4. Tidak sengaja

26 3 0
                                    

"Dunia tidak selamanya berpihak pada kita, maka dari itu jika kita di berikan kesempatan untuk mencoba hal-hal yang seru dan ingin kita coba, jangan pernah ragu. Karena kesempatan jarang datang dua kali "

~~~~~

~o0o~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~o0o~

06.00

Masih pagi sekali, bahkan sang matahari pun baru terbangun dari tidurnya.

Walupun masih pagi, para siswa-siswi SMANTESA sudah ramai dan berkumpul di lapangan upacara.

Mereka semua sibuk menata meja dan kursi di stand bazarnya masing-masing.

Pagi ini adalah hari di mana SMA Lentera Bangsa mengadakan festival dan pameran. Tapi festival kali ini berbeda dari tahun-tahun yang telah berlalu, karena hari ini juga akan ada murid pindahan dari salah satu sekolah ternama di Melbourne.

Agastya dan temannya yang lain juga sudah ada di sekolah, jika saja ia tidak di mintai tolong untuk membantu keamanan di sekolah, sudah di pastikan ia tidak akan masuk hari ini.

Senakal- nakalnya mereka, janji tetaplah janji dan harus di tepati.

"Males banget anjir! pagi-pagi udah harus kerja kek gini" keluh Shaka sambil mengangkat meja bersama Arthur.

"Gak usah banyak ngeluh!" Tegur Arthur, ia menatap sinis Shaka yang terus saja mengeluh.

"Tau tuh! dipikir dia doang yang males, kita juga bego!" Zidan ikut mengomentari Shaka yang tak henti-hentinya menggerutu dan mengeluh.

"Iya,iya" patuh Shaka dan mengangkat beberapa kardus minuman dan ia letakan di meja stand kelas mereka.

"Gas, spanduk yang kita pesen buat kelas udah jadi. Tolong ambilin ya? kalau lo gk bisa nyuruh siapa gitu, kita-kita lagi sibuk nih" ucap salah satu teman sekelasnya meminta tolong.

Agastya hanya mengangguk dan menghampiri teman-temannya untuk mengambil pesanan spanduk untuk di pasang di depan depan meja dan di samping area stand mereka.

Agastya hendak meminta tolong Zidan tapi tidak jadi, cowok itu terlihat sibuk dengan minuman-minuman yang harus di susun.

Semua terlihat sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Agastya menghela napas lalu berjalan ke arah motornya dan pergi mengambil spanduknya.

Arigel melirik sekilas Agastya yang pergi, ia bertanya pada Alaric kemana Agastya akan pergi.

"Di mintain ngambil spanduk" Jawab Alaric tanpa menoleh, ia sibuk mengangkat kardus-kardus bekas minuman.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aagastya (On Going)Where stories live. Discover now