[8].🎥 Hari yang buruk

1.5K 160 85
                                    


"Jangan ngomong gitu lagi Ra" ucap Rami pelan. Bukannya berhenti menangis, Rora malah semakin terisak dalam pelukan Rami.

Rami yang mengerti hanya membiarkan gadis itu terus menangis. Sebenarnya ada rasa sakit saat mendengar suara isakkan tangis Rora, tapi ia harus membiarkan Rora meluapkan seluruh rasa sakitnya.

Sementara di dalam ruangan acara, Asa terlihat mendekati kotak merah muda yang tadi Rora jatuhkan. Ia berjongkok untuk mengambilnya, Ahyeon yang melihat itu lantas mendekati Asa.

Setelah mengambilnya, Asa menatap lekat kotak tersebut yang ternyata ada beberapa motif kelinci di sana, Asa tersenyum tipis.

"Asa unnie, Rora beli itu pake duit tabungan dia. Tadi aku udah bilang biar ambil aja apa pun di mall Appa, enggak usah bayar. Tapi kata dia, dia pengen ngasih sesuatu yang emang berasal dari dia sendiri' ucap Ahyeon.

Mendengar itu Asa bergegas keluar ruangan untuk mencari keberadaan Rora. Langkahnya melambat saat melihat Rami yang menggandeng Rora yang terlihat menghapus air matanya.

Dain nangis?

Rami dan Rora juga ikut melambatkan langkah mereka saat melihat Asa.

Asa melangkah mendekati Rora yang matanya sedikit terlihat sembab, Asa tersenyum miring.

"Kemaren lo deket sama Hyein, awalnya ngaku pacaran terus tiba-tiba bilang enggak pacaran, sekarang lo deketin Rami juga, huh...cewe model apa sih lo" ucap Asa dengan tersenyum kecut.

Rora terkejut, ia tak menyangka dengan apa yang di katakan Asa padanya barusan. Apakah Asa serius mengatakan hal menyakitkan itu pada Rora? Rora sungguh tak percaya. Tanpa Rora sadari air matanya kembali menetes.

"Sa lo apa-apaan sih ngomong kek gitu!" Tanya Rami dengan nada tak terima.

"Diem lo ram, gue enggak ngomong sama lo" ucap Asa tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Rora.

"Lo seharusnya enggak ngomong kek gitu sama Rora!" Rami sedikit meninggikan suaranya.

"Udah unnie, boleh anter Rora ke kamar?" Tanya Rora dengan air mata yang kembali membasahi pipinya.

"Yaudah ayo"Rami menggandeng bahu Rora.

Keduanya sudah sedikit menjauh, Asa terus menatap tangan Rami yang tepat berada di bahu Rora.

"Dengan gini lo ngebuktiin, bahwa lo emang sasimo! Lo enggak ada bedanya sama cewek-cewek yang ngedeketin gue, murahan!" Asa sedikit berteriak.

Rami yang tersulut emosi, berbalik arah menghampiri Asa. Tanpa basa basi Rami melayangkan satu tamparan di pipi mulus Asa.

"Jaga ucapan Lo sa! Gue enggak nyangka ya lo bisa ngomong kek gini ke Rora. Lo enggak tau betapa sakitnya Rora saat tau kalau lo mau di jodohin. RORA TUH SUKA SAMA LO! Lo tega ngomong kek gitu ke Rora? Lo tega nyakitin orang yang lo suka dari kecil? Buka pikiran lo sa!" Ucapan kasar Rami menggema di seluruh Mansion.

Rora hanya menatap kedua orang tersebut dengan air mata yang terus mengalir, ia sudah coba untuk menghapusnya namun kembali mengalir dengan deras.

Orang-orang yang berada di dalam ruangan acara mendengar keributan di luar. Mereka keluar dan mendapati kedua sahabat itu tengah berada dalam perdebatan besar.

Jiyeon yang melihat putrinya menangis sontak menghampirinya, diikuti Hyein, Ahyeon dan Chiquita.

"Apa yang terjadi sayang? Kenapa kamu nangis?" Tanya Jiyeon dengan tatapan khawatir. Rora tanpa sepatah kata langsung memeluk erat sang ibu.

"Ra jangan nangis, gue ikutan sedih liatnya" ucap Hyein dengan tatapan sendu.

"Rora boleh enggak, nyewa apartemen aja?" Ucap Rora tiba-tiba. Karena jarak yang tidak begitu jauh, Asa masih bisa sedikit mendengar itu.

ALL FOR LOVE°•RORASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang