MOZAIK 1

73.8K 4.1K 24
                                    

Sara Rose mengerang pelan sambil mengucek kedua matanya. Ranjang yang saat ini ditidurinya terasa lebih empuk daripada miliknya di apartemen. Bahkan selimut tebal yang membungkus seluruh tubuhnya terasa begitu lembut. Rasanya seperti ia tidak memakai sehelai benangpun karena efek lembut itu sangat terasa di kulit.

Eh?

Tidak memakai apapun?

Refleks gadis itu membuka matanya cepat. Kedua matanya membelalak lebar ketika melihat semua pemandangan yang terpampang jelas didepannya bukan merupakan pemandangan sehari-harinya. Bukan kamar di apartemennya.

Lalu dimana ia sekarang?

Sara bergidik sendiri ketika menyadari ranjang yang ditempatinya sekarang bergoncang. Goncangan itu cukup keras dan membuat gadis itu kembali mengernyit.

Dia err-sedang sendirian disini bukan?

Dengan sedikit gemetar, Sara mencoba membalikkan tubuhnya. Matanya melotot dan teriakannya membahana ketika melihat sosok yang sialan tampan itu sedang terlelap dengan polosnya di sebelahnya.

Dia... seorang lelaki yang benar-benar dikenalnya sekaligus makhluk paling dibencinya.

Cameron Frances.

***

Cameron langsung terbangun ketika mendengar jeritan keras di sebelahnya. Wanita itu -maksudnya Sara, berteriak nyaring dengan urat-urat di lehernya terlihat jelas.

Pria itu membuka matanya perlahan, lalu menggaruk-garuk rambut tebal dan berantakan miliknya dengan setengah sadar. Dia menghembuskan nafasnya pelan dan tercenung ketika mendapati dirinya dalam keadaan begitu polos dihadapan Sara yang menarik selimutnya menutupi bagian depan tubuh indahnya.

"Eungh...Apa!? Ini-kenapa?" tanyanya linglung. Matanya spontan melotot dan memandangi wajah Sara yang tidak kalah terkejut dengannya.

Cameron kemudian melongo. Mengingat-ingat kejadian yang kemudian langsung berputar kembali di otaknya. Membuat fakta mengejutkan itu kembali terkuak. Ternyata, dia-dia oknum yang memaksa menikahi seorang Sara Rose dengan kemauannya sendiri. Tetapi, bagaimana bisa?!

"Kau-" Cameron menunjukkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Sara. Wajah yang begitu cantik walaupun tanpa polesan make-up.

Sara menggeram keras. Sepertinya ia juga mengingat semua kejadian yang terekam dalam memori otaknya. "KAU YANG MEMAKSAKU CAMERON!"

Cameron kembali mengacak rambutnya dengan frustasi. Bagaimana bisa pria perfeksionis sepertinya menikahi wanita seperti Sara? Oke. Sara memang cantik. Tetapi bukankah gadis itu sama sekali tidak menarik minatnya sejak dulu?

"Well-Sara. Kau sekarang... hmm, istri resmiku?" tanyanya bodoh.

Sara menatap tajam ke arah Cameron. "Kau yang memaksaku, Frances!" cibir Sara sengit. Dia berdecih pelan sembari mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan lagi. Sebenarnya itu agar dia tidak terhanyut dalam ketampanan wajah makhluk didepannya ini.

"Aku ingat-ingat sekali tentang semuanya, Sara. Tetapi, bukannya kau yang menyebabkan semuanya?"

Sara mendelik. Dia mencoba kembali menggali ingatannya lebih dalam. "Aku?"

Cameron mengangguk yakin. Perasaannya masih sama seperti dulu. Bagaimana ia tidak menyukai seorang Sara juga masih terasa jelas. Namun, ada sebuah rasa yang membuatnya ingin terus berada disamping Sara. Seperti magnet yang membuatnya menarik Sara dalam kehidupannya.

Heels, Tux And CurseWhere stories live. Discover now