Chapter 13 : That Red code 🆘

86 10 12
                                    


***

Bertemanlah dengan luka agar kehadirannya tidak lagi menggangu mu.

***



Jia berlari keluar meemart menghampiri mobil taxi yang mengantarnya. Jia berdecak kesal karna sang supir tidak ada di tempat, tanpa menunggu lagi Jia duduk di kursi kemudi dan memutar kunci, suara mesin pun menderu.

Tidak jauh dari sana sang supir yang baru saja kembali dari toilet terlihat kebingungan melihat mobilnya menyala dan berusaha keluar dari lingkup parkir. Matanya membesar saat melihat gadis yang sudah dia anggap seperti adiknya itu sendiri tengah menyetir.

"Jia?"

"Loh? Jia?! Jiarra!" Dirinya berseru panik dan mulai berlari mengejar.

"Jiaaaa.... Mau dikemanain mobilnya wooyyy!!!!" Terlambat gadis itu sudah menjauh memasuki jalan raya. Arkara Chenim, sang supir melemparkan topinya ke tanah, berseru marah.

"Harusnya tadi aku lepas aja kuncinya, AH!"

Suara alarm yang begitu nyaring membuat semua orang membeku mencari sumber suara, Ahrin dengan panik berlari mengambil handphonenya dan keluar dari GOR. Beberapa teman setimnya ikut mengejar, sudah pasti mereka tidak tau apa yang sedang terjadi, tapi tak disangka baru sebentar saja mereka teralih, sosok Ahrin sudah tak terlihat.

Tak peduli akan teguran gurunya Hanin berlari keluar kelas. Padahal handphone nya sudah dimatikan total karna ada ujian, tapi sinyal merah itu tetap menyala. Pak Gun yang sedang bersantai di dalam mobil terkejut melihat Hanin berlari kencang keluar parkiran gedung dan langsung menyalakan mobil menyusul Hanin.

Baron yang kaget dengan suara alarm itu ngerem mendadak dan menutup telinganya.

"Apa itu Ella?"

Danella langsung mengetuk layar dan suara itu berhenti.

"A-alarm les, Dad..."

"Kok kenceng banget gitu sih?"

"I-iyya, aku lupa kecilin volumenya kemarin, maaf Daddy..."

"Yeah, no problem..."

Baron pun menjalankan mobil dan Danella kembali ke layar handphonenya yang menampilkan location map, pin biru melaju cukup cepat, pin pink berjalan lambat hanya pin hijau yang semakin dekat dengan Yena sedangkan pin kuning miliknya semakin menjauh. Danella bingung karangan apa yang harus dia bilang kepada ayahnya untuk putar balik. Tapi tak lama kemudian ada sebuah panggilan grup. Danella menjawabnya.

Arin? Belum ketemu juga?

Suara Jia terdengar panik.

Tuh anak kenapa belum pulang sih?

Hanin mengatur nafasnya yang terengah-engah.

loh kamu lari Han?

Enggak, ini udah di mobil kok

kamu gak usah nyusul deh

trus Lhina gimana?

WAW : Who Are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang