Sean's love

101 14 3
                                    

Rensta yang selalu jadi dirinya sendiri kalau lagi sama dokter Sean

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Rensta yang selalu jadi dirinya sendiri kalau lagi sama dokter Sean.
Dia yang nyaman karena selalu diperlukan sebaik mungkin, bagi Rensta pelukan dokter Sean itu obat dari segala sakit di hatinya.

Dia yang nyaman karena selalu diperlukan sebaik mungkin, bagi Rensta pelukan dokter Sean itu obat dari segala sakit di hatinya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Sini peluk dulu, jangan banyak berpikir kamu milikku kalau sedang ku peluk.
_Sean











                                          ********

Tiga hari sejak selesai nya pertandingan, dokter Sean baru bertemu Rensta setelah pemuda itu muncul tengah malam di apartemen nya dengan keadaan basah kuyup dan wajah seperti habis menangis.

Entah karena apa, Sean belum berani bertanya pada pemuda yang masih nyaman di dalam pelukannya. meski sesekali terdengar suara cegukan bekas anak itu menangis.

Awalnya Sean ingin memarahinya karena datang terlambat bahkan dalam keadaan basah kuyup. Bagaimana jika terjadi sesuatu?
Tapi wajah frustasi Rensta membuat hati Sean sakit saat melihatnya.

Yang awalnya ingin memaki justru berubah dengan membantunya mandi dengan air hangat, bahkan memeluknya erat karena tidak tega saat mendengar nya kedinginan sambil sesekali menangis.

"Rensta... Minum teh nya dulu, nanti tidur lagi hm? Kamu dingin nanti masuk angin" dokter Sean mengusap kening Rensta yang berada tepat di dada nya.

Sean paham, saat ini Rensta tidak akan bisa di ajak bicara. Dia hanya ingin ditemani dan diperlukan dengan baik.
Tapi tubuhnya begitu dingin Sean menjadi semakin khawatir.

Apa dia bertengkar lagi dengan sang mama hanya karena pertanyaan yang sama?
Lagi pula menurut Sean sah-sah saja jika seorang anak menanyakan dimana ayahnya.

Terlebih Rensta yang sama sekali tidak pernah melihat sang papa sejak dalam kandungan.

Merasa Rensta tidak akan membuka matanya, dokter Sean menarik selimutnya menjadi lebih tinggi dan bersiap untuk ikut tidur, namun dengan tangan yang masih mengusap punggung pemuda itu selama ia masih terjaga.

"Good night sayang.."
Dokter Sean mengecup kepala dan kening Rensta beberapa kali lalu memeluk erat agar tubuhnya semakin hangat.

Keduanya tertidur dengan keadaan saling memeluk.

******

"Darimana saja Tiga hari ini? Mengunjungi mantan yang sibuk bertanding?" Suara berat seorang pria mengagetkan Raphael yang baru saja pulang dari acara mencari buku.

"Bukan urusan anda, ini sudah hampir larut anda harus nya tau etika dalam bertamu"

"Tidak ada aturan untuk calon istri yang pergi diam-diam hanya untuk menemui mantan"

"Kenapa? tidak suka? Anda bisa batalkan pernikahan ini_

__katakan saja pada ibuku"

"Tidak semudah itu kelinci kecil. Ingat ini baik-baik, sekali lagi kamu berbuat sembrono aku tidak akan segan-segan membuat hari pernikahan kita dipercepat"

Pria paruh baya yang lebih pantas menjadi ayah nya itu, melengos begitu saja setelah mengatakan hal tidak masuk akal padanya.
Darimana pria itu tau Kalau Raphael baru saja pulang dari Malaysia menemui mantan nya? Meski pada akhirnya ia menghabiskan waktu dengan Rensta.

Dan kalimat terakhir nya sungguh membuat mood nya rusak dan berakhir membanting gelas yang baru saja akan ia gunakan untuk minum.

Pernikahan apa maksudnya?
Perjanjian sepihak yang ibu nya buat hanya untuk menyelamatkan karier nya.
Memang pria itu berperan cukup besar pada kehidupannya, sedikit besar nya Raphael harus berterima kasih atas semua yang pria itu lakukan.

Berkat bantuannya, Raphael menyelamatkan harga diri keluarga nya bahkan mempunyai hidup yang sangat nyaman dan begitu teratur.

Tapi untuk menikah, Raphael rasa ia belum begitu siap.

Apalagi jika ingat latar belakang calon suaminya itu. Raphael sangat merasa bersalah karena sudah membuat seorang kepala keluarga meninggalkan rumah nya begitu saja.
Meski semua tidak sepenuhnya salah Raphael.

Melupakan amarah nya yang semakin menguap, ia buru-buru mengecek handphone yang ia masukan ke dalam saku blazer dan melihat ada notifikasi pesan masuk atau tidak.

Sesuai dugaannya, Rensta sama sekali tidak membalas pesannya satupun. Bahkan nomer nya tidak aktif sejak sore.
Tadi siang ia tidak bertemu dengan pemuda itu bahkan di kelas nya saja Rensta tidak ada.

Apa dia sakit?

Tapi seingatnya Rensta baik-baik saja setelah mengantar nya pulang dan beberapa kali mengajaknya makan siang.
Kenapa anak itu tiba-tiba menjadi sangat misterius.

Menyebalkan pikirnya.

"Rapha.. kamu sudah pulang?"

"Astaga_

__su-sudah bu.." suara ibu mengagetkan Raphael yang masih sibuk melamunkan dimana Rensta.

Pemuda yang menemani tidur saat dia ketakutan di hotel.

"Kenapa melamun hm? Malam-malam nggak bagus"

"Nggak Bu.. orang lagi minum"

"Nak.. jangan buat calon suami mu marah ya? Ibu tau kamu kemarin di antar seseorang"

"Dia mahasiswa ku Bu.. jangan berlebihan"

"Tapi.. kalau calon suami mu tau bagaimana? Nanti dia salah paham. Lain kali jangan seperti itu ya nak.."

Raphael diam, memang benar dia pernah pulang di antar Rensta menggunakan motornya saat mobil miliknya mogok.

"Bu.. apa aku harus menikah dengan dia? Usia kami cukup jauh" Raphael yang merasa jengah mengumpulkan keberanian untuk mengatakan hal ini.

"Rapha.. kamu harus ingat, kalau bukan karena bantuannya kita nggak akan ada disini. Kamu juga tau itu_

__jadi ibu mohon jangan buat masalah ya?"

"Tapi Bu.. Rapha merasa berdosa kalau menikah dengannya"

"Ini bukan kesalahan kamu Rapha.. dia yang mengatakan sendiri jika istrinya dulu lebih memilih menjadi wanita penghibur daripada meneruskan pendidikan"

"Dia hanya artis yang tampil di tv bukan pekerja sexs komersial"

"Sudah-sudah jangan membantah, ayok lekas tidur besok kamu harus menyampaikan materi di depan mahasiswa mu. Jadi jangan sampai wajah mu jadi bengkak karena kurang tidur"

















Terkadang cinta datang tiba-tiba disaat kita sedang tidak ingin terlibat perasaan apapun.







Tbc.

 E N D L E S SOù les histoires vivent. Découvrez maintenant