Chapter 3/5

94 16 0
                                    

"Sunoo-ssi tidak mengetahui ada orang lain dalam dirinya yang membuatnya tidak bisa mengontrol diri dan berpikir bahwa itu adalah sleepwalking." Jungwon dan Sunghoon berada di ruangan lain sementara Sunoo terlelap di ruang terapi. "Bisa kau jelaskan bagaimana keseharian Sunoo-ssi?"

"Dia hanya bekerja, kerjaannya lumayan berat namun sebelumnya Shion tidak pernah muncul dan membuat masalah." Jungwon tidak bisa menyimpulkan apa-apa karena mendengar cerita hanya dari sudut pandang Sunghoon. Tidak ada gunanya menanyai Sunoo yang bahkan tidak ingat masalalunya dan tidak menyadari keberadaan Shion dalam dirinya.

"Baiklah, sekarang aku akan melakukan hypnotherapy. Ku mohon kau tunggu di luar." Sunghoon menurut, ia duduk di depan ruang terapi sambil memeriksa ponsel Shion, berusaha mencari petunjuk.

Ponsel itu dibeli satu bulan lalu, tepat saat Sunoo mengeluhkan sleepwalkingnya yang bertambah parah. Ada satu laki-laki yang rutin dihubungi Shion setiap malamnya, yaitu Niki.

Dari pesan singkat mereka, Sunghoon menyimpulkan bahwa mereka rutin bertemu empat kali dalam seminggu di hotel pusat kota. Jauh Sunghoon menggulir layar ke atas sampai menemukan pesan pertama yang dikirim Niki.

Kau juga type ku.

Ayo bertemu lagi.

Sepertinya mereka bertemu secara kebetulan dan Niki meminta nomor ponsel Shion. Yang artinya Shion membeli ponsel ini saat mengenal Niki.

Sunghoon menghubungi Niki.

"Kemana saja kau?" Suara itu marah. "Maaf, tapi ada kesalah pahaman disini." Tidak ada suara. "Bisa kau temui aku? Akan ku kirim alamatnya." Sunghoon memutus panggilan dan membagikan lokasi ke Niki.

Setengah jam kemudian Niki tiba, lelaki itu terlihat seperti gangster dengan pakaian serba hitamnya, style Niki mirip dengan Shion.

"Kau?" Niki terdiam di depan Sunghoon. "Duduklah." Sunghoon menggeser sedikit dirinya agar Niki duduk di sebelahnya.

"Bisa kau ceritakan bagaimana pertemuan kalian?"

"Dimana Shion?" Niki masih berdiri di depan Sunghoon, tidak berniat duduk.

Tempat ini adalah rumah sakit jiwa dan mereka berada di bangsal kejiwaan tepatnya di depan ruang terapi. "Dia di dalam." Niki akhirnya duduk.

"Bisa kau jelaskan apa yang terjadi?" Niki menyandarkan punggungnya ke tembok. "Aku akan menjelaskan sehabis kau cerita bagaimana pertemuan kalian."

Lama mereka terdiam, bahkan Jungwon di dalam sana tidak kunjung keluar.

"Sebulan lalu, aku bertemu dengan Shion di pameran produk eletronik W Company." Itu adalah nama perusahaan mereka. "Presentasinya saat itu sangat bagus yang membuatku tertarik padanya." Dapat Sunghoon simpulkan, Niki bekerja di bidang yang sama seperti mereka. "Aku mendekatinya namun dia menghindar."

"Karena kerja sama dengan W Company, yang kebetulan Shion manager di divisi penjualan, kami jadi sering bertemu." Sunghoon mengangkat tangannya. "Kau mengenalnya dengan nama Shion dan bukan Sunoo?" Niki menggeleng. "Semakin aku mendekatinya semakin dia menghindar dan mengatakan sudah punya pacar."

"Akhirnya aku menyerah. Namun suatu malam saat pergi ke bar. Aku melihat Shion minum sendirian." Sunghoon tersenyum pahit, Sunoo tidak mungkin kemana-mana tanpa memberitahunya. "Aku mendekatinya, awalnya aku memanggilnya dengan Sunoo, tapi dia marah."

"Sunoo menjelaskan bahwa nama aslinya bukannya Kim Sunoo melainkan Shion, dia berkata bahwa nama itu adalah nama kecilnya dan dia ingin dipanggil dengan itu."

"Shion mengatakan bahwa aku type ideal nya dan tertarik padaku. Sejak saat itu kami bertukar nomor ponsel dan memutuskan menjalin hubungan. Tapi Shion melarangku menemuinya ketika dia bekerja, dan kami membuat perjanjian bertemu setiap malam hari. Aku yang kebetulan sibuk sebulan terakhir dan hanya punya waktu malam hari setelah kerja menyetujui itu."

Shatter Me | SunSunWhere stories live. Discover now