Beautiful eyes

107 15 3
                                    

Rensta yang nggak bisa kedip kalau liat pak Raphael

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rensta yang nggak bisa kedip kalau liat pak Raphael.

Raphael yang udah Gedeg banget sama kelakuan Rensta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Raphael yang udah Gedeg banget sama kelakuan Rensta.

Sok cool katanya




Dokter Sean terbangun saat merasakan silau mentari pagi yang mulai menampakkan sinarnya.
Cahayanya begitu terang hingga mampu membuatnya terbangun dari buai mimpi indah.

Dilihatnya seseorang yang semalaman berada didalam pelukannya.
Ia melihat pemuda yang masih betah memejamkan mata sambil memeluk tubuhnya erat.

Semalam Rensta menginap di ruangannya setelah makan malam yang di barengi drama karena pemuda itu sedang merindukan Ayah nya.

Bahkan, saat menjelang tengah malam dokter Sean harus menyuntikkan antibiotik karena Rensta terserang demam dan suhu tubuh nya cukup tinggi, ditambah anak itu sulit sekali untuk minum obat.
Jadi menggunakan jarum suntik adalah cara satu-satunya.

"Rensta..."
Bisik dokter Sean pelan.
Seperti tidak berniat membangunkan Rensta, dia masih ingin melihat wajah tampan yang terlelap dengan keadaan memeluknya seperti bayi.

Beberapa bulan belakangan dia dan juga Rensta cukup sibuk, sehingga waktu untuk bertemu apalagi tidur berpelukan seperti ini sudah lama tidak mereka lakukan.

Dalam benaknya dokter Sean sangat merindukan moment seperti ini bersama Rensta.

Alarmnya berbunyi nyaring, dokter Sean bangun perlahan-lahan agar gerakannya tidak di sadari Rensta.
Lalu mencium keningnya sebentar.
Mungkin dia akan bangun satu atau dua jam lagi, mengingat semalam Rensta sulit tidur karena demam.

"Hallo mba, bisa bawakan sarapan untuk Rensta? Tolong jangan berikan sesuatu yang mengandung santan_

__dan tbuatkan teh manis untuknya, berikan gula nya satu sendok teh saja"

Dokter Sean menghubungi ahli gizi rumah sakit agar menyiapkan sarapan untuk rensta. Pagi ini dia harus membujuk pemuda itu untuk minum obat karena Sean tidak bisa memberikan antibiotik pada Rensta jika demamnya sudah reda.

 E N D L E S SWhere stories live. Discover now