BAB 6

25 25 7
                                    


· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

❍⌇─➭ welcome to ⌗my story : ๑ ˚ ͙۪۪̥◌ ⌨

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

08:20 AM

Keyra berjalan dengan gontai menuju kamarnya, hari ini ia tak pergi kesekolah. Alasannya adalah, ia yang sedang ada tamu bulanan harus meringkuk menahan sakit diperutnya.

Sebernya bukan hanya itu, ia juga ingin menghindari para manusia-manusia kemarin.

Ia langsung saja membuang tubuhnya ke kasurnya, hari ini ia sendiri di rumah, Jadi ia bebas berbuat apapun di dalam.

"Bosan ..., sakit," keluhnya sambil mengusap perutnya. "Pengen nangis, pengen marah-marah, dan pengen teriak."

Keyra menggulingkan tubuhnya diatas kasur. "Aaaaaa!" teriaknya.

Ia mengambil boneka anjing yang ada di dekatnya. Lalu mempelintir tangan, kaki dan lehernya.

"Arya sialan!!" amuknya, "haaaaaaaaa!"

Dengan cepat ia bangkit dari tidurnya, berjalan gontai kearah speaker bluetooth berukuran sedang yang sering ia pakai untuk memutar musik atau belajar praktek menari.

Setelah menyambungkan ke HP miliknya, ia pun memutar lagu k-pop yang berjudul shout out diikuti oleh rentetan lagu lainnya. Menaikkan volumenya hingga full lalu menerjang boneka doraemon besar miliknya.

Dengan membabibuta, ia memukul serta melompati bonekanya. Tak lupa teriakan yang beradu dengan musik k-pop nya. Berusaha melupakan emosinya di sana.

Ia tak peduli dengan sekitarnya, ia  bebas berbut bising, karena satu-satunya tetangganya sudah pindah satu minggu lalu.

Beberapa saat meluapkan emosinya, ia pun berhenti. Keringat membasahi sekujur tubuhnya, sedangkan speakernya masih berbunyi. Mendengar musik membuatnya menjadi semangat kembali, ditambah teriakannya tadi membuaat perasaannya lega.

Saat lagu berganti, ia kembali bangkit lalu ikut bernyanyi. Kamarnya sudah berantakan. Kesannya ia seperti konser dadakan.

‧̍̊·̊‧̥°̩̥˚̩̩̥͙°̩̥‧̥·̊‧̍̊ ♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡ ‧̍̊·̊‧̥°̩̥˚̩̩̥͙°̩̥‧̥·̊‧̍̊


Sementara di sebrang rumah Keyra terlihat beberapa orang menurunkan barang-barang dari mobil pickup.

"Anjir, di rumah sebrang ngapain dah? Berisik bener." ujar seorang remaja berambut ikal seraya melihat ke arah rumah yang terdengar bising.

"Konser mungkin, atau gak lagi cuci piring. Biasanya kan gitu, gak afdol kalau gak putar musik sambil cuci piring." timpal lelaki berkacamata.

"Lah emang gitu?" tanya lelaki berambut ikal.

"Don, lo gak tahu? Astaga! ini nih, ciri-ciri gak pernah cuci piring." ujar lelaki  berkacamata menggelengkan kepalanya.

"Ngapain gue cuci piring? Di rumah ada emak, ada kakak, ada ART."

"Heh Doni, Aslan! Sini lo berdua! Katanya mau bantuin!" teriak seorang pemuda, wajahnya yang tampan tampak berkeringat dengan tangan yang memegang dua kotak kardus berisi.

Pemuda berambut ikal alias Doni, menoleh ke sumber suara, di liriknya pemuda tadi dengan malas, "bantuin kok, barusan juga kita bicara."

"Yaudah angkat."

Tiga Pilar (On Going) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora