2

2.1K 191 25
                                    

'Aku mencintaimu apa adanya. Kau tak perlu berubah menjadi orang lain untuk membuatku mencintaimu.' –Sehun

.

.

"Ck.. anak polos.." gumam Sehun.

.

.

.

.

.

Pagi harinya, Aira sedang sibuk didapur ketika Sehun memeluknya dari belakang.

"Pagi, cantik.." Sehun mengecup pipi istrinya sayang lalu duduk dimeja makan untuk memperhatikan Aira memasak. Matanya tak pernah lepas dari Aira sedetikpun.

"Kau masak apa?" tanya Sehun.

"Sup miso. Kau suka?" tanya Aira tanpa mengalihkan perhatiannya pada Sehun.

"Sup miso di pagi hari?" tanya Sehun heran.

"Ne," jawab Aira, "kalau kau tak suka, aku akan menggantinya dengan yang lain" Aira berbalik menghadap Sehun.

"Andwae!" cegah Sehun, "aku akan memakan apapun yang kau masakkan untukku."

"Jeongmal?" Aira kembali pada kesibukannya, "perlu kau ketahui, aku tak terlalu baik dalam hal memasak. Jadi aku minta maaf kalau rasanya tak sesuai harapanmu."

"Semuanya butuh proses, Aira. Kau tak bisa menjadi ahli secara instan, semua ada prosesnya" jelas Sehun.

"Ne, Sehun Yang Bijaaak," Aira mengecek supnya sekali lagi dan mencicipinya, "ah.. sudah selesai."

Aira kemudian menuang sup buatannya ke dalam mangkuk, satu untuknya dan satu untuk Sehun.

"Cobalah.." pinta Aira. Ia duduk dihadapan Sehun dan menatap Sehun yang sedang menyuapkan sup ke mulutnya, Aira was-was jika Sehun mendadak menyemburkan supnya dan keracunan.

"Bagaimana?" tanya Aira cemas melihat perubahan ekspresi Sehun.

"Ini.." Sehun mengernyit. "Kenapa? Tidak enak, ya? Mian, kalau begitu jangan dimakan! Aku takut kau kenapa-napa" Aira baru saja akan mengambil mangkuk sup itu dari hadapan Sehun ketika kedua tangan Sehun menahannya.

"Ayolah, aku belum selesai bicara, hentikan kebiasaanmu itu," perintah Sehun, "aku baru mau bilang.." Sehun sengaja memberi jeda agar terasa lebih dramatis, "sup-mu adalah yang terbaik! JJANG!" puji Sehun mengacungkan dua ibu jarinya.

"Jinjja?!" tanya Aira tak percaya, ia kembali duduk tenang dikursinya.

"Neee, Aira sayang. Aku tak pernah salah menilaimu" Sehun mengecup kedua ibu jarinya lalu menempelkannya dikedua pipi Aira. ia menekan-nekan pipi Aira ke dalam dan membuatnya kelihatan lebih chubby, singkatnya ia menjadikan pipi Aira sebagai mainan.

Aira menyingkirkan paksa ibu jari Sehun dari pipinya, "Yak, Oh Sehun! Cepat habiskan makananmu.. aku ingin segera bertemu dengan Li Huan!" Aira mengerucutkan bibirnya.

"Aigoo, lihat dirimu. Kau lebih lucu daripada Li Huan, kau tahu?" Sehun kemudian dengan iseng mengecup bibir Aira sekilas.

"Yak!! Sudahlah, kalau kau tak cepat, aku akan meninggalkanmu. Aku bisa naik bus ke rumah Luhanie.." ujar Aira sebal kemudian memakan sarapannya dengan cepat.

Setelah menghabiskan sarapan dan mencuci mangkuknya sendiri, Aira lalu beranjak menuju kamar mereka untuk berganti pakaian, ia tak mungkin pergi keluar dengan pakaian rumah, kan?

Saat ditinggal sendiri di ruang makan, Sehun langsung menenggak air putih dihadapannya hingga tandas untuk menghilangkan rasa asin dilidahnya.

Apa? Bukankah tak ada salahnya berbohong sedikit untuk menyenangkan hati orang yang disayang? Itu juga yang dilakukan Sehun. Ia berbohong dan mengatakan sup buatan Aira enak, padahal...

AFTER [Indonesian Girl Sequel]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora