Chapter 4/5

103 16 0
                                    

Luka Sunoo tidak sedalam itu, ia hanya mengalami pendarahan ringan dan telah diobati oleh dokter yang dipanggil Sunghoon ke apartemen.

Mereka tidak jadi ke psikiater, Sunghoon juga telah mengabari Jungwon kejadian ini dan Jungwon memaklumi.

Sekarang Sunghoon berbaring menyamping mengamati Sunoo yang terlelap di sebelahnya. Tangannya melingkar di perut Sunoo dan wajahnya ia tenggelamkan di leher Sunoo.

Dalam tidurnya Sunoo nampak gelisah, Sunghoon berusaha membangunkan Sunoo dari mimpi buruk namun mengingat sekarang malam hari, ia jadi takut yang keluar adalah Shion menjadikan Sunghoon hanya bisa menenangkan Sunoo dengan memeluknya.

Besok pagi mereka ke psikiater, Sunoo menjalani terapi ditemani Sunghoon yang sudah dapat izin dari Jungwon.

Jungwon memulai sesi terapi dengan sugesti dan cradle ball yang berbunyi intens menghantarkan Sunoo masuk ke alam bawah sadarnya.

Di ruang hitam hampa itu Sunoo berhadapan dengan Shion yang marah, Shion berlari dan mencekik Sunoo sampai terbatuk.

"Aku menyelamatkanmu! Kau yang meminta bantuan kepadaku!" Sunoo berusaha melepaskan tangan Shion. "Dan sekarang setelah bahagia, kau ingin membuangku!?" Cekikan di lehernya semakin keras membuat Sunoo terbatuk. Wajahnya merah dan napasnya pendek.

Sunoo tersungkur dan Shion masih mencekiknya.

"Aku juga ingin bahagia, brengsek! Apa hadirku hanya untuk menderita!?" Shion tertunduk, cekikannya melemah, air mata menetes membasahi dada Sunoo.

"Maafkan aku..." Shion menatapnya penuh kebencian. "Aku akan memberimu kebebasan, tapi tolong ceritakan apa maumu, bagaimana kau bisa hadir, aku sungguh tidak ingat apapun." Shion terkekeh. "Pacarmu menghancurkan kebahagiaanku! Dia membuang barang-barangku! Melarangku bertemu dengan pacarku!" Mata Sunoo melebar, ia tidak tahu masalah ini.

"Aku juga ingin bahagia, ku mohon..."

Sunoo membuka mata, napasnya pendek dan cepat, dilihatnya ke samping dimana Sunghoon menatapnya khawatir sambil menggenggam tangannya sementara Jungwon mendekati ranjang setelah menghentikan cradle ball.

"Bagaimana Sunoo-ssi?" Sunoo duduk setelah merasa tenang. "Shion berkata, akulah yang meminta bantuan kepadanya."

"Apa kau ingat bantuan apa itu?" Sunoo menggeleng. "Kau harus mengingat masalalumu, Sunoo-ssi. Hanya itu satu-satunya jalan jika Shion menolak bercerita."

Di perjalanan pulang, mereka saling diam.

"Terimakasih selalu ada untukku, Hoon-ah." Gumam Sunoo sambil menatap refleksi wajah Sunghoon di kaca mobil yang ia sandari. Dapat Sunoo rasakan Sunghoon menggenggam tangannya.

"Tapi... Shion mengatakan dia punya pacar." Sunghoon diam, matanya fokus ke jalanan. "Bisakah kau biarkan dia bertemu dengan pacarnya?" Genggaman tangan Sunghoon terlepas. "Kau pikir, kau sanggup berbagi orang yang kau cintai dengan orang lain?" Tanya Sunghoon dingin, kali ini Sunoo kehabisan kata-kata.

***

Suara tangis bayi terdengar, anak laki-laki yang disambut baik oleh keluarga konglomerat itu dielu-elukan akan menjadi pewaris tunggal dari perusahaan sparepart yang susah payah dirintis kedua orang tuanya.

Perusahaan yang sudah berjalan selama 6 tahun dan berkembang pesat itu akhirnya memiliki pewaris. Namun peramal mengatakan bahwa masa depan bayi laki-laki itu suram, sejauh yang peramal lihat hanya ada hitam gelap.

Benar saja, saat ulang tahun ke dua, keluarga itu mengalami kecelakaan mengakibatkan sang kepala keluarga lumpuh di kedua kakinya. Tiga tahun kemudian, perusahaan mereka ditipu investor yang menurunkan harga saham. Setahun kemudian, orang kepercayaan perusahaan menggelapkan dana yang menjadikan perusahaan bangkrut kurang dari setahun.

Shatter Me | SunSunWhere stories live. Discover now