Chapter 4 - Kemarau yang menyatukan hati

5 0 0
                                    

"Aku mencintaimu!"

Belum faham? sebentar kita mundur dulu.
                                                                                            ***
Semalaman di Perpustakaan waktu kami merancang rencana untuk Neldy menyatakan perasaannya, aku memilih sebuah taman yang menurutku itu bagus kerana bumbu-bumbu cerita romantis seperti di novel-novel lebih terasa, namun Eva dan Sena tidak suka dengan rencana itu kerana bagi mereka Fun-fair lebih baik. 

" Yang Benar saja!? Tempatnya Ramai kocak!" Sentakku pada mereka mungkin membuat mereka lebih open-minded, Yap dari perancangan malam itu kami telah memilih taman untuk tempat terbaik, Musim kemarau ini membuatkan Daun-daun jatuh perlahan-lahan membuat keadaan semakin mendukung.

Agar tidak ketahuan oleh Aliyah nanti, Aku juga merancang untuk menjalankan rencana pada libur jadinya tidak akan deadline pasti. Kami akan menyuruh Neldy mengajak Aliyah jalan-jalan atau mungkin anak-anak jaman sekarang panggilnya..hmm.."Kencan!" Oh iya itu, sialan kenapa suara Sena muncul. 

Ejekkan dia bahkan masih terngiang dikepala, pakaian Neldy juga telah diatur agar tidak terlalu nyentrik, kalau bahagian ini Sena dan Eva yang urus kerana mereka bilangnya "Kamu itu terlalu kuno kalau di fashion," Ucap Mereka, memang benar sih aku aja tiap hari pakainya baju T-shirt,sweater atau casual. 

Males cari baju, kita berbalik ke rencana, Neldy sekarang sedang menunggu Aliyah datang mukanya gugup bener tu, kami akan jalankan rencana dari semak-semak ini, akhirnya Aliyah, seorang wanita berambut tiba dengan celana jeans nya dan sweater pink, sebuah beg tangan pink di tangan kanannya melambaikan kepada Neldy.

Neldy langsung tegang dan kalau ditanya seberapa gugup dia mungkin menembus alam semesta, Pembicaraan mereka berjalan seperti biasanya, Walau begitu aku tidak akan membiarkan mereka lama-lama di taman, aku memberikan isyarat pada Sena dan Eva untuk memasan penyamaran agar tidak ketahuan kerana kita akan ikuti mereka.

"Gimana kalau kita ke cafe aja."

"Boleh juga tu."

Ajakan Neldy ke cafe agar jalan-jalan ini cih! Kencan ini tidak membosankan, merekapun memasuki sebuah kafe dan kami dari belakang memakai kacamata dan masker agar tidak ketahuan, ini idenya si Eva tapi kenapa kayak agen mencurigakan, kami duduk dibelakang tempat duduk Neldy dan Aliyah.

Dari pembicaraan Neldy dari Aliyah yang aku dengar, ada tiga kesimpulan sifat Wanita "Sempurna" satu ini, pertama, dia bener-bener suka warna pink, menurut psikologi warna pink melambangkan feminim,bersemangat dan bertenaga dari situ saja kita sudah dapat yang kedua yaitu dia adalah orang yang bener-bener kuat.

Bagaimana tidak? dia pernah mewakili sekolah diajang lumba lari Nasional, aku tidak heran kenapa dia benar-benar atletis, Ketiga dia ini extrovert, kalau aku sih introvert, jangankan bicara jumpa orang saja gak bisa tapi orang yang extrovert ini mereka udah kayak punya kekuatan super bikin semua orang tertarik dengannya.

Akhirnya mereka selesai di cafe dan keluar dari sana lalu kami mengikuti mereka, sebentar kami tidak bodoh, kami memakai satu jalan lagi yang lebih jauh namun lebih baik, tujuan kami selanjutnya adalah ..

Toko baju! untuk ini kami akan memberikan tugas

"Eva,Sena kamu pergi jaga mereka di toko baju, aku akan ke taman kembali,"

"Siap!"

Kenapa cara berbicara mereka sudah seperti menganggapku komandan, akupun langsung pergi ke taman kembali, ini adalah rencana pamungkas kami, saat sampai ke taman itu aku mengambil sebuah karung besar dan memungut daun disana sebanyak mungkin. Setelah karung ini terisi penuh.

Aku mengambil sebuah mesin dari begku yaitu mesin kipas tanpa wayar. bentuknya bulat silinder dan memiliki kipas di kedua sisi dan ini wireless, sebentar kenapa rasanya seperti promosi. Sudahlah, aku mengankat kipas ini ke semak-semak dekat sebuah jembatan. kipas ini cukup ringan cuma 1,2 kg. 

Aku pun duduk disana dan menunggu mereka, "Saat ini.. oke dari jam 1," Ucapku, seharusnya toko baju doang 30 minit doang. 

2 Jam Kemudian..

"AHH! Mereka kemana bodoh!?" Sudah 2 jam berlalu namun mereka tidak muncul-muncul, aku menunggu disini 2 jam lebih hingga akhirnya terlihat diujung Neldy dan Aliyah. Aku kembali menunduk menyorok disemak-semak dan saat aku melihat sedikit di seberang semak-semak sudah ada Eva dan Sena.

Akhirnya setelah 2 jam, itu milih baju apa mandi. Rencana Action!

Neldy Nantinya akan melewati jembatan itu. Namun dari seberang jembatan aku sudah bersiap dengan mesin kipas yang ku sembunyikan di jembatan untuk meniupkan angin kuat agar monyokong keadaan. Kami yang tegangpun bersiap menunggu ancang-ancang dan saat mereka berjalan di jembatan itu.

Angin kuat menerobos dan meniup sangat kuat membuat Rambut Aliyah terbang, Neldypun berdiri dihadapan Aliyah. "Aliyah, ada yang ingin kusampaikan," Muka Aliyah memerah, rencana ini akan segera berhasil. 

Dalam kiraan.

"1"

"2"

"3"

"Aku mencintaimu!"

"Diantara kedua belah hati yang disatukan oleh sebuah jembatan, daun kemarau meniup melewati mereka seakan tak terlihat, cakrawala terbuka sepenuhnya menyinari dunia mereka ,mata yang berkaca layaknya pantulan cermin, maka Pawana telah mempersatukan sebuah jiwa."

"Endingnya kita taulah,"

"Pasti dong,"

Kami sedang berbicang-bincang di makmal sains tentang kejadian itu, hingga Neldy pun muncul, "Ciehh, udah jadiannya," Ejek Eva dengan ekspresi ngeselinnya, "Memangnya kenapa bodoh!?" Mereka seperti biasa bertengkar di makmal sains, aku pun melihat ke luar, cerita romantis itu bagiku terlalu biasa.

Tapi saat aku mengalaminya itu terasa luar biasa.
                    ***
Ini adalah revisi terakhir, jujur aku tak boleh tulis cerita romance walaupun aku suka baca romance novel, so harap2 boleh terimalah

Bumantara[COMPLETE]Where stories live. Discover now