Bab 47.

788 66 12
                                    

"Tidak ada orang yang ingin memiliki jiwa pendendam tapi banyak orang yang membuat kesalahan fatal hal itu membuat jiwa pendendam itu muncul tanpa di sadarinya"

————————————————————————————————————————

Pagi hari pun telah tiba, dan aktivitas utama di pagi ini adalah mencari teka teki ke tiga. Ya, Geo saat ini sedang mencari teka teki ke tiga, menurutnya sudah cukup untuk bersantai dan membiarkan alur hidup nya berjalan dengan sendiri nya.

Begitupun dengan Selo yang membantu Geo untuk mencari teka teki ke tiga. Walau ia masih merasa sedih karena kehilangan Zelo tapi tetap saja dia harus membantu Geo untuk mencari teka teki itu. Ia takut jika Zelo akan memiliki akhir yang sama seperti Gio, sama sama pergi dari dunia ini.

Tapi di balik rasa sedih itu, jika boleh jujur Selo juga kesal karena kehilangan Zelo. Alasan? Karena Selo adalah wakil dari Zelo, ya, otomatis pekerjaan Zelo akan beralih kepada Selo. Dan jika saat Zelo ketemu dalam keadaan meninggal... sungguh... Selo akan membalas dendam pada orang yang berani membunuh Zelo karena selain merasa sedih ia juga akan merasa terbebani dengan pekerjaan milik Zelo.

(Saya:"Emang agak laen nih si Selo, karena selain sedih Selo juga kesal karena pekerjaan yang menimpanya  :>").

'Zel, lo harus tetap hidup sampai gue mati! Kalau lo mati duluan... gue bakal bakar kuburan lo! Bodo amat entar lo marah!' Batin Selo.

Sedangkan untuk Riki, ia di minta oleh Geo untuk mengambil buku hitam dan ponsel putih yang di temuka saat di mansion Triwara hari itu. Geo masih menyimpan dua benda itu di laci meja belajarnya nya di mansion Wiliam.

Apakah mudah untuk menemukan teka teki ke tiga? Oh tentu saja tidak, selain hanya di beri tau jika teka teki ke tiga dan ke empat berada di kamar milik Gio, mereka juga tidak tau dalam bentuk apa teka teki itu.

"Ge, udah ketemu teka teki nya?" Tanya Selo karena Selo mencari di bagian laci.

Sedangkan Geo mencari di dalam sebuah buku karena bisa saja jika teka teki itu tertulis di dalam sebuah kertas atau buku.

"Belom" Jawab singkat Geo.

Selo hanya menghela nafas sabar. Dia harap Geo tidak akan menjadi dingin karena kehilangan orang orang tersayangnya, dan satu jiwa? Ya, Selo tau jika Aron pergi karena tadi Geo sempat menceritakan mimpinya itu sampai di mana dia memanggil Aron walau dengan tatapan kosong dan sesekali akan mengeluarkan air matanya.

Miris? Semua makhluk hidup pasti ada bagian termirisnya masing masing.

Sudah beberapa menit mereka mencari namun sepertinya tidak ada apa pun. Tapi saat Geo membuka salah satu buku sejarah milik Gio, sebuah kertas terjatuh dari buku itu.

Geo menatap kertas yang jatuh itu dengan penasaran, jadi Geo menaruh buku sejarah itu kembali ke tempatnya lalu mengambil kertas itu.

Sedangkan Selo sudah berbaring di kasur karena punggung nya lelah untuk berjongkok.

"Sel" Panggil Geo. Geo sudah berada di dekat Selo dengan duduk di tepi kasur.

Selo mengalihkan pandangan nya ke arah Geo. Geo terlihat sedang membaca kertas itu, Selo yang penasaran pun bangun lalu ikut membaca kertas itu.

Sahabat Menjadi Saudara KembarHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin