Chapter 24

956 48 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Allah tidak akan memisahkan dua orang yang memiliki niat yang sama. Tapi Allah selalu menguji seberapa kuat niat mereka untuk terus bersama

-Kisah Takdir

▪▪︎▪

Hari ini adalah hari yang dinantikan umat islam selama ini. Penantian yang cukup panjang untuk dapat merasakan hari ini, hari dimana semua orang bahagia, saling memaafkan dan saling bersuka ria dihari ini

Hari raya idul fitri, hari ini telah terjadi. Semua orang tersenyum dan menangis haru mengingat perjuangan yang sangat jauh selama ini mereka nantikan. Dua hari yang lalu zera menginap di rumah kedua orang tuanya, sempat sedikit cekcok dengan suaminya karna feby ingin menginap dipesantren, namun zera bilang nanti saja setelah lebaran. Feby mengalah dan lebih menghargai keputusan istrinya itu

Setelah pergi ke masjid untuk melakukan shalat ied, yang menjadi imam di masjid besar itu pun feby sendiri. Zera dan keluarga ziarah ke makam buyut buyut mereka. Setelah itu acara maaf memaafkan sesama saudara, dan sampailah kita dengan kedua pasangan Muda itu

"Gus, zera minta maaf yaa, selama ini zera banyak salah sama gus feby, belum bisa jadi istri yang baik buat gus feby, zera juga masih sering ngelawan perintah gus feby, maafin zera yaa guss... " Lirih gadis itu

Abaya hitam dipadukan dengan jilbab pashmina mocca, heels kaca dan sedikit polesan make up semakin menambah kesan cantik seorang Rachel Azera Quenby. Tadinya ia diperintahkan memakai penutup wajah/niqab oleh feby, namun ia menolak dengan alasan belum siap. Feby pun menerima itu dengan sangat lapang hati, mau bagaimana pun yang ia nikahi itu adalah gadis sma

"Iyaa sayangg, saya maafin kamu. Mungkin ada beberapa kesalahan kecil yang kamu buat, tapi wallahi saya tidak pernah marah maupun kecewa atas sikap kamu. Saya sangat memaklumi kamu humaira, saya pribadi selaku suami kamu ingin meminta maaf sebesar besarnya, bila ada salah dalam membimbing kamu selama kurang lebih satu bulan ini"

Zera menggeleng "Gus feby gak ada salah ko sama zera, mungkin zera aja kali yang nakal atau ga pernah dengerin kata gus feby"

Feby tersenyum manis kearah istrinya, ia terus dengan erat menggenggam jemari tangan zera. Memegang puncak kepala zera kemudian mengecupnya lamat-lamat, membuat zera memejamkan matanya

"Saya maafkan kamu Humaira... Tulus dari hati saya yang paling dalam. Dan bisakah kamu jangan memanggil saya dengan sebutan 'gus'? Saya ini suami kamu sayang bukan guru kamu" Lirih feby yang masih memegangi puncak kepala zera

"H-hampura gus, teras bade disauran naon"

"Kembali ke panggilan awal kamu"

"Panggilan awal zera? Gus kan?"

Feby menggeleng "Sebelum saya menikahi kamu, ada satu panggilan khusus untuk saya dari kamu, dari mulai kanak-kanak hingga saat itu"

Zera mengerutkan keningnya bingung, memikirkan panggilan apa yang sempat dirinya beri kepada pria itu

"Aa?"

Feby mengangguk "that's right darling"

"Beneran mau dipanggil aa?"

"Mas juga gapapa ko"

"Ish! Iyaa deh gimana nanti aja"

"Ko gimana nanti sih? Sekarang sayang, saya ini suami kamu masa mau terus terusan panggil 'gus' sih"

"Okee! Tapi ada satu syarat juga"

"Apa hmm?"

"Ish! Ga usah deket-deket juga liatin nya" Ketus zera sembari menoyor jidat feby menggunakan satu tangan nya. Karna wajah pria itu sangatlah dekat dengan dirinya

Kisah Takdir [END+REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang