.

Tanpa mengetuk, Sunghoon membuka pintu dan menemukan Sunoo duduk di atas ranjang sambil menelpon seseorang. "Maaf, aku kira kau bicara dalam tidur." Sunoo tersenyum dan mematikan ponselnya. "Kau tidak tidur?" Sunoo merentangkan kedua tangannya, memberi aba-aba agar Sunghoon memeluknya. "Ayo tidur." Senyuman manis itu membuat wajah Sunghoon memerah, jarang-jarang Sunoo bersikap imut seperti ini.

Shatter Me | SunSunWhere stories live. Discover now