4. Rapuh

17 8 0
                                    

Selamat membaca 🤗🤗

➖➖➖➖➖➖

… Ku lelah ku rasa cukup di sini
Kau berubah tak peduli
Dulu indah kini cinta pergi sudah ho

… Ku menyerah tak seperti dulu lagi
Habis air mata ini
Tapi maaf bila ku ingin pisah
Tapi maaf bila ku ingin pisah

➖➖➖


Tiada tanda-tanda hujan akan segera berhenti, mobil mulai memasuki pekarangan rumah tersebut. Nampak seorang gadis masih tertidur pulas di samping pria itu. Tak tega untuk membangunkannya, ia menggendong gadis yang tengah tertidur itu.

Ia menggendongnya, lalu masuk ke rumah Nadifa. Terlihat ada kedua orang tua yang berada di ruang tamu. Arya tersenyum pada kedua orang tua Difa, lalu kembali berjalan ke arah kamar gadis itu.

Setelah membaringkan tubuh yang rapuh itu, Arya mengecup singkat kening gadis itu sebagai ucapan selamat tidur. Ia keluar dari ruangan itu dan menutupi pintu kamar sang gadis.

Nampak orang tua Nadif yang bingung dengan semua ini.
Ayah Nadif yang memberi tanda, untuk Arya duduk di ruang tamu tersebut. Belum ada yang membuka pembicaraan di ruangan tersebut. Hingga kemudian.

"Ada masalah apa Ar?" Andiko, ayah dari Difa membuka obrolan lebih dulu.

" Difa baru saja putus om, lalu saya mengajaknya untuk pulang, dia habis kehujanan" jawaban Arya yang membuat kedua orang tua itu nampak cemas.

Bunda dari sang gadis pergi ke kamar putrinya untuk menggantikan pakaian sang anak. Sebagai ibunya dia harus bisa menguatkan sang anak dari rasa sakitnya patah hati itu.

Di ruang tamu tertinggal Andiko dan Arya, tak lama Arya beranjak dari duduknya dan ingin segera pulang.
Ia berpamitan kepada om diko, ayah dari Nadifa.

" Saya pamit pulang dulu om" pamit sang Arya yang di balas senyum oleh Diko.

"Bawa aja mobil Difa, kamu pasti akan jalan kaki jika pulang, sekalian besuk jumput Difa, kasihan dia" perkataan om diko yang di angguk i oleh Arya.

"Iya om"

Arya keluar dari rumah Difa, dan memasuki mobil berwarna hitam itu. Ia mulai menancap gas lalu keluar dari pekarangan rumah Difa. Rumah Arya tak jauh dari rumah Difa, masih satu komplek. Sampai di rumah, Arya langsung memarkirkan mobil dan masuk kedalam kediaman miliknya.

🌧️🌧️🌧️

Pukul 01.00 gadis itu terbangun dari tidurnya. Ia duduk di tepi kasur dengan mata sembabnya. Ia kembali menangis dan berjalan ke arah jendela kamarnya. Ia menatap langit yang tiada satupun bintang yang menghiasi malam itu.

Tiada niatan hujan untuk berhenti, seperti tau akan hati seorang gadis yang tengah patah hati. Ia menangis layaknya hujan membasahi bumi. Ia kembali teringat pada semua kenangan yang ia lalui bersama sang mantan kekasih.

Dari hujan aku melihat manusia itu unik, ada yang meneduh karena takut jatuh sakit, dan ada juga yang mencari hujan untuk melepaskan rasa sakit.
Perkataan sang gadis sambil mengusap air mata yang terjatuh dari mata indahnya.

Ia kembali melanjutkan tidur malamnya, tapi masih saja ditemani dengan air mata yang tak kunjung berhenti. Ia telah tertidur dengan pulas, tapi entah apa yang di rasakan gadis itu, air matanya tetap saja membasahi pipi sang gadis.

🌧️🌧️🌧️

Matahari telah menampakkan sinarnya. Begitupun dengan kecantikan sang gadis yang menambah pancarannya di pagi ini. Mata yang masih sembab tapi tak menghilangkan senyuman sang gadis. Ia keluar dari kamar dan menuju meja makan.

Second Love ( On Going )Where stories live. Discover now