🦇 BAGIAN 4 🦇

63 12 2
                                    

Claude menurunkan Nancy keatas kasur uks. Dia lalu berjongkok dan melepaskan sepatu yang Nancy kenakan. Claude mengangkat kedua kaki Nancy keatas kasur. Lalu dia menatap Nancy, wajah gadis ini masih pucat jadi dia harus segera memanggil dokter.

"Sebentar" Nancy mencengkram erat lengan Claude, pria ini dia mau memanggil dokter?!

"Gue panggil dokter sebentar di ruang sebelah" kata Claude.

Nancy menggeleng, Claude yang melihat Nancy menggeleng dan merasakan tangan Nancy yang dingin kemudian menghela nafas.

"Dokter disini lulusan perguruan tinggi terbaik" kata Claude.

"Bukan itu" kata Nancy, Nancy mengigit bibirnya sendiri. Ayo cari alasan, cari alasan... Ah dia menemukannya!

Nancy mendongak menatap Claude, dia kembali menggeleng.
"T-takut" ucap Nancy dengan terbata-bata. Melihat ekspresi Claude yang menatapnya dengan tatapan yang setengah mempercayainya, Nancy segera melepaskan satu cengkraman tangannya lalu memegangi dadanya sendiri.

"Ah... Shh... Hah..." Nancy kembali menyerngit dan mengaduh kesakitan.

Claude yang melihat Nancy kembali mengalami serangan panik langsung duduk di depan Nancy. Claude mendekat dan kembali memeluk Nancy.

"Iya gue gak panggil dokter" kata Claude sembari mengusap punggung Nancy.

Nancy melirik Claude dari sebelah, dia mempercayainya? Nancy lalu mengangguk dan meletakkan dagunya diatas pundak pria itu. Wah, Claude adalah satu-satunya manusia yang mempercayai bakat akting terpendamnya ini. Nancy tersenyum senang dan membalas pelukan Claude. Dia perlu menghirup aroma Claude lebih lama lagi.

Karena saking senangnya bisa menghirup aroma pria ini Nancy memejamkan mata dan nafasnya mulai teratur. Hal ini membuat Claude mengira Nancy malah tertidur sembari memeluknya.

"Lo tidur?" Tanya Claude.

Nancy hendak menjawab namun Claude terlebih dulu melepaskan pelukannya secara perlahan dan membaringkan Nancy. Dia menatap Nancy yang memejamkan matanya dengan deru nafas teratur.

Sebelah tangan Claude terangkat, dia membelai pipi Nancy yang dingin itu lalu Claude kembali menarik tangannya. Dia harus membiarkan Nancy beristirahatlah.

"Gue tinggal sebentar, gue mau ganti baju" kata Claude pada Nancy, walaupun dia tau gadis itu tertidur. Claude lalu berbalik dan dia meninggalkan ruangan tersebut.

Nancy kembali membuka matanya, dia menatap kepergian Claude lalu bangkit dan duduk menatap pintu UKS yang tertutup. Dia jadi teringat dengan ucapan ayahnya semalam sebelum peristiwa besar itu terjadi. Ayahnya mengatakan tentang bagaimana cara kerja kontrak darah dan ikatan yang terjadi lalu bagaimana cara mengakhirinya selain dengan kekuatan ayahnya itu sendiri.

"Kalau kalian memang sudah tidak ada di dunia ini...." Nancy kembali membaringkan tubuhnya, dia menghadap ke jendela yang memperlihatkan dedaunan pohon tengah bergerak tertiup angin.

"Nancy mau ketemu lagi sama kalian, gak ada gunanya juga hidup di dunia ini" lanjut Nancy.

.
.
.
.
.

Tap

Tap

Tap

Tap

Nancy berjalan sendiri di lorong kelas menuju ke kelasnya. Dia tidak bisa bertahan lama di ruangan UKS yang penuh dengan aroma manusia lain membuatnya sangat pengap. Ditambah lagi ada banyak siswi yang mendadak masuk kedalam uks dan mulai bercerita kesana kemari membuat Nancy tidak betah.

Saat berbelok Nancy melihat seseorang mengulurkan topi kearahnya. Itu topinya yang terjatuh diatas lapangan. Nancy mendongak dan melihat ada wali kelasnya tengah menatapnya sembari menyodorkan topi.

|| SWEET BLOOD || Nancy's Vampire AwakeningOn viuen les histories. Descobreix ara