17. DEWASA ITU SEPI

45 4 1
                                    

Panjang loh partnya👏

Happy Reading all💐💐

***

Aaron sudah tiba didepan rumah Rayline, ia memandangi rumah itu sebentar sebelum akhirnya melangkahkan kakinya memasuki halaman rumah.

Ia heran mengapa pagar Rayline tidak dikunci, dan rumahnya juga dalam keadaan sepi. Sepertinya sebagian besar penghuni rumah itu sedang pergi.

Tok tok

"Assalamu'alaikum"

"Permisi, ada orang?" Bukan lancang atau bagaimana, Aaron mencoba membuka pintu rumah Rayline dan ternyata berhasil dibuka. Aaron pun kaget, bagaimana bisa mereka membiarkan rumah dalam keadaan tidak terkunci?

Ia memasuki rumah Rayline dengan perlahan, dan tak menemukan siapapun. Akhirnya ia menemukan kamar bertuliskan nama Rayline, ia ragu namun ia akan mencobanya.

"Ray? Ini gue Aaron" Tidak ada sahutan dari arah dalam.

"Ray, lo ada di dalem? Bukain pintunya"

"Ga ada pilihan lain gue ga bakal macem macem, gue cuma khawatir sama lo" Monolog Aaron meyakinkan dirinya sendiri dan mencoba untuk membuka kamar Rayline terlebih dahulu tanpa mendobraknya, dan berhasil.

"Ceroboh banget sih lo, semuanya ga dikunci" Ujar Aaron saat mulai berjalan memasuki kamar.

Ia melihat sekeliling kamar Rayline yang berantakan namun tidak ada orangnya, ia juga mendengar suara percikan air dari kamar mandi.

"Ray, lo lagi mandi?" Tanya Aaron dengan sedikit berteriak, namun tak ada balasan. Dengan ragu ia melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi, dan meyakinkan dirinya untuk membuka pintu karena ia sangat yakin ada yang tidak beres.

"RAYLINE!!" Pemandangan yang tak terduga pun langsung menyambut pengelihatan Aaron, dimana Rayline berusaha menenggelamkan dirinya sendiri di bath up yang sudah di isi air dengan penuh.

Aaron pun mengangkat tubuh Rayline yang sudah hampir kehabisan nafas, persetan dengan pakaiannya yang ikut basah.

"Lo udah gila hah?!" Tanpa sadar Aaron membentak Rayline, Aaron sangat takut kehilangan Rayline dan Aaron tidak akan memaafkan dirinya sendiri ketika ia terlambat sedikit saja untuk menolong Rayline tadi.

"IYA AKU EMANG GILA" Seru Rayline sambil memukul dadanya yang terasa sesak.

"Ray, maaf gue ga berniat buat bentak lo tadi" Aaron pun merengkuh raga kecil Rayline yang rapuh kedalam pelukannya.

"Gue cuma khawatir sama lo" Lanjutnya saat mendengar tangis Rayline yang tak reda reda.

"Udah, jangan nangis ya?" Pinta Aaron dengan lembut dan diangguki oleh Rayline.

"Good girl, lo ganti pakaian dulu ntar masuk angin"

Setelahnya Aaron pun keluar dari kamar Rayline, dan memilih untuk menunggu di ruang tengah. Tak lama kemudian Rayline sudah turun dengan tubuh terbalut dress putih bunga yang cocok dengannya.

"Lo belum makan?" Tanya Aaron namun tak mendapat respon dari Rayline.

"Kebetulan gue bawain makanan buat lo tadi, gue suapin ya" Lagi lagi Rayline hanya diam.

Aaron pun dengan telaten menyuapkan makanan itu ke mulut Rayline, dengan Rayline yang masih terdiam dan tak kunjung merespon beberapa pertanyaan dan candaan ringan dari Aaron.

"Kak Aaron kenapa bisa kesini?" Akhirnya Rayline membuka suara membuat Aaron bernafas lega.

"Kan gue udah bilang, gue khawatir"

JAEGAR ALASKAWhere stories live. Discover now