doll.

832 105 21
                                    

Vote.

Yeah... sekarang mereka ber-lima sedang berada didalam ruangan para guru istirahat. Traffich nampak mengamati Neo dengan tatapan curiga. "Kau berteman dengan anak saya karna kamu tahu bahwa anak saya anak orang kaya kan?" Tanya traffich yg tatapan sama sekali tak berpindah kearah lain selain pada Neo saja.

"Engg... Tapi papanya Neo juga kaya, aku juga tidak meminta uang pada Vano." Jawab Neo dengan polos. "Ya-" traffich hampir kehabisan kata-kata, ia baru ingat jika ia sedang berbicara dengan anak tengah Nadeva. "Tapi- Kau memanggil anak ku apa?!" Tanya traffich menatap Neo dengan tatapan menghunus, traffich tidak ingin kalah bicara dengan Neo. Orang tua itu sudah menang berkali-kali dalam adu debat hingga memenangkan berpuluh-puluh, tidak, Beratus ratus tender, masa iya seorang Alderick kalah bicara dengan anak SMA?

"engh... Vano?" Tanya Neo memastikan dengan ragu. Apakah dirinya tidak boleh memanggil Gevano dengan nama Vano? Tapikan nama pemuda itu Gevano, jadi disingkat saja menjadi Vano, iyakan? Tidak epik jika Neo memanggil Gevano dengan nama Geva. Itu nama untuk wanita.

"Ya! Apa maksudmu memanggil anak saya dengan nama Vano, nama Vano hanya boleh digunakan keluarga Alderick saja saat ingin memanggil Gevano." Tegas traffich. "Biasanya mom manggil aku Ricky tau dad, tadi juga kayanya yg punya sekolahan ini juga manggil aku Ricky, bukan Vano." Gevano mengambil alih perdebatan. Skakmat. Traffich terdiam.

'drett-dret-dret'

Gotcha!

"Daddy mau angkat telepon sebentar." Traffich langsung berdiri dan bergaya seolah sedang mengangkat telfon dan pergi keluar ruangan. Sebelum kaki traffich menyentuh lantai luar ruangan guru. Gevano yg menatap traffich kebingungan pun bergumam. "Bukankah itu bunyi alarm Daddy untuk Daddy makan siang?" Gumam Gevano masih terdengar ditelinga traffich, apalagi Neo, Zidane, dan juga Zayn.

Traffich tak memindai ucapan Gevano, orang tua itu langsung mengundurkan dirinya dan memerintahkan pada para bodyguardnya untuk membereskan barangnya yg masih beberapa tertinggal didalam ruangan guru.

"Hah... Aku minta maaf Neo, daddy-ku memang sedikit bodoh." Ucap Gevano menundukkan kepalanya malu. Neo menggeleng sungkan. "Kenapa jadi kamu yg minta maaf, memangnya kamu salah apa?" Tanya Neo gelagapan saat Gevano semakin menundukkan kepalanya.

"Sepertinya aku salah karna lahir dari benih kepala keluarga Alderick." Gumam Gevano.

_____________________________________

"Hm, gw izin toilet bentar ya, lanjutin aja makan siang nya." Ucap seorang siswa yg sedang berkumpul dengan teman-temannya. "Yoi, cepet ye ketoiletnya." Balas teman siswa tersebut.

Tanpa menjawab balasan temannya, siswa itu langsung berjalan cepat kearah toilet lalu masuk kedalam salah satu bilik kamar mandi.

"Ada apa?" Tanya siswa itu sambil mendongakkan ke langit-langit toilet. Disana, ada dua entitas yang bukan berasal dari bumi.

"Aku tidak memiliki banyak waktu, intinya, jemput gen 009 secepatnya, Azazel." Ucap entitas yg melayang di udara. Sudah jelas, dia adalah asemodeus. Dan utusan yg di perintahkan untuk turun ke bumi adalah Azazel a.k.a Azril.

"Tunggu, menjemputnya? Kau bilang aku harus menjemputnya setelah 2 bulan setelah kejadian itu." Ucap Azril mengerutkan keningnya bingung. "Perubahan perintah, jemput gen 009 secepatnya, waktuku sudah habis, sampai berjumpa lagi di 'DIORA' langit, Azazel." Ucap asemodeus.

Azril atau Azazel membulatkan matanya, menjemputnya sekarang? Tapi dia belum diberi tahu kode tubuh inti gen 009! "Tunggu, kode tubuh in!-" tak mendapatkan jawaban dari asemodeus, Azril mendesah kecewa saat asemodeus benar-benar sudah menghilang kembali setelah 3 detik mengatakan itu.

"Ck, apakah ini karma karna sering melewatkan kelas DIORAMA saat masih berada di DIORA langit?" Gumam Azril menahan kesal.

___________________________________

Neo duduk termenung di dalam kelas. Anak itu sedang sendirian saat ini, kelasnya tidak ada guru, maka dari itu semua murid meninggalkan kelas, entah bermain di lapangan, kekantin, ke perpustakaan dan lain dari yg lain, seperti Neo. Anak itu hanya diam dikelas memikirkan kilasan yg sejak tadi siang membayanginya hingga membuatnya linglung.

Neo mengubah duduknya menjadi mengarah pada jendela sepenuhnya dan melihat langit. Warnanya biru. Neo mengingat jika waktunya disini hanya 2 bulan, setelah itu ia akan dikembalikan ke dunianya, entah apa yang akan terjadi dengan tubuh yg dirinya tempati saat ini. Yang pasti, Neo hanya ingin memperbaiki apa yang rusak dari diri Neo yg dulu, dan juga... Dia juga belum memperbaiki hubungan antara saudara kembarnya dan juga dengan saudara-saudara lainnya itu. Waktunya terasa sangat sedikit...

"Hah... " Entah sudah berapa kali Neo menghela nafas hari ini.

Neo kembali melamun memikirkan anak telanjang yg perut nya ditempel dengan besi panas oleh orang dewasa itu. Neo membuka kancing bajunya dengan ragu. Saat berada di kancing terakhir, Neo menahan nafas saat Neo melihat ada bekas aneh disana. Neo membuka bajunya dan dapat Neo lihat diperut kiri atasnya, terdapat bekas yang seperti bekas kulit terbakar, itu membentuk suatu gambar, namun Neo tak terlalu paham gambar apa itu.

Neo baru menyadari jika bekas aneh diperutnya adalah bekas 'besi' yang ditempelkan oleh orang-orang itu. Neo kira itu adalah tanda lahir milik Neo... Tunggu-

Apakah artinya, Zayan Diego Neo Nadeva adalah anak telanjang yg sempat Neo lihat saat ingatannya sedikit terlihat!?

Neo menutup rapat bajunya dan bangkit lalu duduk kembali, namun Neo duduk dilantai dan beringsut mundur sampai punggung anak itu menepel dengan dinding.

Akhirnya Neo mengalirkan air matanya dalam diam di sudut kelas yg sepi. Tanpa siapapun. Sendirian...

Perbaiki yang rusak, bersihkan yang kotor.

Neo membulatkan matanya dan menutup telinganya erat-erat.

___________________________________

Didalam gudang olahraga, ruangan itu nampak bersih namun tetap tak layak untuk dipakai nongkrong. Tak urung, ada 5 siswa yg sedang merokok disana. Ada beberapa minuman keras juga.

"Ya... Gw rasa, udah kaga bisa dibersihin lagi, yakan?" Tanya seorang siswa berpakaian berandalan. "Yoi bos." Jawab kacung siswa itu.

"Apa moto yang udah gw ajarin kekakuan?!" Teriak siswa bername tag, Kamal Hartono. "BERSIHKAN YANG KOTOR, SINGKIRKAN YANG KOTOR!!" Dua kata yang dihafalkan keempat pemuda bodoh itu. Sorakan dua kata itu terdengar kembali, kembali dan kembali terdengar menggema digudang, senyum Kamal tak luntur saat para babu-nya menyerukan moto yang dirinya pelajari dari ayahnya. Kamal bersmrik kesenangan. "Besok, adalah hari terakhirmu Zayan, kau akan kembali patuh kepadaku!" Gumam Kamal dengan percaya diri.

TBC.

Lumayan, votenya pelan2 naik, thank you gays, okey, kemaren votenya sekitar 10/11, sekarang ada 16, bukankah itu termasuk kemajuan??

Anw, semangat votenya ya, para 'majikan.'

Kalo vote sampe 500 hm, ngga tau dah, blom mikirin dor suprise kalo benera votenya bisa sampe 500 vote sebelum episode 25. Tapi, kalo beneran nyampe di 500 vote sebelum episode 25 atau 20, tripel up oke ngga Ngab? Atau mau dibikinin Vidio rangkuman kaya ditiktok yg kemarin gw post, sepi sih, tapi buat yg udah like, thank you!🤙

Aslinya kalo kalian mau nonton Vidio tiktok yg gw post kemaren, pasti udh bisa nebak lah, seenggak alurnya mau jalan kemana buat konflik hari ini.

So, jangan bosen pantengin akun gw ya, bakal gw kabarin kalo ada up lanjutan, soalnya lagi rame kasus, penulis udah up cerita, tapi di WP pembaca cerita penulis itu belum ada update baru. Kira2 kenapa gays? Soalnya WP gw lagi rewel, keliatannya cerita orang2 yg gw ikutin tuh udh up semua, cuman di WP gw kaga ada episodenya.

Jangan lupa komen oke, jangan sungkan, anggap aja rumah sendiri, mau curhat disini juga boleh, nanti biar gw kasi gift kata 'buajingan' favorit gw, tebak dah, si soklin itu, udh dapet berapa 'buajingan' dari gw?😏
(Kalo ngga salah udah ada 6🤙)

DARK. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang